Harga Gas untuk Pembangkit Listrik 6 Dollar AS Per MMBTU
Biaya operasi untuk pembangkit listrik yang menggunakan BBM per tahun mencapai Rp 15 triliun. Dengan menggunakan gas, biaya operasi PLN turun menjadi Rp 11 triliun.
Oleh
ARIS PRASETYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah berencana menetapkan harga gas untuk pembangkit listrik sebesar 6 dollar AS per juta metrik british thermal unit atau MMBTU. Pemakaian gas bumi untuk pembangkit listrik menghemat biaya operasional dibandingkan dengan memakai bahan bakar solar.
Sejauh ini, harga gas untuk pembangkit listrik belum diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi. Dalam Perpres No 40/2016 disebutkan ada tujuh sektor industri yang dapat menikmati harga gas 6 dollar AS per MMBTU, yaitu industri pupuk, baja, petrokimia, oleokimia, keramik, kaca, dan sarung tangan karet. Industri pupuk, petrokimia, dan baja adalah sektor yang sudah menikmati harga sesuai perpres.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, pemerintah berencana mengkaji sektor pembangkit listrik masuk dalam sektor industri yang mendapat keringanan harga gas bumi.
”Kami sedang mengkaji untuk memasukkan sektor ketenagalistrikan dikaitkan dengan harga gas 6 dollar AS per MMBTU. Akan ada revisi perpres tersebut dalam waktu beberapa minggu ke depan,” ujar Arifin, akhir pekan lalu, di Jakarta.
Kami sedang mengkaji untuk memasukkan sektor ketenagalistrikan dikaitkan dengan harga gas 6 dollar AS per MMBTU. Akan ada revisi perpres tersebut dalam waktu beberapa minggu ke depan.
Pada akhir Februari lalu, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menandatangani pokok-pokok perjanjian (head of agreement) dengan PT Pertamina (Persero) di Jakarta. PLN bersepakat mengganti pembangkit listrik mereka yang berbahan bakar solar dengan gas. Pertamina bersedia memasok kebutuhan gas dan membangun infrastruktur gasifikasi untuk kebutuhan pembangkit listrik PLN.
Tercatat ada 52 pembangkit listrik yang akan menggunakan LNG sebagai sumber energi. Total kapasitas pembangkit tersebut mencapai 1.697 megawatt dengan kebutuhan gas diperkirakan sebanyak 166,98 miliar british thermal unit per hari (BBTUD). Pembangunan infrastruktur untuk kepentingan pembangkit diharapkan selesai dalam dua tahun ke depan.
Saat ini, konsumsi solar untuk pembangkit listrik PLN mencapai 3,1 juta kiloliter. Perjanjian penggunaan gas ini akan mengurangi konsumsi solar PLN sebanyak 2,1 juta kiloliter. Masih ada 1 juta kiloliter konsumsi solar untuk pembangkit listrik PLN yang tersebar di wilayah terpencil dan terluar di Indonesia.
”Biaya operasi untuk pembangkit listrik yang menggunakan BBM per tahun mencapai Rp 15 triliun. Dengan menggunakan gas, biaya operasi PLN turun menjadi Rp 11 triliun. Ini penghematan yang luar biasa,” ujar Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini.
Biaya operasi untuk pembangkit listrik yang menggunakan BBM per tahun mencapai Rp 15 triliun. Dengan menggunakan gas, biaya operasi PLN turun menjadi Rp 11 triliun.
Data 2019 menyebutkan, dari total kapasitas terpasang listrik PLN sebesar 61.327 megawatt, penggunaan bahan bakar minyak sebesar 4 persen sebagai sumber energi primer pembangkit. Porsi terbesar adalah batubara yang sangat dominan sebesar 62,07 persen. Adapun gas berperan sebesar 19,46 persen dan sisanya energi terbarukan sebesar 12,24 persen.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Institute for Essential Service Reform Fabby Tumiwa menilai usaha PLN mengganti pembangkit listrik berbahan bakar solar dengan gas akan lebih efisien. Biaya pembangkitan listrik dengan gas bisa lebih murah rata-rata 50 persen dibandingkan dengan solar. Namun, faktor harga gas tetap akan berpengaruh signifikan.
”Memang lebih murah gas ketimbang solar. Hanya saja, saya kira PLN perlu melihat opsi lain dengan pemanfaatan potensi lokal di wilayah setempat. Misalnya, pembangkit dengan kapasitas kurang dari 5 megawatt sebaiknya cukup menggunakan biomassa, tanpa harus dengan LNG,” kata Fabby.
Saya kira PLN perlu melihat opsi lain dengan pemanfaatan potensi lokal di wilayah setempat. Misalnya, pembangkit dengan kapasitas kurang dari 5 megawatt sebaiknya cukup menggunakan biomassa, tanpa harus dengan LNG.
Pemerintah juga tengah memperluas jaringan pipa gas yang ada di Jawa. Proyek transmisi pipa gas yang menghubungkan Cirebon di Jawa Barat dengan Semarang di Jawa Tengah sepanjang 255 kilometer dimenangi PT Rekayasa Industri. Proyek yang dimulai awal Februari lalu tersebut diperkirakan rampung pada Februari 2022.
Data Kementerian ESDM menunjukkan, harga tertinggi gas bumi untuk sektor industri di Jawa bagian barat mencapai 8,24 dollar AS per MMBTU. Di Jawa bagian timur, harganya mencapai 8,2 dollar AS per MMBTU. Pembangunan jaringan transmisi pipa gas tersebut diharapkan dapat menekan harga gas menjadi lebih murah.