logo Kompas.id
EkonomiHarga Acuan Gula Makin Tak...
Iklan

Harga Acuan Gula Makin Tak Relevan

Harga acuan gula dinilai semakin jauh dari nilai keekonomian. Petani dan produsen gula berbasis tebu berharap acuan disesuaikan sebagai bentuk insentif.

Oleh
M Paschalia Judith J
· 3 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/5JCl5kEslU7th-IIYR1YsaGXEmQ=/1024x683/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F02%2Ffcbe94f5-5fe7-4571-8914-1206864633d3_jpg.jpg
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Pekerja menurunkan gula mentah asal Filipina ke dalam truk saat dibongkar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (18/2/2020). Kebutuhan gula konsumsi dalam negeri pada tahun ini diperkirakan 3,163 juta ton. Dengan keberadaan stok awal tahun 2020 sebesar 1,08 juta ton dan perkiraan produksi 2-2,1 juta ton, defisit pengadaan gula konsumsi diproyeksikan 29.000 ton tahun ini.

JAKARTA, KOMPAS — Harga acuan pembelian di tingkat petani ataupun penjualan di tingkat konsumen semakin jauh dari nilai keekonomian gula berbasis tebu. Penyesuaian harga dianggap penting sebagai insentif untuk mendorong produksi gula di dalam negeri.

Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Budi Hidayat, Rabu (29/4/2020), harga acuan perlu ditinjau ulang karena nilai keekonomian berdasarkan ongkos produksi gula konsumsi sudah di atas Rp 12.500 per kilogram. Hal ini tecermin dari harga lelang gula PT Perkebunan Nusantara II (Persero) atau PTPN II yang sempat menyentuh Rp 12.900 per kg.

Editor:
Mukhamad Kurniawan
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000