Pelaku Usaha Mikro Perlu Tambahan Modal untuk Bertahan
Pelaku usaha mikro masih bertahan di tengah deraan pandemi Covid-19 yang menekan perekonomian. Mereka memerlukan tambahan modal.
Oleh
M Paschalia Judith J
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menyiapkan penyaluran bantuan bagi pelaku usaha mikro yang menghadapi tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Bantuan ini diberikan untuk pelaku usaha mikro yang belum mendapatkan akses pembiayaan dari perbankan.
Sekretaris Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Rully Indrawan mengatakan, bantuan khusus untuk pelaku usaha mikro merupakan bagian dari skema baru program pemulihan ekonomi nasional.
”Bantuan ini ditujukan bagi yang belum memiliki akses ke perbankan. Semoga Agustus 2020 sudah dapat diluncurkan,” katanya saat konferensi pers dalam jaringan, Kamis (30/7/2020).
Kepala Divisi Bisnis Mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Made Antara Jaya, dalam kesempatan yang sama, menyebutkan, BRI telah merestrukturisasi kredit 1,369 juta nasabah mikro. Nilai pinjamannya hingga kini Rp 64 triliun.
Secara keseluruhan, nasabah kredit yang telah mendapat fasilitas restrukturisasi kredit BRI sebanyak 2,88 juta orang dengan nilai pinjaman Rp 176,01 triliun.
Bantuan khusus untuk pelaku usaha mikro merupakan bagian dari skema baru program pemulihan ekonomi nasional.
Made menambahkan, BRI memperoleh penempatan dana pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp 10 triliun per 25 Juni 2020 dan mesti disalurkan dalam tiga bulan. Hingga 29 Juli 2020, dana yang sudah disalurkan sebesar Rp 24 triliun kepada 565.000 nasabah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dari jumlah itu, Rp 18 triliun di antaranya disalurkan untuk nasabah pelaku usaha mikro.
Selain itu, tambah Made, BRI juga meluncurkan produk baru bernama Kumpedes Bangkit dengan maksimal pinjaman Rp 25 juta atau 20 persen dari plafon kredit yang sudah diperoleh sebelumnya.
Produk baru ini disediakan berdasarkan survei BRI, khususnya terhadap nasabah kredit usaha rakyat (KUR) mikro pada April-Mei 2020. Hasil survei menunjukkan, responden membutuhkan tambahan modal. ”Modal responden berkurang karena ada dana yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari,” katanya.
Bagi nasabah KUR, BRI merealisasikan subsidi bunga. Pada Mei 2020, nilai subsidi yang disalurkan Rp 261 miliar, yang meningkat menjadi Rp 297 miliar pada Juni 2020.
Ujang Mulyana, pengusaha pecel, terbantu dengan fasilitas penundaan pembayaran pinjaman dan tambahan modal Rp 25 juta. Akibat pandemi Covid-19, dia tidak dapat berjualan di kantin sekolah, seperti yang biasa ia lakukan. Namun, dia masih dapat menjalankan usaha warung bahan pokok.
Sementara Slamet, perajin tempe, juga mendapat tambahan modal Rp 35 juta. Dia membutuhkan dana untuk membeli kedelai sebagai bahan baku. Saat ini, rata-rata produksinya mencapai 100 kilogram tempe per hari. (JUD)