Kolaborasi Perguruan Tinggi Indonesia-China untuk Daya Saing Global
Kolaborasi antara perguruan tinggi Indonesia dan perguruan tinggi di China yang masuk dalam daftar 100 perguruan tinggi terbaik dunia potensial dikembangkan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Daya saing perguruan tinggi Indonesia di kancah global terus ditingkatkan. Kolaborasi dengan perguruan tinggi dalam pembelajaran dan penelitian dari sejumlah negara terus dijalin. Salah satunya belajar dari sejumlah perguruan tinggi China yang masuk dalam peringkat 100 besar dunia.
Untuk mendorong kerja sama antara perguruan tinggi Indonesia dan 100 perguruan tinggi top besar dunia di China, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Beijing dan ASEAN-China Centre mengadakan webinar bertajuk ”Akselerasi Kerja Sama Perguruan Tinggi Indonesia dengan 100 Perguruan Tinggi Tiongkok Top Besar Dunia” pada Kamis (16/9/2021). Dalam webinar ini dibahas mengenai potensi kolaborasi antara perguruan tinggi Indonesia dan perguruan tinggi China yang masuk ke dalam daftar 100 perguruan tinggi terbaik dunia.
Perguruan tinggi China yang berbagi inspirasi adalah Tianjin University, Peking University, Zhejiang University, Dongbei University of Finance and Economics (DUFE), serta Sun Yat Sen University. Adapun dari perguruan tinggi Indonesia diwakili Institut Pertanian Bogor (IPB) University.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Diktiristek Kemdikbudristek Nizam mengatakan, kolaborasi antar-perguruan tinggi secara global berguna untuk mengembangkan pengetahuan antar-universitas di Indonesia dan 100 universitas terbaik di China. Apalagi, perguruan tinggi salah satunya berperan untuk perkembangan ekonomi.
Kemitraan internasional dapat menguntungkan peneliti dan dosen karena memberikan peluang untuk penelitian antara universitas dan budaya dari negara-negara yang terlibat.
Kolaborasi perguruan tinggi lintas negara membuka peluang adanya pertukaran mahasiswa dan menguatkan pertemanan antar-negara. Dampak lainnya, antar-profesor juga dapat bekerja sama untuk menyelesaikan masalah yang sama, contohnya dampak pemanasan global dari perubahan iklim.
Lebih lanjut, Nizam menjelaskan mengenai program Kampus Merdeka untuk dapat menjadi sarana kolaborasi antara kedua negara. Dalam program Kampus Merdeka, para mahasiswa dapat menghabiskan dua semester di luar kampus untuk mendapatkan pengalaman bekerja dalam berbagai profesi.
”Program Kampus Merdeka memberi banyak manfaat bagi mahasiswa dan diharapkan dapat menginspirasi berbagai universitas serta dapat menambah ketertarikan para mahasiswa dalam meningkatkan dan mengembangkan potensinya agar menjadi yang terbaik,” kata Nizam.
Sekretaris Umum ASEAN China Centre Chen Dehai berharap pertukaran pelajar antara Indonesia dan China dapat meningkatkan kualitas pendidikan, utamanya pada saat musim pandemi saat ini. Selain itu, hal ini juga untuk memulihkan kondisi ekonomi dari kedua negara. Forum diharapkan mendukung kedua negara membawa sumber daya yang berkualitas dan membangun platform untuk universitas Indonesia dan China yang bertujuan menambahkan pengalaman masing-masing.
”Tahun ini sekaligus memperingati 30 tahun dialog Asia-China. Dalam tiga dekade ini, kita mendapatkan penghargaan yang tidak terlupakan dalam hubungan Asia-China. Indonesia memegang salah satu peran penting di Asia, pertukaran pelajar ini menjadi jembatan antara Kemendikbudristek Indonesia dan Kedutaan Besar Indonesia untuk China dan lain-lainnya,” tutur Chen.
Sementara itu, Duta Besar Republik Indonesia untuk China Djauhari Oratmangun memaparkan, hubungan bilateral yang baik harus berdasarkan pada tiga pilar utama, yaitu keamanan politik, ekonomi dan pembangunan, serta sosial budaya dan pendidikan.
Djauhari juga mengungkapkan, Presiden China Xi Jinping telah memberikan 3.000 beasiswa dan gelar sarjana untuk mahasiswa Indonesia. Kedua belah pihak juga mencapai kesepakatan untuk memberikan pendidikan kejuruan bagi 500 mahasiswa Indonesia di 23 jurusan terkait. Di sisi lain, Pemerintah Indonesia akan memberikan insentif 200 persen untuk investor di pusat pendidikan serta 300 persen untuk pusat penelitian, pengembangan, dan inovasi.
Banyak keuntungan
Fasli Jalal, Wakil Presiden Kerja Sama Perguruan Tinggi Swasta Indonesia-Tiongkok, mengungkapkan kerja sama internasional antar-universitas memberikan banyak keuntungan bagi mahasiswa dan staf universitas. Kerja sama akan memudahkan antar-akademisi berkolaborasi dalam bidang akademik dan riset.
Menurut Fasli, mahasiswa dapat memperoleh manfaat dalam dua cara. Pertama, mereka menjalin kemitraan antar-universitas memberikan kerangka belajar yang akan berkontribusi pada portofolio karier mereka di masa depan. Kedua, kerangka diperlukan karena mengejar pendidikan berkaitan dengan persiapan untuk hidup di dunia kerja. ”Kemudian, kemitraan internasional dapat menguntungkan peneliti dan dosen karena memberikan peluang untuk penelitian antara universitas dan budaya dari negara-negara yang terlibat,” katanya.
Sekretaris Ditjen Diktiristek Paristiyanti Nurwardani dalam laporannya menyampaikan, untuk mendorong perguruan tinggi bersaing ke kancah internasional, salah satu upaya dilakukan dengan mempererat hubungan bilateral dengan negara lain. Hubungan baik bilateral Indonesia-Tiongkok dalam hal pendidikan tertuang dalam nota kesepahaman (MOU) pada 2015. Selanjutnya pada 2016 juga telah ditandatangani MOU mengenai program beasiswa dan kesepakatan kualifikasi pendidikan tinggi Indonesia-China
Pada saat itu, Indonesia menandatangani MOU kerja sama bilateral untuk 200 beasiswa Indonesia-China dalam pendidikan maritim dan vokasi. Paristiyanti juga menambahkan bahwa pada 16 November 2017, Kementerian Pendidikan China mengadakan pameran pendidikan tinggi Indonesia. Kegiatan ini untuk memperkenalkan perguruan tinggi Indonesia dan China sekaligus meningkatkan kerja sama bilateral.
”Kerja sama kedua negara di bidang pendidikan tinggi berpotensi besar lebih dikembangkan. Salah satunya melalui pelaksanaan pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan mengembangkan sumber daya manusia serta mendorong kolaborasi perguruan tinggi Indonesia dan Tiongkok,” ujarnya.