Hadapi Tantangan Dunia Modern, Kuatkan Karakter Religius dan Kebangsaan
Peningkatan kualitas akademik tidak boleh mengabaikan penguatan iman dan takwa serta nilai-nilai Pancasila. Penguatan karakter religius dan kebangsaan tersebut dibutuhkan dalam menghadapi tantangan di dunia modern.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tantangan di dunia modern membutuhkan penguatan karakter religius dan kebangsaan. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipadukan dengan keimanan dan ketakwaan serta nilai-nilai Pancasila dinilai dapat mewujudkan generasi Muslim Indonesia yang kompetitif di tataran global.
Hal ini ditekankan Wakil Presiden Ma’ruf Amin kepada civitas akademika Universitas Islam Malang (Unisma) yang telah memancangkan visi menjadi universitas kelas dunia. ”Visi ini menuntut mutu pendidikan, kuantitas dan kualitas penelitian, status atau ranking, dan dampak yang dapat diberikan universitas tidak hanya kepada negeri, tetapi juga kepada dunia,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat memberikan sambutan secara virtual pada Dies Natalis ke-41 Unisma, di Jakarta, Minggu (27/3/2022).
Unisma berpengalaman puluhan tahun sebagai lokomotif pendidikan Nahdlatul Ulama dan telah melahirkan banyak cendekiawan Muslim Indonesia. ”(Oleh) Karena itu, saya optimistis, Unisma dapat terus maju, menaiki anak tangga kualitas institusi pendidikan tinggi hingga menggapai status kelas dunia. Saya berharap seluruh sivitas akademika Unisma memberikan dukungan penuh atas setiap langkah Unisma untuk mencapai visi tersebut,” kata Wapres Amin.
Pada kesempatan tersebut, Wapres Amin mengatakan bahwa kemampuan beradaptasi telah menjadi keharusan di era transformasi digital saat ini. Pendidikan tinggi harus mampu menangkap peluang-peluang yang tercipta dari revolusi teknologi dan menjadikannya kendaraan menuju kemajuan institusi. ”Saya juga mendorong Unisma untuk memperluas kerja sama dan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik nasional maupun internasional,” ujarnya.
Wapres Amin juga menuturkan arti penting peningkatan kualitas akademik tanpa mengabaikan penguatan iman dan takwa, sesuai akidah ahlusunah wal jamaah an-nahdliyyah atau berpedoman pada sunah Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam pedoman NU, serta nilai-nilai Pancasila dalam menghadapi persaingan global.
”Tantangan di dunia modern justru membutuhkan penguatan karakter religius dan kebangsaan. Dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dipadukan dengan keimanan dan ketakwaan serta nilai-nilai Pancasila, kita bisa mewujudkan generasi Muslim Indonesia yang berdaya saing global,” kata Wapres Amin.
Tantangan di dunia modern justru membutuhkan penguatan karakter religius dan kebangsaan. Dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, dipadukan dengan keimanan dan ketakwaan serta nilai-nilai Pancasila, kita bisa mewujudkan generasi Muslim Indonesia yang berdaya saing global.
Sebelumnya, Rektor Unisma Maskuri menuturkan bahwa melalui berbagai ikhtiar dan kerja sama, perubahan dan lompatan hasil kerja Unisma telah dilakukan untuk mengembangkan budaya dan peradaban. ”Unisma, dari NU untuk Indonesia dan peradaban dunia, saat ini sedang menuju world class university. Kita memiliki miles stone (tonggak pencapaian). Saat ini, Unisma pada tingkat research university. (Tahun) 2023 Unisma akan masuk ke entrepreneur university. Dan, di (tahun) 2027, kita akan menabuh genderang Unisma sebagai world class university,” katanya.
Terkait budaya dan peradaban, Maskuri mengatakan, Unisma siap memerankan diri dalam perbaikan ideologi dan tata nilai menuju dunia yang lebih adil serta sejahtera. Penguatan paham ahlusunah wal jamaah yang mengedepankan kebersamaan, budaya saling menghormati kebinekaan, ras, agama, dan budaya dalam ruang lingkup Islam multikultural merupakan manifestasi dari Unisma untuk peradaban dunia.
Menurut Maskuri, Unisma memiliki percepatan capaian melalui lompatan yang terukur dan terkendali. Unisma telah membuka diri dengan baik. Unisma pun selalu menggelar beberapa kerja sama penelitian dan pengembangan akademik dosen serta kegiatan akademik nasional dan internasional. Dosen-dosen juga diantarkan untuk kuliah, baik di dalam maupun di luar negeri.
”Kampus yang unggul pasti juga advance dalam sistem administrasi akademik maupun kemahasiswaannya. Bagus dalam pengembangan non-akademiknya dan unggul hasil-hasil inovasinya. Dalam kaitan itu, aplikasi teknologi informasi dalam kampus sebagai bagian dari administrasi terintegrasi keseharian adalah syarat yang tak bisa ditawar dan terus diperbaiki serta ter-update,” tutur Maskuri.
Cita-cita menjadi universitas kelas dunia, Maskuri melanjutkan, adalah tekad kuat Unisma untuk mampu menyejajarkan diri dengan perguruan tinggi berkualifikasi internasional. Hal ini dilihat dari sisi kualitas pendidikan, kualitas program studi, kinerja penelitian, sitasi, mahasiswa asing, kerja sama, pekerjaan alumni, dan tata kelola universitas. ”Cita-cita itu bukan semata-mata angan-angan, melainkan cita-cita besar yang perlu diwujudkan secara bersama-sama oleh kita semuanya, termasuk oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,” katanya.
Cita-cita (menjadi universitas kelas dunia) itu bukan semata-mata angan-angan, melainkan cita-cita besar yang perlu diwujudkan secara bersama-sama oleh kita semuanya, termasuk oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Turut hadir dalam acara ini, antara lain, Wakil Ketua Umum PBNU Nusron Wahid serta Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kota dan Kabupaten Malang. Adapun Wapres Amin didampingi oleh Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika dan Staf Khusus Wapres Masduki Baidlowi, Masykuri Abdillah, serta Lukmanul Hakim.