Sebagian besar komoditas kepiting hidup diekspor ke China. Namun, saat ini ekspor kepiting hidup merosot drastis. Di Kalimantan terjadi penumpukan kepiting.
Oleh
BM Lukita Grahadyarini
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kondisi perekonomian global yang tidak menentu membuat ekspor beberapa komoditas perikanan terimbas. Ekspor kepiting hidup saat ini tersendat akibat penyebaran virus korona baru atau wabah Covid-19.
Padahal, pemerintah telah menempatkan komoditas kepiting sebagai salah satu andalan perluasan pasar ekspor. Selain kepiting, komoditas prioritas yang didorong ekspor adalah udang, tuna-cakalang, cumi-sotong-gurita, dan rumput laut.
Pendiri PT Sarana Hatchery Abadi Peter Nugraha mengemukakan, sebagian besar komoditas kepiting hidup diekspor ke China. Namun, saat ini ekspor kepiting hidup merosot drastis. Di Kalimantan terjadi penumpukan kepiting.
”Dulu, kan, kepiting banyak diekspor ke China. Sekarang, ya, ambruk. Tidak mudah mengalihkan pasar. Pengalihan pasar tersebut memerlukan waktu,” katanya saat dihubungi di Jakarta, Senin (9/3/2020).
Dulu, kan, kepiting banyak diekspor ke China. Sekarang, ya, ambruk. Tidak mudah mengalihkan pasar. Pengalihan pasar tersebut memerlukan waktu.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), nilai ekspor rajungan-kepiting pada tahun 2019 sebesar 393,43 juta dollar AS. Besaran nilai ekspor tersebut sekitar 8 persen dari total ekspor perikanan.
Ketua Himpunan Pembudidaya Ikan Laut Indonesia (Hipilindo) Effendy Wong mengemukakan, saat ini sulit memasarkan kepiting hidup karena dampak wabah Covid-19. Sebenarnya, pasar masih terbuka untuk kepiting soka beku, tetapi regulasi melarang penangkapan kepiting soka dengan ukuran di bawah 150 gram.
Selama lima tahun terakhir, hampir 100 persen kepiting yang diekspor merupakan tangkapan alam karena regulasi melarang penangkapan benih kepiting untuk budidaya pembesaran. Kini, hampir seluruh ekspor kepiting terhenti karena sebagian besar kepiting hidup diekspor ke China.
”Pasar kepiting hidup masih mengandalkan Asia, terutama China, sedangkan pasar kepiting soka mencakup seluruh dunia, terutama Amerika Serikat. Namun, permintaan kepiting soka itu umumnya ukuran di bawah 150 gram,” ujarnya.
Sementara Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing KKP Nilanto Perbowo menyatakan, potensi perluasan pasar ekspor terus didorong, antara lain Timur Tengah, Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan.
”Keragaman komoditas prioritas ekspor sejalan dengan pelabelan produk perikanan Indonesia di pasar ekspor, yakni beragam jenisnya, aman dikonsumsi, dan berkelanjutan,” ujarnya.