Kartu Prakerja diluncurkan. Program yang memberi pelatihan bagi pencari kerja ini difokuskan untuk lulusan SMA dan SMK berusia di atas 18 tahun yang masih menganggur.
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di tengah merebaknya kasus Covid-19, pemerintah meluncurkan program Kartu Prakerja bersama 11 mitra penyelenggara perdagangan dan pengembangan diri secara dalam jaringan atau daring. Namun, sasaran prioritas bukan tenaga kerja yang tedampak kondisi perekonomian yang lesu akibat Covid-19, melainkan lulusan sekolah menengah atas dan kejuruan atau SMA/SMK yang belum mendapat pekerjaan.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menandatangani nota kesepahaman dengan 11 mitra di Jakarta, Jumat (20/3/2020). Mitra-mitra tersebut adalah Tokopedia, Mau Belajar Apa, Bukalapak, Ruangguru, Haruka EDU, Sisnaker, Sekolah.mu, Telkom Indonesia, Link Aja, OVO, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan, program Kartu Prakerja dapat dimanfaatkan buruh atau karyawan yang kehilangan pekerjaan akibat dampak Covid-19 pada perekonomian nasional.
”Namun, program ini kami prioritaskan untuk lulusan SMA/SMK berusia di atas 18 tahun yang belum mendapat pekerjaan,” katanya saat konferensi pers secara daring, Jumat.
Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, sebanyak 3,7 juta orang dari 7 juta penduduk Indonesia yang menganggur saat ini berusia 18-24 tahun. Dari jumlah itu, sebanyak 78 persen di antaranya berpendidikan SMA ke atas.
Airlangga menyoroti, sebanyak 90 persen dari penganggur muda itu tidak pernah mengikuti pelatihan bersertifikasi. ”Harapannya, dengan program Kartu Prakerja ini, tenaga kerja muda Indonesia menjadi berkompeten dan berdaya saing,” katanya.
Secara rinci, Airlangga menyebutkan, pemerintah menganggarkan Rp 10 triliun untuk 2 juta peserta program Kartu Prakerja. Agar tidak terjadi penumpukan, setiap pekan ada alokasi pendaftaran dengan kuota tertentu.
Dengan program Kartu Prakerja ini, tenaga kerja muda Indonesia menjadi berkompeten dan berdaya saing.
Kualitas
Selain untuk calon tenaga kerja muda lulusan SMA/SMK, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengharapkan, program Kartu Prakerja dapat digunakan pekerja yang baru mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pekerja yang akan alih profesi. ”Saya tegaskan, program ini bukan menggaji pengangguran, tetapi bantuan biaya pelatihan,” katanya.
Menurut Moeldoko, program Kartu Prakerja ini berperan dalam mendorong kualitas ketenagakerjaan nasional dan kewirausahaan. Operasional program ini didesain dengan mengoptimalkan platform digital yang tersedia dan lembaga pendidikan swasta yang sudah ada.
Program Kartu Prakerja dapat diakses secara daring melalui laman http://www.prakerja.go.id dan akun Instagram http://instagram.com/prakerja.go.id. Selama dua pekan mendatang, pemerintah dan tim Kartu Prakerja akan mengadakan sosialisasi.
Melalui laman dan akun Instagram, masyarakat calon tenaga kerja se-Indonesia dapat mengakses program Kartu Prakerja. Secara fisik atau luar jaringan, pemerintah mengadakan program ini di Kepulauan Riau, Bali, Sulawesi Utara, dan Surabaya, Jawa Timur.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Deni Puspa Purbasari berpendapat, keberhasilan program Kartu Prakerja bergantung pada edukasi yang didapatkan masyarakat penerima manfaat. ”Proses edukasi (program Kartu Prakerja) akan menghasilkan well informed decision maker,” katanya.
Denni menambahkan, desain laman program ini dibuat semenarik mungkin untuk menggaet tenaga kerja muda yang menjadi sasaran prioritas. Sembari sosialisasi dalam dua pekan mendatang, tim akan mengembangkan laman dan akun Instagram agar dapat relevan dengan kebutuhan tenaga kerja.