Irak kehilangan ribuan artefak dan barang bersejarah lain akibat perang menahun. Ratusan di antaranya dikembalikan ke Irak setelah berada di Lebanon selama beberapa tahun.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
BEIRUT, SENIN — Pemerintah Lebanon mengembalikan 337 artefak kuno Mesopotamia ke pemerintah Irak. Ini menambah daftar artefak yang kembali ke Irak setelah penyelundupan dan penjarahan akibat perang.
”Kami merayakan penyerahan 337 artefak dari peradaban yang berbeda-beda di Mesopotamia,” kata Duta Besar Irak untuk Lebanon Haider Shyaa Al-Barrak pada Minggu (6/2/2022) di Beirut.
Salah satu artefak yang dikembalikan merupakan loh-loh tanah liat. Ratusan artefak yang dikembalikan ini sebelumnya dipamerkan di museum di Lebanon selama beberapa tahun. Artefak tersebut baru-baru ini disimpan di Museum Nabu, sebuah museum privat di Lebanon bagian utara.
Tidak dijelaskan bagaimana artefak-artefak tersebut dapat berada di Lebanon. Namun, Menteri Kebudayaan Lebanon Mohammed Murtada mengatakan, pihaknya telah menginvestigasi artefak-artefak itu sejak 2018.
Pengembalian 337 artefak ini menambah daftar barang antik Irak yang kembali ke negaranya. Sebelumnya, ribuan artefak dijarah dan diselundupkan dari Irak ke luar negeri akibat perang yang berlangsung menahun. Puncaknya adalah ketika terjadi invasi yang menggulingkan Saddam Hussein pada 2003. Selain penjarahan dan penyelundupan, sejumlah benda bersejarah pun hancur dirusak.
Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein pada Desember 2021 mengatakan, ada 17,926 artefak yang telah ditemukan dan kembali ke Irak. Artefak-artefak itu dikumpulkan dari sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Inggris, Italia, Jepang, dan Belanda.
Kami merayakan penyerahan 337 artefak dari peradaban yang berbeda-beda di Mesopotamia.
Sebelumnya, pada 2018, pihak berwajib menemukan 3.800 artefak Irak yang diselundupkan ke AS. Artefak yang berasal dari masa 2100 Sebelum Masehi (SM) hingga 1600 SM ini, menurut rencana, akan dikirim ke perusahaan pengecer seni yang berbasis di Oklahoma, AS.
Perusahaan itu membeli ribuan artefak dari pedagang di Israel dan Uni Emirat Arab. Menurut pihak berwajib, perusahaan telah mengabaikan peringatan bahwa artefak tersebut merupakan hasil jarahan dari situs arkeologi di Irak. Artefak-artefak itu akan dikembalikan ke Irak.
Pada Agustus 2021, AS kembali menyerahkan 17.000 artefak kembali ke Irak. Artefak-artefak tersebut dijarah dan diselundupkan saat invasi AS ke Irak pada 2003. Benda bersejarah itu disita dari sejumlah pedagang dan museum di AS. Pihak AS dan Irak sepakat agar barang-barang itu kembali ke negara asalnya.
”Pemerintah AS menyita sejumlah artefak dan mengirimnya ke kedutaan (Irak). Tablet Gilgamesh, salah satu artefak penting, akan dikembalikan ke Irak setelah semua prosedur legal selesai,” ucap Menteri Kebudayaan Irak Hassan Nadhim.
Tablet Gilgamesh adalah salah satu artefak tertua Irak yang berusia 3.500 tahun. Artefak itu merupakan salah satu karya literatur tertua di dunia sekaligus salah satu teks keagamaan tertua. Tablet Gilgamesh pertama kali ditemukan pada 1853.
Artefak ini kembali ke Irak pada Desember 2021 dan dipamerkan ke publik di Baghdad. Adapun ribuan artefak lain milik Irak masih hilang. Upaya untuk melacak dan mengembalikan artefak yang hilang akan terus dilakukan. (AP/REUTERS)