Pantun ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada 2020. Kini, melestarikan pantun menjadi tugas semua masyarakat.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tradisi pantun perlu dirawat setelah resmi dinyatakan sebagai warisan budaya tak benda oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada Desember 2020. Pelestariannya dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Menurut Guru Besar Sosiologi Seni pada Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung Arthur S Nalan, penetapan pantun sebagai warisan budaya tak benda patut disertai dengan tanggung jawab untuk melestarikannya. Itu sebabnya, masyarakat, khususnya generasi muda, perlu mengenal dan memahami pantun.
”Sudah jadi kewajiban seluruh warga negara untuk mempertahankan pantun, mengembangkan, memberi pemaknaan, serta memanfaatkannya untuk apa pun, baik untuk edukasi, rekreasi, maupun inovasi. Dengan 700 suku dan subsuku yang ada, kita tidak akan kehilangan sumber (pantun),” kata Arthur pada diskusi daring berjudul ”Bahagia Berbalas Pantun dalam Merawat Budaya”, Senin (27/9/2021).
Sudah jadi kewajiban seluruh warga negara untuk mempertahankan pantun, mengembangkan, memberi pemaknaan, serta memanfaatkannya untuk apa pun, baik untuk edukasi, rekreasi, maupun inovasi.
Pantun mulanya merupakan tradisi lisan yang diwariskan secara turun-temurun. Pantun kemudian berkembang menjadi tradisi tulis dan kini berkembang dalam beragam bentuk, baik format digital maupun pertunjukan teater.
Pantun menjadi media komunikasi masyarakat untuk menyampaikan pesan, nasihat, kelakar, hingga untuk menanamkan pendidikan moral. Tradisi lisan tidak hanya berkembang di Indonesia, tetapi juga di Malaysia. Indonesia bersama Malaysia pun mengajukan pantun ke daftar warisan tak benda UNESCO, kemudian diakui.
Komite Warisan Budaya Tak Benda UNESCO menilai, pantun punya arti penting untuk masyarakat. Selain sebagai alat komunikasi sosial, pantun juga merupakan panduan moral. Pesan yang disampaikan lewat pantun umumnya menekankan keseimbangan dan harmoni hubungan antarmanusia (Kompas.id, 19/12/2020).
Keberlanjutan tradisi pantun kini ada di tangan generasi muda. Arthur mengatakan, pantun akan dipelajari dan dikembangkan sesuai dengan perubahan zaman.
”Pantun tumbuh sesuai perkembangan zaman. Teks dan konteks pantun masa kini akan berbeda dengan dulu,” ucapnya.
Kendati teks dan konteks pantun dinamis sesuai dengan zaman, ada sejumlah pakem yang tidak boleh dilupakan. Pengajar pada Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Raja Haji di Tanjung Pinang, Rendra Setyadiharja, mengatakan, sesuatu baru disebut pantun apabila memiliki empat baris. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sementara sisanya merupakan isi.
Pakem lain dari pantun adalah bersajak A-B-A-B. Pakem A-A-A-A dapat digunakan, tetapi dinilai kurang indah karena sampiran dan isi jadi sulit dibedakan.
Selain itu, pantun yang dinilai indah adalah yang setiap baris terdiri dari empat hingga lima kata. Pantun juga sebaiknya memuat delapan hingga 12 suku kata per baris.
Memahami pakem dinilai penting sebagai titik tolak pelestarian pantun. Ini untuk meminimalkan salah kaprah pada pantun, misalnya menyebut kalimat dua baris sebagai pantun. Rendra mengatakan, pantun yang terdiri dari dua baris disebut karmina, bukan pantun.
Ia menambahkan, membuat pantun dapat dilakukan dengan memahami kaidah pantun dan memperkaya perbendaharaan kata. Publik juga bisa menentukan isi pantun terlebih dulu, baru menyusun sampiran yang tepat.
”Bagi orang Melayu, pantun itu permainan kata-kata sehingga perbendaharaan kata menjadi penting,” kata Rendra yang memegang rekor Museum Rekor Dunia-Indonesia (Muri) Berbalas Pantun Terlama Selama Enam Jam Tanpa Henti pada 2008.
Sementara itu, Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Sjamsul Hadi mengatakan, pemerintah merangkul semua pemangku kepentingan untuk melestarikan pantun. Sanggar-sanggar, komunitas, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan pantun akan didukung.