Mengejar ketertinggalan pembelajaran akibat pandemi Covid-19 membutuhkan sinergi guru, sekolah, dan pemerintah daerah.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kehilangan capaian pembelajaran atau learning loss dalam penguasaan kompetensi literasi dan numerasi dialami anak-anak, terutama di jenjang sekolah dasar, selama pandemi Covid-19. Untuk itu, pemulihan pembelajaran anak-anak kelas bawah hingga kelas atas perlu dilakukan serius dengan melibatkan guru, sekolah, dan pemerintah daerah secara sinergis.
Di acara Talkshow dan Rapat Korodinasi Refleksi Penyebarluasan Program Literasi Kelas Tinggi Berbasis Kelompok Kerja Guru (KKG) di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, secara daring dan luring, Senin (12/12/2021), guru SDN 009 Desa Wono Mulyo, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Desi Estikasari, mengatakan, guru sudah disiapkan untuk melakukan tes diagnostik kognitif dan nonkognitif kepada siswa ketika pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dilakukan. Guru kelas VI ini menemukan dua dari 18 siswa di kelasnya tidak bisa membaca.
”Ketika mengerjakan tes, siswa sama sekali tidak menjawab. Dari situlah saya tanya, ternyata siswa mengaku tidak bisa membaca. Padahal, di kelas IV katanya bisa membaca. Namun, pembelajaran selama hampir dua tahun yang tidak optimal akibat pandemi membuat siswa lupa cara membaca,” kata Desi.
Kondisi yang sama dijumpai Sahrani, Kepala SDN 011 Tanjung Palas Utara. Tempat tinggal siswa yang tersebar di perkebunan kelapa sawit yang berjarak sekitar 20 kilometer dari sekolah membuat pembelajaran tidak optimal. Kunjungan guru dilakukan sebulan sekali untuk membuat anak-anak bisa belajar. Namun, learning loss tetap terjadi.
Ketika mengerjakan tes, siswa sama sekali tidak menjawab. Dari situlah saya tanya, ternyata siswa mengaku tidak bisa membaca. Padahal, di kelas IV katanya bisa membaca.
”Dengan pemetaan, kami bisa mendapatkan fakta, sekitar 33,87 persen siswa tidak lancar membaca, apalagi memahami bacaan. Lalu, saya mengambil langkah mengakselerasi siswa yang tertinggal dengan melibatkan guru kelas dan guru lain agar saat PTM terbatas fokus mendampingi siswa sesuai kebutuhan belajarnya,” tutur Sahrani.
Sahrani merasa yakin langkahnya memulihkan pembelajaran akan berhasil. Apalagi, terbit surat edaran Bupati Bulungan di awal November yang memberikan dorongan dan dukungan pemulihan pembelajaran. ”Akan dibentuk tim teknis di tingkat kabupaten untuk membimbing supaya bisa sinkron karena ini kebutuhan yang mendesak untuk guru dan sekolah, membantu siswa kembali menguasai kompetensi dasar yang penting dalam literasi, numerasi, dan karakter,” papar Sahrani.
Sementara itu, Mariati, pengurus KKG di Pulau Buyu, mengatakan, para guru terus dilatih untuk berdaptasi dengan kondisi dan berinovasi lewat KKG. Pemerintah daerah membentuk tim fasilitator daerah dan menggelar pelatihan untuk pelatih (training of trainers) sehingga bisa menyebarkan pelatihan ke KKG gugus yang memiliki perwakilan di tiap sekolah.
”Kami latih guru KKG untuk melakukan asesmen diagnostik kognitif dan nonkognitif sehingga bisa memetakan siswa sesuai level kemampuan. Guru juga bisa melakukan pembelajaran terdiferensisasi dengan bahan ajar yang sesuai level,” kata Mariati.
Pemerintah daerah mendukung sekolah untuk menggunakan kurikulum darurat di masa pandemi yang dikeluarkan Kemdikbudristek. Fokus guru pun bukan menuntaskan materi yang banyak di Kurikulum 2013, melainkan bisa lebih memperhatikan perkembangan dan penguasaan kemampuan literasi dan numerasi yang esensial.
Fokus pemetaan
Bupati Bulungan Syarwani mengatakan, learning loss sebenarnya sudah terjadi sejak belum pandemi. Dengan dukungan program INOVASI di tahun 2017 yang memperkuat ekosistem pendidikan untuk membenahi pembelajaran literasi dan numerasi, Kabupaten Bulungan lebih siap melakukan pemulihan learning loss.
”Pendidikan itu proses memanusiakan manusia. Di masa pemulihan ini kami minta supaya pemetaan kemampuan siswa benar-benar dilakukan. Pembelajaran bukan mengejar target kurikulum tuntas, melainkan membuat siswa siap dan senang belajar,” kata Syarwani.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bulungan Suparmin Seto menuturkan, dengan adanya surat edaran Bupati Bulungan, semua elemen PAUD-SD/SMP digerakkan untuk memulihkan belajar dengan strategi yang sudah dijalankan selama ini dalam dampingan program INOVASI. ”Learning loss akan dipulihkan tahun 2022,” kata Suparmin.
Kepala Lembaga Penjaminan Muru Pendidikan Provinsi Kalimantan Utara Jarwoko menyampaikan, keberhasilan pemulihan pembelajaran saat ini sebagian besar bergantung pada guru dan kepala sekolah. Hampir dua tahun ini siswa kehilangan banyak kesempatan belajar. Karena itu, pemulihan pembelajaran tidak harus mengompensasi atau merapel yang tertinggal.
”Pembelajaran bukan seberapa banyak materi, melainkan seberapa besar pengalaman belajar untuk mengaktifkan kemampuan berpikir lewat interaksi bersama sehingga peserta didik memperoleh pengalaman terbaik serta membangun perasaan dan senang belajar,” kata Jarwoko.
Mutu pendidikan
Direktur INOVASI Mark Heyward mengapresiasi pemerintah daerah yang secara serius mendukung pemulihan belajar. Dari data tahun 2016 dan hasil studi INOVASI dan Kemdikbudristek, kehilangan pembelajaran terutama dalam literasi dan numerasi di Kabupaten Bulungan sudah terjadi.
”Setelah ada intervensi sederhana, riil, konkret, dan serius dengan program guru, hasilnya luar biasa. Kabupaten Bulungan telah memberi perhatian luar biasa untuk mutu pembelajaran di literasi dan numerasi yang menjadi fondasi untuk semua pendidikan di atasnya. Sejak 2018, Bulungan sudah menangani kurangnya kompetensi siswa. Upaya itu telah membuahkan hasil,” kata Mark.
Salah satu pencapaian Bulungan ialah waktu yang dibutuhkan siswa kelas awal untuk menjadi pembaca mandiri yang semula tiga tahun menjadi dua tahun. Selain itu, mendukung guru dengan keterampilan mengajar dalam menangani anak-anak yang bermasalah dalam belajar juga sudah terbukti. Setelah ditangani secara khusus, siswa bisa cepat mengejar ketertinggalan.
”Kami juga mengapresiasi kebijakan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) daerah dari APBD yang bisa digunakan untuk menyediakan buku bacaan guna meningkatkan minat baca siswa,” kata Mark.
Di masa pandemi, KKG dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran melatih para guru memahami kurikulum darurat, melakukan asesmen kognitif dan nonkognitif, serta membuat model pembelajaran terdiferensiasi karena kemampuan belajar anak-anak berbeda dan beragam.
”Kesiapan Kabupaten Bulungan memulihkan pembelajaran ini sudah riil, bisa menjadi contoh dan acuan untuk Mendikbudristek mendasarkan kebijakan pemulihan learning loss yang terjadi,” kata Mark.
Menurut Mark, mewujudkan mutu pendidikan butuh waktu panjang. Namun, dengan dukungan pemerintah daerah dan komitmen sekolah/guru, praktik pembelajaran yang baik bisa dihadirkan di ruang kelas/sekolah yang akan memberi keuntungan sebesar-besarnyanya pada masa depan anak-anak.
Guru Besar Universitas Negeri Surabaya Muchlas Samani mengatkan, learning loss akibat pandemi terjadi di banyak negara. Tiap daerah hingga tiap sekolah mencari bentuk untuk mengatasinya.
”Dengan kebijakan Kabupaten Bulungan yang selama ini fokus pada guru, inovasi bisa dimuncukan saat pandemi. Pemerintah daerah yang mendukung dan sekolah/guru yang dilatih bisa menyiapkan upaya pemulihan yang bisa menjadi inspirasi bagi daerah lain,” kata Muchlas.