Akurasi Data Pengaruhi Target Produksi 1 Juta Barel Per Hari
Pemerintah didesak menghasilkan data akurat potensi dan sumber daya minyak dan gas bumi di Indonesia. Data yang akurat akan memudahkan rencana eksplorasi dan eksploitasi cadangan baru serta menarik minat investor.
Oleh
ARIS PRASETYO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Komisi VII DPR RI mendesak Badan Geologi pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menghasilkan data akurat tentang potensi dan sumber daya minyak dan gas bumi di Indonesia. Data yang akurat akan memudahkan rencana eksplorasi dan eksploitasi cadangan baru serta dapat menaikkan minat investor hulu minyak dan gas bumi. Apalagi, Indonesia memiliki target produksi minyak 1 juta barel per hari pada tahun 2030.
Anggota Komisi VII DPR dari Partai Keadilan Sejahtera, Mulyanto, berpendapat, tanpa ada penemuan cadangan migas baru berskala besar, target 1 juta barel per hari bakal sulit terwujud. Penemuan cadangan migas tersebut sangat bergantung pada tingkat akurasi data wilayah kerja yang disiapkan Badan Geologi Kementerian ESDM.
”Kontribusi Badan Geologi sangat penting untuk mendapatkan data potensi migas, khususnya yang berskala besar. Tanpa itu, saya rasa target 1 juta barel per hari sulit dicapai,” ujar Mulyanto dalam rapat dengar pendapat dengan Badan Geologi Kementerian ESDM, Rabu (8/7/2020), di Jakarta.
Sartono dari Partai Demokrat menambahkan, pencarian sumber daya migas yang baru di perairan laut dalam harus digalakkan. Sebab, lokasi sumber daya migas di perairan laut dalam belum banyak dieksploitasi. Data yang lengkap dan akurat tentang potensi atau sumber daya migas di laut dalam dapat meningkatkan minat investor hulu migas.
Data yang lengkap dan akurat tentang potensi atau sumber daya migas di laut dalam dapat meningkatkan minat investor hulu migas.
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Saleh Abdurrahman, untuk meningkatkan kualitas data survei pencarian sumber daya migas di Indonesia, pihaknya tengah mengkaji untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) hulu migas. Kerja sama berbagi data dengan KKKS juga akan ditempuh sebagai cara untuk mencapai target produksi 1 juta barel per hari pada 2030.
”Sepanjang 2015-2019, ada 38 wilayah kerja migas yang kami rekomendasikan kepada Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM untuk dilelangkan. Dari 38 wilayah kerja tersebut, yang ditindaklanjuti ke tahap lelang sebanyak empat wilayah kerja,” kata Saleh.
Saleh menambahkan, dari 128 cekungan hidrokarbon yang ada di Indonesia, masih ada 68 cekungan yang belum diteliti sama sekali. Adapun 20 cekungan sudah diproduksikan serta menghasilkan minyak dan gas bumi. Selain itu, 13 cekungan saat dibor tak menghasilkan apa pun.
”Ada pula pengeboran di 27 cekungan dengan penemuan cadangan migas. Namun, itu tak dikembangkan lantaran tak memenuhi unsur keekonomian apabila dikomersialkan,” ucap Saleh.
Pemerintah, dalam hal ini Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan PT Pertamina (Persero), menargetkan produksi minyak mentah 1 juta barel per hari. Adapun realisasi per 6 Juli 2020, berdasarkan data Kementerian ESDM, 696.000 barel per hari atau masih jauh di bawah target 1 juta barel per hari.
Rendahnya harga minyak mentah dunia sekaligus pengaruh pandemi Covid-19 yang membuat aktivitas hulu minyak dan gas bumi terganggu.
Pandemi Covid-19 memaksa pemerintah merevisi target produksi siap jual (lifting) minyak di tahun ini. Semula, lifting minyak tahun 2020 ditargetkan 755.000 barel per hari. Akibat pandemi, target direvisi jadi 705.000 barel per hari.
Selain itu, revisi target lifting juga disebabkan oleh rendahnya harga minyak mentah dunia sekaligus pengaruh pandemi Covid-19 yang membuat aktivitas hulu minyak dan gas bumi terganggu. Selain berdampak pada penurunan penerimaan negara, kondisi ini dikhawatirkan bakal memengaruhi proyeksi lifting di masa mendatang.
Data SKK Migas menyebutkan, per Mei 2020 realisasi lifting migas nasional mencapai 1,712 juta barel setara minyak per hari. Rincian tersebut terdiri dari lifting minyak 701.000 barel per hari dan gas bumi 5.685 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Target lifting migas itu 90 persen dari target APBN 2020 yang sebanyak 1,946 juta barel setara minyak per hari.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, pandemi Covid-19 menekan harga minyak mentah dunia dan harga gas alam, sekaligus berdampak signifikan pada investasi hulu migas di Indonesia. Hingga Mei 2020, realisasi investasi hulu migas Indonesia sebanyak 3,93 miliar dollar AS. Adapun target tahun ini adalah 13,8 miliar dollar AS yang kemungkinan hanya tercapai 11,8 miliar dollar AS sampai akhir tahun ini.
”Serapan gas bumi oleh pembeli yang turun juga menyebabkan produksi gas ikut merosot hingga 15 persen. Kendati turun untuk target investasi, kami tetap mengoptimalkan investasi hulu migas dengan menjaga keekonomian wilayah kerja, efisiensi operasi, ataupun memaksimalkan percepatan perizinan,” ujar Dwi dalam keterangan resmi, Kamis (11/6/2020).