Pemkab Tegal Berupaya Mencetak Wirausaha Muda Baru di Tengah Pandemi
Di tengah pandemi, Pemerintah Kabupaten Tegal, Jateng berupaya mencetak wirausaha muda baru. Wirausaha muda diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
SLAWI, KOMPAS — Di tengah pandemi Covid-19, Pemerintah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, berupaya mencetak wirausaha muda di daerahnya. Hal itu dilakukan untuk mengurangi jumlah penganggur dan menumbuhkan jenis-jenis usaha baru.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Tegal Bambang Kusnandar Aribawa mengatakan, saat ini angka pengangguran di daerahnya mencapai 114.940 orang atau 8,21 persen dari total penduduk. Angka tersebut yang tertinggi di Jateng.
Setelah mendapatkan modal usaha, mereka akan membuka dan mengembangkan ide bisnisnya. Kami tidak akan melepas para wirausaha ini begitu saja. Mereka akan didampingi oleh dinas-dinas yang terkait dengan sektor usahanya. (Bambang Kusnandar)
Bambang menuturkan, penganggur di Kabupaten Tegal didominasi oleh penduduk berusia produktif. Sebagai salah satu upaya mengurangi jumlah pengangguran pada usai produktif, pemerintah setempat menyeleksi dan melatih 100 pemuda di Kabupaten Tegal. Sebanyak 100 orang tersebut terpilih berdasarkan hasil seleksi pengumpulan proposal ide atau konsep usaha.
Tak hanya dilatih dan dibekali dengan ilmu-ilmu kewirausahaan, nantinya 100 orang itu akan diseleksi lagi menjadi 28 orang. Sebanyak 28 orang itu akan diberi modal usaha Rp 15 juta per orang.
”Setelah mendapatkan modal usaha, mereka akan membuka dan mengembangkan ide bisnisnya. Kami tidak akan melepas para wirausaha ini begitu saja. Mereka akan didampingi dinas-dinas yang terkait dengan sektor usahanya,” kata Bambang di halaman kantor Pemerintah Kabupaten Tegal, Kamis (16/7/2020).
Menurut Bambang, program ini sudah dijalankan sejak tahun lalu. Pencetakan wirausaha baru ini akan terus dilakukan hingga empat tahun ke depan. Targetnya adalah mereka mampu mencetak sedikitnya 500 wirausaha muda terampil.
Keberadaan wirausaha ini juga diharapkan mampu menumbuhkan jenis-jenis usaha baru. Selama pandemi Covid-19 misalnya, sejumlah jenis usaha mengalami penurunan pendapatan. Di sisi lain, ada jenis-jenis usaha yang meningkat tajam pendapatannya. Jenis-jenis usaha yang mampu bertahan di segala kondisi inilah yang didorong untuk terus tumbuh di masa yang akan datang.
”Selama pandemi ini, ada beberapa sektor yang selamat atau menjadi pemenang, misalnya sektor pertanian dan kuliner. Ini yang perlu kita dorong dan beri stimulus agar terus bertahan ke depannya,” imbuh Bambang.
Tidak hanya Pemerintah Kabupaten Tegal, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga memiliki program penumbuhan wirausaha muda baru. Menurut Asisten Deputi Kewirausahaan Kemenpora Imam Gunawan, telah ditetapkan target mencetak 5.000 wirausaha muda baru setiap tahunnya. Menurut Imam, program itu dilakukan guna menguatkan daya saing perekonomian Indonesia.
Selain penumbuhan wirausaha baru, Kemenpora juga memiliki program penyaluran stimulus kepada pengusaha muda yang terdampak pandemi. Stimulus tersebut berupa akses permodalan yang bisa digunakan oleh wirausaha muda untuk membangkitkan kembali usahanya.
”Kami menyediakan fasilitas permodalan bagi 500 pengusaha muda yang terdampak pandemi Covid-19. Besaran modal usaha yang akan diberikan, mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 15 juta per orang,” kata Imam.
Sementara itu di Kota Tegal, pemulihan ekonomi di masa pandemi akan difokuskan pada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pemulihan tersebut diwujudkan dalam bentuk pelatihan digitalisasi pasar.
"Para pelaku UMKM bisa memasarkan produknya secara digital di UMKM Center Kota Tegal. Dengan adanya digitalisasi pasar, jangkauan pemasaran produk UMKM Kota Tegal bisa semakin luas," ujar Wakil Wali Kota Tega Muhamad Jumadi.
Selain melakukan digitalisasi pasar UMKM, Jumadi juga berharap, perbankan membantu memberikan akses permodalan bagi pelaku UMKM Kota Tegal.