Pemerintah akan mendorong lebih banyak UMKM masuk ke ekosistem digital. UMKM yang mampu bertransformasi digital akan menjadi kekuatan ekonomi baru yang berdampak signifikan bagi Indonesia.
Oleh
KARINA ISNA IRAWAN
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM diyakini tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia pada masa atau pascapandemi Covid-19. Untuk itu, strategi kebijakan diarahkan untuk membantu UMKM masuk ke ekosistem digital yang berkelanjutan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, UMKM harus disiapkan untuk menembus pasar digital, mulai dari aspek kewirausahaan, akses keuangan, hingga platform dagangnya. Transformasi UMKM ke dunia digital akan menjadi sumber ekonomi baru yang berdampak signifikan bagi Indonesia.
”Sinergi antarpemangku kebijakan diperlukan untuk meyakinkan UMKM Indonesia berdaya saing ekspor dan go digital,” kata Perry dalam seminar ”Mewujudkan UMKM sebagai Kekuatan Baru Perekonomian Nasional”, sebagai rangkaian pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) Ke-5, Minggu (30/8/2020).
Pameran KKI kembali digelar BI pada 28-30 Agustus 2020. Kali ini, pameran digelar secara virtual, menampilkan 377 produk UMKM binaan BI. Pameran juga memuat tiga sesi sinergi, yaitu sinergi untuk UMKM ekspor, UMKM digital, dan UMKM sahabat milenial.
Menurut Perry, selain sistem pemasaran, transformasi digital yang juga perlu dilakukan UMKM adalah sistem pembayaran. Saat ini ada sekitar 4,3 juta pedagang atau merchant yang teregistrasi dalam Standar Kode Baca Cepat Indonesia atau QRIS. Digitalisasi sistem pembayaran akan memudahkan UMKM.
Mengutip data Kementerian Koperasi dan UKM, sekitar 99,9 persen unit usaha di Indonesia adalah UMKM, yang terdiri dari 60.702 usaha menengah, 783.132 usaha kecil, dan 63,5 juta usaha mikro. Kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional mencapai 60,34 persen. UMKM juga menyerap sekitar 97 persen dari total tenaga kerja nasional.
Kendati posisinya strategis dan potensial sebagai motor penggerak ekonomi, baru 13 persen atau 8,3 juta pelaku UMKM yang masuk ke ekosistem digital. Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan 10 juta pelaku UMKM masuk ke ekosistem digital pada akhir tahun ini.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, UMKM yang terhubung platform perdagangan secara elektronik atau e-dagang masih sedikit. Padahal, prospek pasar e-dagang sangat besar. Selama pandemi Covid-19, kenaikan penjualan e-dagang sebesar 26 persen dengan 3,1 juta transaksi per hari.
”Pelaku UMKM menghadapi kondisi sulit akibat pandemi sehingga mereka harus mulai bertransformasi ke pasar digital untuk bertahan,” kata Teten.
Teten menambahkan, pemerintah bekerja sama dengan sejumlah platform e-dagang untuk memasarkan produk UMKM. Pelaku UMKM tidak hanya didorong masuk ke ekosistem digital, tetapi juga harus bertahan dan berproduksi secara berkelanjutan. Secara bertahap, daya saing di pasar lokal dan global ditingkatkan.
UMKM secara khusus mendapat alokasi dana pemulihan ekonomi senilai Rp 123,46 triliun. Data per 19 Agustus 2020, dukungan UMKM itu terealisasi Rp 44,63 persen atau 37,2 persen dari pagu. Dukungan diberikan dalam bentuk penempatan dana, subsidi bunga, dan pajak penghasilan (PPh) yang ditanggung pemerintah.
Ekonomi kreatif
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menuturkan, sejauh ini teridentifikasi 17 subsektor ekonomi kreatif yang akan didorong bertransformasi digital. Kontribusi 17 subsektor itu terhadap PDB mencapai Rp 1.100 triliun dengan potensi serapan tenaga kerja 17 juta orang.
”Potensi ekonomi kreatif Indonesia terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan. Hal ini peluang yang harus dimanfaatkan,” kata Wishnutama.
Tiga subsektor ekonomi kreatif dengan kontribusi ekspor terbesar adalah kuliner sebesar 41 persen, mode 17 persen, dan kriya 14,9 persen. Sementara tiga subsektor lain yang teridentifikasi memiliki potensi pasar ekspor cukup besar adalah film, musik, serta aplikasi dan gim.
Wishnutama menambahkan, transformasi digital saja tidak cukup membuat UMKM Indonesia berdaya saing. Pengetahuan digital harus dirangkaikan dengan kreativitas untuk menarik minat konsumen. Salah satu kendala pelaku UMKM di industri kreatif adalah keterbatasan riset dan penelitian.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menambahkan, peta jalan mendorong UMKM masuk ke ekosistem digital sudah disiapkan. Dalam ekosistem digital, UMKM akan diintegrasikan, antara lain dengan lembaga pembiayaan mikro, sistem pembayaran, perusahaan teknologi finansial (P2P), dan lembaga pemeringkat kredit.
”Nantinya, nasabah akan mempunyai satu akses melalui ponsel yang terhubung dengan ekosistem digital tersebut,” kata Wimboh.