Wapres Amin Minta Generasi Muda Islam Indonesia yang Moderat, Toleran, dan Berdaya Saing Jadi Teladan
Pemuda-pemudi Islam Indonesia yang moderat, toleran, berdaya saing global, dan maju harus menjadi teladan bagi generasi Muslim dunia. Mereka mesti menjadi pemain dan bukan sebatas penonton di kompetisi global.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, MAWAR KUSUMA WULAN KUNCORO MANIK
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia adalah bangsa yang majemuk di mana pluralitas diterima sebagai sebuah realitas dan kekayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mesti disyukuri. Sejak dahulu toleransi menjadi kunci sehingga harus terus diimplementasikan dalam kehidupan. Oleh karena itu, generasi muda jangan sampai meninggalkan nilai-nilai kebangsaan yang menjadi jati diri bangsa.
“Pemuda-pemudi Islam Indonesia harus menjadi role model bagi generasi Muslim dunia, yaitu generasi muda Muslim yang moderat, toleran, berdaya saing global, dan maju,” kata Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin saat menghadiri secara daring Wisuda VIII Institut Agama Islam Bani Fattah (IAIBAFA) Jombang Tahun Akademik 2021/2022 dari kediaman resmi Wapres di Jakarta, Sabtu (12/2/2022).
Pemuda-pemudi Islam Indonesia harus menjadi role model bagi generasi Muslim dunia, yaitu generasi muda Muslim yang moderat, toleran, berdaya saing global, dan maju.
Menurut Wapres Amin, pemuda dan pemudi Islam Indonesia mesti mengambil bagian dalam kompetisi global sebagai pelaku dan bukan hanya penonton. Generasi muda Indonesia harus menjadi yang terbaik di bidang yang diminati serta mengabdi kepada orangtua, masyarakat, bangsa, dan negara melalui bidang tersebut.
”Saudara adalah generasi penerus estafet perjuangan pemimpin hari ini. Di tangan Saudara masa depan bangsa kita ditentukan. Saat ini kehidupan kita di dunia nyata semakin terintegrasi dengan kehidupan di dunia digital. Dalam beberapa hal, aktivitas kita di dunia digital justru lebih berdampak dan memicu perubahan,” kata Wapres Amin.
Di satu sisi, hal ini menghadirkan tantangan-tantangan baru dan kegelisahan. Namun, di sisi lain, terbuka peluang besar untuk meraih pencapaian-pencapaian yang mungkin tidak dapat dilakukan secara tradisional. ”Oleh karena itu, di masa sekarang, unggul dalam kualifikasi akademis saja tidak cukup,” ujarnya.
Bangsa Indonesia membutuhkan generasi yang cakap, kreatif, dan inovatif serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. ”Bukan sekadar teori, tetapi juga praktiknya di lapangan. Kemampuan teoretis yang mendorong terbangunnya pola pikir sistematis dan terstruktur mesti didukung dengan kemampuan praktis yang akan mendorong tercapainya hasil konkret,” kata Wapres Amin.
Pada kesempatan tersebut, Wapres Amin menuturkan, unifikasi dunia semakin tidak terhindarkan dan mengaburkan batas-batas negara. Permasalahan yang terjadi dalam teritori suatu negara dapat berdampak terhadap negara lain dalam waktu singkat. ”Terkadang kita bahkan perlu mempelajari perkembangan global untuk merumuskan kebijakan di dalam negeri. Isu domestik dan isu global adalah tandem yang harus kalian kuasai,” katanya.
Terkadang kita bahkan perlu mempelajari perkembangan global untuk merumuskan kebijakan di dalam negeri. Isu domestik dan isu global adalah tandem yang harus kalian kuasai.
Sebagai calon pemimpin masa depan, Wapres Amin menuturkan, generasi muda membutuhkan tempaan dan pembelajaran yang tidak kenal lelah. Generasi muda diminta jangan berhenti dalam menuntut ilmu yang sejatinya merupakan pekerjaan seumur hidup yang tidak terhenti di bangku sekolah dan kuliah.
Ekonomi syariah
Menurut Wapres Amin, semua hal tersebut harus dilengkapi dengan akhlak mulia. Salah satu kemajuan yang ingin diwujudkan di Indonesia adalah bidang ekonomi dan keuangan syariah sebagai bagian perekonomian nasional. Hal ini demi mewujudkan kesejahteraan yang berorientasi pada keadilan dan inklusi.
”Untuk itu, kita membutuhkan banyak ahli di bidang tersebut. Kita masih banyak menemukan masyarakat yang kurang memiliki perhatian terhadap masalah ekonomi,” katanya.
Wapres Amin mengatakan, upaya-upaya pengembangan di bidang ekonomi diperlukan untuk memakmurkan bumi. Kunci untuk mengembangkan ekonomi atau kunci kemakmuran adalah ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan paparannya terkait urgensi penerapan jaminan produk halal dalam menangkap peluang-peluang besar bangsa Indonesia. Peluang luar biasa ini harus dapat ditangkap oleh IAIBAFA, terutama dengan adanya program studi ekonomi syariah.
”Urgensi jaminan produk halal nanti saya mohon bisa dijadikan program prioritas di IAIBAFA, (yakni) bagaimana menyiapkan halal center,” ucap Khofifah.
Sebelumnya, Ketua Yayasan Bani Abdul Fattah, Mohammad Idris, menggarisbawahi tantangan pendidikan pesantren di tengah pandemi Covid-19 yang mau tidak mau mengedepankan teknologi informasi. ”IT (teknologi informasi) Sekarang sudah tidak bisa dibendung lagi. Memang sekarang kita harus berpikir bagaimana menerapkan dan mencari terobosan pendidikan pesantren di zaman IT seperti ini,” ujar Idris.