UMKM Belum Optimal Jangkau Konsumen lewat Jalur Digital
Usaha mikro, kecil, dan menengah diajak menjangkau pasar lebih luas melalui penjualan secara dalam jaringan. Saat ini, UMKM masih menemui berbagai kendala sehingga belum maksimal menjangkau konsumen secara daring.
Oleh
Agnes Theodora
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Usaha mikro, kecil, dan menengah juga terpukul pandemi Covid-19. Mereka diminta mengembangkan sayap untuk berjualan secara dalam jaringan atau memanfaatkan pasar digital dan laman perdagangan secara elektronik atau e-dagang.
Namun, jalan menuju pemberdayaan pelaku UMKM secara digital masih panjang. Kendala seperti jaringan internet, kapasitas pemasaran, serta menjaga kualitas, dan suplai produk menjadi tantangan yang mesti diselesaikan.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, dari total 64 juta pelaku UMKM, baru 13 persen atau 8,3 juta pelaku usaha di antaranya yang berdagang di pasar digital.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, sebagian besar pelaku UMKM masih memilih cara berjualan lama secara luar jaringan (luring/offline).
Teten meyakini, pelaku UMKM bisa mendapat keuntungan 15-20 persen lebih besar dengan terjun ke pasar digital dibandingkan berjualan secara luring.Apalagi, di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, yang membatasi konsumen keluar rumah serta membatasi toko selain bahan pangan untuk berjualan.
”Terbukti, selama Covid-19 ini, UMKM yang paling tumbuh adalah yang bisa memanfaatkan situasi tren pertumbuhan digital,” kata Teten dalam konferensi pers virtual bersama platform e-dagang Blibli di Jakarta, Rabu (20/5/2020).
Sebagian besar pelaku UMKM masih memilih cara berjualan lama secara luar jaringan.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan, pemasaran dan penjualan produk UMKM lewat pasar digital itu tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga menjangkau mancanegara.
Teten mengatakan, dalam memasuki kondisi normal baru, perilaku konsumen akan ikut berubah. Pandemi ini menunjukkan pergeseran model berbisnis baru yang harus cepat dimanfaatkan pelaku UMKM. Pemerintah mendorong UMKM untuk terjun ke pasar digital.
”Kami terus berupaya mencoba meringankan beban UMKM yang terdampak Covid-19 lewat berbagai program insentif dan bantuan, tetapi kami juga ingin mendorong UMKM dari aspek permintaan,” ujarnya.
Meski demikian, ada beberapa kendala yang umumnya dihadapi UMKM untuk berdagang secara daring. Akibat kendala-kendala klasik ini, ujar Teten, tingkat keberhasilan penjualan produk UMKM di pasar e-dagang cenderung rendah meskipun jenis usahanya terus bertambah.
Contoh paling sederhana, tidak semua pelaku usaha mikro dan kecil memiliki fasilitas telepon pintar, kuota internet yang memadai, serta jaringan internet dengan kecepatan tinggi. Penyediaan infrastruktur untuk mendorong pelaku UMKM terjun ke digital, menurut Teten, akan diprioritaskan jika pemerintah ingin memberdayakan UMKM ke pasar digital.
Salah satu program pemerintah untuk mendukung transformasi UMKM adalah membekali pelaku UMKM potensial dengan fasilitas telepon pintar serta internet. ”Masih banyak daerah yang blank spot, belum terhubung ke internet. Kondisi ini jadi perhatian kami. Kami juga lagi memikirkan, bagaimana UMKM itu bisa punya fasilitas internet dan tentunya telepon pintar,” kata Teten.
Kendala lain, ujarnya, adalah menjaga konsistensi kualitas penjualan. Pelaku usaha harus siap mengantisipasi lonjakan permintaan melalui pasar digital. Selain dari segi kualitas produk, pelaku UMKM juga harus berkonsolidasi menjaga suplai produk untuk tetap memenuhi permintaan pasar.
Titik kumpul
Pemerintah berupaya memberdayakan UMKM masuk ke pasar digital melalui KUMKM Hub yang bekerja sama dengan platform e-dagang Blibli. CEO Blibli Kusumo Martanto mengatakan, UMKM yang bergabung dalam program KUMKM Hub atau serupa titik kumpul bagi UKM akan mendapatkan dukungan dan insentif untuk berjualan.
Dukungan dan insentif itu di antaranya berupa insentif Rp 2 juta per pelaku UMKM yang bisa digunakan untuk biaya promosi awal. Selain biaya promosi, Blibli juga akan memberi pelatihan dalam format webinar bagi UMKM pendatang baru agar terbiasa berjualan di pasar digital. Adapun dukungan berita gudang penyimpanan milik Blibli yang tersebar di daerah-daerah di Indonesia.
Kusumo menyebutkan, program ini terbuka bagi pelaku UMKM meskipun harus melalui proses kurasi lebih dulu. Saat ini, Blibli tidak menetapkan target terkait jumlah UMKM yang akan diberdayakan lewat program ini.
”Kami tidak ada ketentuan khusus, yang penting punya komitmen dan punya produk. Kualitas tetap dijaga, packaging atau kemasan produk dijaga,” kata Kusumo.