Program Startup Campus mendorong kemauan dan keinginan anak-anak muda untuk menjadi wirausahawan. Selain dilatih, mereka juga mendapatkan akses ke permodalan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mahasiswa yang memiliki minat kewirausahaan disiapkan untuk menjadi pendiri usaha rintisan berbasis teknologi atau startup lewat program Startup Campus yang menjadi bagian dari Kampus Merdeka. Mahasiswa mendapat kesempatan untuk belajar langsung dari para ahli, termasuk pendiri startup yang sukses, hingga mendapat akses ke permodalan guna membesarkan ide usaha rintisan yang diajukan lewat program Startup Campus.
Setelah siswa menjalani program selama lima hingga enam bulan secara daring, rangkaian pelatihan diakhiri dengan Demo Day Startup Campus Batch I yang dimulai pada Kamis (16/12/2021). Peserta yang beranggotakan minimal dua orang setiap tim mempresentasikan ide usaha rintisan berbasis teknologi digital di hadapan tiga juri untuk mendapatkan penilaian dan masukan.
Rezarivano Mukhairsubarkah dan Radiance Alam Pratama dari Tim Olimpedia menawarkan platform kompetisi secara daring bagi peserta ataupun penyelenggara kompetisi. Dengan platform ini, kompetisi yang diadakan di daerah dan nasional lebih mudah diakses dan diselenggarakan. Di sana juga tersedia fitur untuk memantau kecurangan peserta meskipun penyelenggaraan digelar secara daring.
Ada juga platform Civilarch yang digagas Umu Ni’matun Nada Al Muhib dan M Rafi Prasetyo. Mereka menawarkan marketplace yang menghubungkan pemilik proyek pembangunan rumah, tempat usaha, atau ruang publik dengan arsitek yang paling sesuai dengan harga standar. Alasan membuat platform ini karena sebagian besar masyarakat merasa susah menemukan konsultan arsitektur yang bisa dipercaya dan sesuai dengan harapan.
Sementara itu, Nabil Raihan Alfaraizi dan Hana Tasnim menawarkan platform Mosqy untuk mempertemukan orangtua yang memiliki anak di bawah umur delapan tahun untuk mendapatkan guru privat agama Islam yang pembelajarannya disesuaikan dengan tumbuh kembang anak. Kebutuhan orangtua dari keluarga Muslim untuk memperkuat nilai-nilai agama anak-anak mereka semakin kuat dan butuh pelajaran tambahan secara privat, dan orangtua dapat memantau perkembangan anak meskipun sedang tidak ada di rumah.
Ketiga contoh usaha rintisan yang digagas mahasiswa di atas hanyalah sebagian kecil dari hasil program Startup Campus batch I. Keberhasilan program ini akan dilanjutkan dengan membuka batch II tahun depan.
Achmad Zaky, Founder Achmad Zaky Foundation, mengatakan, demo day merupakan cara bagi mahasiswa sebagai pendiri usaha rintisan berbasis teknologi untuk mendapatkan pendanaan. Program Startup Campus ini meliputi mentorship dan pendanaan.
”Belum pernah ada program yang memberikan pengetahuan dari ahli pendiri hingga permodalan dari dalam dan luar negeri. Jadi, ini kesempatan langka buat mahasiswa yang mendapatkan banyak manfaat. Nanti peserta memanfaatkannya supaya bisa membuat startup jadi unicorn,” kata Achmad.
Ini kesempatan langka buat mahasiswa yang mendapatkan banyak manfaat. Nanti peserta memanfaatkannya supaya bisa membuat startup jadi unicorn.
Menurut Achmad, alasan Startup Campus diadakan untuk melahirkan pemimpin inovatif yang bisa menciptakan perubahan lebih baik. Pengetahuan tentang kewirausahaan dan teknologi penting untuk perubahan, juga menciptakan lapangan pekerjaan. Indonesia memiliki penduduk hampir 300 juta orang, tetapi jumlah perusahaannya tergolong paling sedikit di dunia.
”Kita butuh perusahaan besar, inovatif, dan pendapatan pekerja meningkat untuk kemakmuran bangsa,” kata Achmad.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek Nizam mengatakan, Indonesia surganya startup, dengan lebih dari 2.500 usaha rintisan. Sudah ada unicorn dan decacorn.
”Kami berharap mahasiswa banyak belajar (tentang) keberanian, keuletan, dan tidak menyerah untuk berinovasi. Dari mahasiswa, mereka sudah bisa mengembangkan passion sehingga nanti mereka jadi pendiri startup yang unicorn,” kata Nizam.
Wayah Surya Wiroto, Managing Director Endeavor Indonesia, mendukung program yang mendorong kemauan dan keinginan anak-anak muda untuk menjadi wirausahawan. Tahapan untuk menjadi wirausahawan tidak mudah dan butuh keseriusan tinggi.
”Entrepreneur akan menghadapi tantangan, kompetisi, dan ujian di pasar. Program Startup Campus dengan mentor dari pengusaha dan founder startup sertapebisnis berpengalaman bisa berbagai untuk menguatkan semangat mahasiswa memulai usaha rintisan,” kata Wayah.