Ruang penurunan bunga kredit masih terbuka. Pelaku usaha, termasuk UMKM, bisa memanfaatkannya untuk kembali membangkitkan usaha.
Oleh
Dimas Waraditya Nugraha
·5 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Petugas ”teller” Kantor Cabang Bank Mandiri melayani nasabah di Plaza Mandiri, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (25/6/2020). Pemerintah akan menempatkan dana Rp 30 triliun di empat bank BUMN, salah satunya di Bank Mandiri. Penempatan uang negara itu bertujuan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Selain PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, penerima dana dari pemerintah itu adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
JAKARTA, KOMPAS — Ruang penurunan suku bunga kredit perbankan masih terbuka seiring dengan dukungan kebijakan dari pemerintah serta upaya efisiensi yang dilakukan perbankan. Diharapkan tren penurunan ini mampu menopang pemulihan sektor-sektor ekonomi yang sempat terdampak pandemi Covid-19.
Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Haru Koesmahargyo, Kamis (2/7/2020), menyatakan, peluang penurunan suku bunga terbuka untuk hampir semua segmen kredit, mulai dari segmen mikro sampai dengan korporasi. Secara berkala, BRI melakukan kajian suku bunga dasar kredit.
Khusus pada segmen kredit usaha rakyat (KUR), contohnya, suku bunga KUR pada 2020 sebesar 6 persen, telah turun 100 basis poin (bps) dari tahun sebelumnya sebesar 7 persen. Adapun untuk segmen mikro-kecil lainnya, penurunan suku bunga juga telah dilakukan sebagai bagian dari skema restrukturisasi kredit yang dilakukan BRI.
”Faktor yang membuka peluang penurunan bunga kredit salah satunya adalah dukungan kebijakan pemerintah dan regulator,” ujar Haru.
Peluang penurunan suku bunga terbuka untuk hampir semua segmen kredit, mulai dari segmen mikro sampai dengan korporasi.
Bank Indonesia (BI) sejak tahun lalu aktif memangkas bunga acuannya. Tahun ini, BI sudah tiga kali menurunkan suku bunga acuan dari 5 persen di awal tahun menjadi 4,25 persen sejak 18 Juni 2020. Dengan adanya penurun suku bunga acuan, mekanisme pasar akan lakukan penyesuaian terhadap suku bunga.
Kebijakan lain yang turut membuka ruang penurunan kredit adalah penempatan dana pemerintah sebesar Rp 30 triliun di bank anggota Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara). Penempatan dana ini menggunakan mekanisme deposito dengan suku bunga 80 persen dari suku bunga acuan BI, atau menjadi 3,42 persen, sehingga membuat margin bunga bersih bank semakin besar.
KOMPAS/DIMAS WARADITYA NUGRAHA
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso seusai pertemuan dengan Kemenko Perekonomian, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, serta sejumlah bank BUKU IV dan BUKU III lainnya di Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Sebelumnya, Ketua Himbara sekaligus Direktur Utama BRI Sunarso menyatakan, UMKM menjadi prioritas Himbara dalam ekspansi kredit dari penempatan dana pemerintah. Dana sebesar Rp 30 triliun tersebut akan ditambah tiga kali lipat menjadi Rp 90 triliun untuk kebutuhan pemulihan roda ekonomi nasional.
Dari jumlah itu, penyaluran dana ada yang ke UMKM dan non-UMKM. ”Khusus untuk UMKM, akan kembali ke kebijakan kredit masing-masing bank, tidak serta-merta seluruh bunganya disamakan dengan bunga KUR. Namun, secara umum, tren bunga pinjaman (termasuk KUR) memang memasuki periode penurunan,” tuturnya.
Khusus untuk UMKM, akan kembali ke kebijakan kredit masing-masing bank, tidak serta-merta seluruh bunganya disamakan dengan bunga KUR.
Sunarso yang juga Direktur Utama BRI memastikan kesiapan BRI menyalurkan stimulus tambahan subsidi bunga KUR tahap pertama kepada lebih dari 214.000 debitor BRI. Tambahan subsidi bunga tersebut merupakan implementasi kebijakan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 8 Tahun 2020 dalam rangka menyelamatkan pelaku UMKM yang terdampak Covid-19.
Secara teknis, tambahan subsidi bunga yang dibayarkan pemerintah akan dimasukan ke rekening pinjaman debitor. Dana tersebut tidak dapat diambil secara tunai untuk cadangan beban pembayaran bunga atau meringankan pembayaran bunga bulan berikutnya.
”Debitor yang dinyatakan berhak menerima tambahan subidi bunga akan menerima stimulus sebesar 6 persen dan selama tiga bulan berikutnya sebesar 3 persen efektif per tahun paling lama sampai dengan 31 Desember 2020,” ujarnya.
Kriteria utama penerima tambahan subsidi ini mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 255 Tahun 2020. Regulasi itu menjelaskan, penerima KUR adalah yang mengalami penurunan pendapatan atau omzet karena gangguan usaha produksi sebagai dampak pandemi Covid-19. Selain itu, secara administratif sampai dengan 29 Februari 2020 memiliki catatan kualitas pinjaman yang baik.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Aktivitas pekerja di UMKM yang khusus memproduksi pakaian batik di Kecamatan Larangan, Kota Tangerang, Banten, Rabu (20/11/2019). Pemerintah berencana menurunkan suku bunga kredit usaha rakyat (KUR) tahun depan dari 7 persen ke 6 persen. Penurunan bunga kredit diharapkan dapat membantu pengembangan usaha pelaku UMKM.
Dalam kesempatan berbeda, Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Hery Gunardi menyampaikan, pada awal tahun suku bunga dasar kredit Bank Mandiri pada segmen di luar ritel, mikro, dan konsumtif telah turun sebesar 5-50 bps. Suku bunga dasar kredit kembali turun 50 basis poin sebagai transmisi atas penurunan suku bunga acuan BI.
”Seiring dengan penurunan BI Rate, Bank Mandiri akan terus melakukan review untuk melihat peluang penurunan suku bunga dasar kredit lebih lanjut dengan tetap memperhatikan suku bunga bank pesaing dan tingkat efisiensi bank,” ujar Hery.
Secara internal, kondisi likuiditas Bank Mandiri dalam keadaan kuat, seiring dengan portfolio kredit dan DPK yang terdiversifikasi dengan baik. Hery memandang suku bunga acuan BI masih memiliki peluang turun hingga ke 4 persen sehingga bunga kredit Industri perbankan masih dimungkinkan untuk turun juga.
”Kami optimistis untuk dapat mendukung langkah pemerintah dalam memberikan stimulus ekonomi, termasuk kebijakan dalam menurunan suku bunga,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, penempatan uang negara akan memaksa bank BUMN lebih aktif menyalurkan kredit. Walau begitu, optimisme Himbara untuk melakukan ekspansi kredit juga harus diikuti dengan prinsip kehati-hatian.
”Meski ada lembaga penjaminan, bank tetap harus berhati-hati dalam menyalurkan kredit,” ujarnya.
Seiring dengan kembali normalnya aktivitas ekonomi secara bertahap, Himbara pun optimistis pertumbuhan kredit masih akan positif di sepanjang 2020. BRI optimistis kredit akan tumbuh di angka 4 persen-5 persen. Adapun Bank Mandiri mematok pertumbuhan kredit 1 persen-2 persen. Sementara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menargetkan pertumbuhan kredit hingga 4 persen.
Penyangga ekonomi
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki, Kamis, mengatakan, pelaku UMKM tengah terdampak pandemi Covid-19 dari sisi pasokan dan permintaan. Mereka juga ada yang bermasalah dengan arus kas dan permodalan.
”Ketika usaha-usaha besar menahan investasi, UMKM-lah yang diharapkan bisa menjadi penyangga ekonomi nasional. Untuk itu, akses permodalan dan pelatihan memasuki pasar e-dagang bagi UMKM diperlukan,” ujarnya.
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Aktivitas pedagang di Pasar Gentan, Kabupaten Sleman, DIY, Kamis (2/7/2020). Pasar tersebut masuk dalam program revitalisasi pasar nasional. Pembangunannya telah rampung sejak 2017. Keberadaan pasar tradisional diharapkan mendorong geliat perekonomian masyarakat.
Selain itu, pemerintah berupaya memberikan ruang pertumbuhan bisnis bagi pelaku UMKM di pasar tradisional. Salah satunya dengan melanjutkan program revitalisasi pasar.
Kementerian Perdagangan menargetkan akan merevitalisasi 143 pasar tradisional di 140 kabupaten/kota pada 2020. Program berbiaya total Rp 392,15 miliar ini terus didorong untuk menggeliatkan ekonomi kerakyatan. Harapannya, pasar tradisional tetap menjadi referensi masyarakat dalam berbelanja.
”Pasar tradisional merupakan salah satu motor penggerak ekonomi lokal. Para pedagang pasar juga merupakan para pelaku UMKM. Kondisi tersebut memungkinkan geliat ekonomi di tengah masyarakat,” kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, di Sleman, DI Yogyakarta. (CAS/HRS/NCA/SHR)