Tren kunjungan ke sejumlah platform e-dagang properti selama Januari-Februari 2020 dinilai meningkat. Namun, pandemi Covid-19 membuat sejumlah proyek properti tertunda dan penyerapan pasar melorot.
Oleh
M Paschalia Judith J/BM Lukita Grahadyarini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Minat masyarakat terhadap properti dinilai tidak surut di tengah pandemi Covid-19. Menanggapi antusiasme itu, penyelenggara perdagangan melalui sistem elektronik atau e-dagang di sektor properti bersiasat dengan teknologi, fasilitas bagi mitra, ataupun seminar edukasi.
Menurut CEO 99 Group Indonesia Chong Ming Hwee, perusahaan yang mengelola 99.co dan Rumah123, saat ini merupakan momentum untuk mendalami peluang pemasaran properti secara digital, utamanya dengan mengoptimalkan fitur-fitur yang ada.
”Kami memiliki inovasi yang dapat dimanfaatkan mitra pengembang dan penjual properti, seperti virtual reality (dengan foto 360 derajat) dan produksi video review rumah,” katanya saat dihubungi, Senin (11/5/2020).
Tak surutnya minat masyarakat terhadap properti, menurut dia, tampak dari meningkatnya pencarian properti hingga rata-rata 31 persen pada Maret 2020 jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Pada situs 99.co dan Rumah123.com, pengunjung halaman rata-rata meningkat 13 persen tiap sesinya. Tren ini terus menunjukkan peningkatan hingga saat ini.
Selain inovasi teknologi, Hwee menyatakan, perusahaannya menyediakan fitur yang memfasilitasi mitra pengembang ataupun penjual rumah. Misalnya, fitur yang memfasilitasi mitra menjual properti di Rumah123.com dan properti itu secara otomatis juga muncul di situs 99.co.
Sementara itu, Country Manager Rumah.com Marine Novita menyatakan, perusahaannya memberikan sokongan bagi mitra pengembang dan agen penjual melalui potongan harga di sejumlah fasilitas. Harapannya, sokongan ini dapat membuat para mitra bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Selain itu, Rumah.com menyediakan teknologi video 360 AR bagi para mitra. Teknologi ini dapat diaplikasikan pada proyek properti yang sudah memiliki unit untuk dipamerkan ataupun yang belum.
Meskipun tidak menyebutkan angkanya, Marine mengatakan, tren kepadatan kunjungan atau traffic Rumah.com menunjukkan peningkatan dari Januari-Februari 2020. ”Hal ini menunjukkan minat konsumen terhadap properti tak turun meskipun Covid-19. Ini menjadi kesempatan bagi kami untuk cepat-cepat beradaptasi dengan teknologi terbaru,” katanya saat dihubungi secara terpisah.
Data dari ketiga e-dagang sektor properti di atas menunjukkan pandemi Covid-19 tak memadamkan antusiasme masyarakat terhadap properti. Baik 99 Group Indonesia dan Rumah.com, masing-masing tengah merencanakan pameran properti secara dalam jaringan.
Lesu
Mmeski demikian, situasi di lapangan berbeda. Pandemi Covid-19 dinilai telah menekan industri properti. Sejumlah proyek properti tertunda, penyerapan pasar melorot, sedangkan arus kas perusahaan macet.
Penyerapan rumah dan apartemen kelas menengah ke bawah yang menyangga pasar properti Tanah Air terganjal daya beli konsumen yang melemah. Masyarakat menengah bawah perlu rumah tinggal, tetapi menahan transaksi di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Investor segmen menengah ke atas juga menunda pembelian karena menunggu krisis kesehatan akibat Covid-19 membaik.
Pelemahan sektor properti bisa memperlemah kinerja industri lain. Berdasarkan data Real Estat Indonesia (REI), sektor real estat meliputi 13 bidang usaha dan terkait 174 industri penunjang. Sektor ini menaungi sekitar 20 juta tenaga kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Konsultan properti Colliers International Indonesia merilis, hampir semua usaha properti komersial, yakni perkantoran, hotel, dan mal, merosot akibat pandemi Covid-19. Dari sisi suplai, beberapa proyek baru ditunda dan penyelesaian proyek yang sedang dibangun terlambat.
Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto, di Jakarta, Sabtu (9/5/2020), menyampaikan, properti residensial juga menghadapi ketidakpastian. Tahun ini, penyelesaian proyek diprediksi terlambat dan peluncuran proyek apartemen baru sangat terbatas. Di DKI Jakarta, hanya dua proyek apartemen segmen menengah ke bawah diluncurkan pada triwulan I-2020, dengan total 782 unit.
Per triwulan I-2020 ada 211.944 unit apartemen di DKI Jakarta, dengan tingkat serapan apartemen 87,6 persen. Penyerapan apartemen berpotensi mencapai 1-2 persen pada akhir tahun.