Ekosistem Global Halal Hub Dukung Peningkatan Ekspor UMKM
Kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional masih sekitar 16 persen. Kehadiran ekosistem Global Halal Hub diharapkan dapat membawa semakin banyak produk halal UMKM Indonesia masuk ke pasar global.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Kehadiran ekosistem Global Halal Hub diharapkan menjadi awalan yang baik untuk menyinergikan berbagai pihak dan membawa semakin banyak produk halal usaha mikro, kecil, dan menengah Indonesia masuk ke pasar global. Strategi pengembangan ekosistem ini harus mencakup seluruh aspek penting, seperti kualitas produk, kuantitas produk, kontinuitas produk, dan pemasaran digital.
Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) merupakan pilar terpenting perekonomian Indonesia yang berkontribusi terhadap produk domestik bruto (PDB) sekitar 60 persen atau senilai Rp 9.580 triliun. UMKM mampu menyerap 96,9 persen tenaga kerja serta menghimpun 60,4 persen dari total investasi. Namun, kontribusi UMKM dalam ekspor nonmigas masih sekitar 16 persen atau cukup jauh dibandingkan dengan sumbangan dari usaha besar yang mencapai 84 persen.
”Saya mengajak kita untuk memperkuat kolaborasi sinergi agar kontribusi ekspor UMKM yang saat ini masih sekitar 16 persen bisa meningkat signifikan pada 2024. Mari kita juga terus membangun brand halal Indonesia yang diakui dunia,” kata Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat mencanangkan ekosistem Global Halal Hub sebagai Gerakan Nasional Sinergitas Menuju Indonesia Pusat Produsen Produk Halal Dunia 2024 di Great Western Resort, Tangerang, Provinsi Banten, Kamis (27/1/2022).
Salah satu upaya yang perlu terus didorong adalah meningkatkan jumlah pelaku usaha mikro dan kecil menjadi pelaku usaha menengah dan besar. Sebagai perbandingan, dari 64 juta pelaku usaha di Indonesia, sekitar 98,6 persen adalah pelaku usaha mikro dan 1,2 persen usaha kecil.
”Data ini perlu kita cermati dengan optimisme dan semangat yang tinggi, terutama untuk terus bersinergi dan berpartisipasi nyata guna mendukung semakin banyaknya UMKM naik kelas dan masuk ke pasar global. Jangan UMKM kita itu terkena penyakit stunting, tidak besar-besar, kerdil terus,” kata Wapres.
Di sektor industri produk halal, pemerintah melalui Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah terus mendorong peningkatan kinerja ekspor produk halal. Langkah yang ditempuh melalui, antara lain, pengembangan infrastruktur dan kluster industri halal, percepatan standardisasi halal secara komprehensif, serta peningkatan kontribusi industri halal terhadap neraca perdagangan nasional di sektor-sektor unggulan.
Data ini perlu kita cermati dengan optimisme dan semangat yang tinggi, terutama untuk terus bersinergi dan berpartisipasi nyata guna mendukung semakin banyaknya UMKM naik kelas dan masuk ke pasar global. Jangan UMKM kita itu terkena penyakit stunting, tidak besar-besar, kerdil terus.
Kementerian Perindustrian terus mengembangkan kawasan-kawasan industri halal. Demikian pula Kementerian Perdagangan terus membuka daerah-daerah, wilayah-wilayah, negara-negara baru tujuan ekspor, selain negara tradisional tujuan ekspor.
Potensi ekonomi digital
Selain itu, pemerintah juga terus mendorong seluruh pihak memanfaatkan secara optimal potensi ekonomi digital Indonesia yang sangat besar dan masih akan tumbuh di masa depan. Ekonomi digital Indonesia diprediksi akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara pada 2025 dengan nilai mencapai Rp 1.700 triliun. ”Kami tidak ingin masyarakat Indonesia sekadar menjadi konsumen, tapi harus mampu menjadi produsen yang turut menikmati buah dari perkembangan ekonomi digital,” ujar Wapres Amin.
Wapres Amin menuturkan, saat ini perkembangan konektivitas digital juga semakin membukakan peluang bagi pelaku UMKM untuk mempromosikan produk-produknya pada etalase digital, seperti lokapasar (marketplace) ataupun media sosial. Peluang-peluang ini mesti dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja ekspor produk UMKM, seperti melalui digitalisasi pengelolaan dan pemasaran produk halal hingga mampu menembus persaingan pasar global.
Sebagai informasi, Global Halal Hub yang dicanangkan Wapres Amin ini merupakan gerakan nasional mewujudkan Indonesia pusat produsen produk halal dunia pada 2024 yang diinisiasi Asosiasi Platform Digital Ekspor (PDEkspor). Terhitung, 25 perusahaan ekspor UMKM berbasis digital yang tergabung dalam PDEkspor menjadi bagian utama dalam pengembangan ekosistem Global Halal Hub tersebut. Dalam upaya itu, PDEkspor menggandeng Kamar Dagang Indonesia (Kadin), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), komunitas, pesantren, perguruan tinggi, serta para pelaku UMKM.
Ekosistem pengembangan produk halal berbasis platform digital ini diharapkan menjadi motor sinergi dan kolaborasi pemangku kepentingan untuk mengakselerasi pengembangan UMKM dan produk halal Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan menguasai pasar global. Pada kesempatan sama, Wapres Amin juga melepas secara simbolis ekspor UMKM dan produk halal senilai 9 juta dollar AS yang dikirimkan ke 23 negara tujuan.
Ketua Umum PDEkspor Hadi Lee, melalui siaran pers, menuturkan bahwa ekosistem Global Halal Hub merupakan partisipasi para pelaku usaha dalam mendukung visi Presiden dan Wakil Presiden RI untuk menjadikan Indonesia pusat produsen produk halal dunia. Dukungan pemerintah dinilai menjadi penyemangat dan penguat optimisme serta keyakinan bahwa Indonesia mampu menguasai produk halal secara global.
Sementara itu, Ketua Panitia Pencanangan Global Halal Hub Yuwono Wicaksono mengatakan, saat ini PDEkspor membina sekitar 9 juta UMKM nasional mulai kurasi, pelatihan dan pendampingan, sertifikasi, hingga pemasaran lokal dan global. Sekitar 1 juta dari 9 juta pelaku UMKM tersebut adalah produsen produk-produk halal.