Maanfaatkan PTM untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Sentuhan Pendidikan Karakter bagi Siswa
Pembelajaran tatap muka atau PTM juga hendaknya dimanfaatkan untuk meningkatkan motivasi belajar dan sentuhan pendidikan karakter anak. Aspek itu hampir luput diberikan dalam pembelajaran daring.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Sekolah-sekolah berbagai jenjang di Kalimantan Barat mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka atau PTM. Dengan PTM yang terbatas, hendaknya dimanfaatkan juga untuk membangkitkan motivasi belajar anak dan sentuhan pendidikan karakter yang sangat minim didapatkan saat pembelajaran daring.
Pengajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura, Pontianak, Aswandi, Kamis (2/9/2021), menuturkan, dalam kondisi saat ini, pembelajaran tidak bisa hanya bertumpu pada daring. Pembelajaran selain daring juga perlu dibarengi dengan PTM.
”PTM berjalan di masa transisi, paling tidak bisa mengembalikan aspek psikologi anak karena sekian lama anak tidak mendapatkan PTM. Selama pandemi, anak mengalami loss learning. Apalagi pembelajaran daring sebagian besar tidak efektif,” ujarnya.
Sejak awal pembelajaran daring sebetulnya siswa, guru, dan orangtua tidak dipersiapkan bagaimana balajar daring yang efektif. Maka, ketika ada ruang untuk melaksanakan PTM seperti saat ini, saatnya mengembalikan suasana belajar siswa.
Apalagi, sejak pandemi tidak sedikit anak-anak yang berhenti sekolah. Bahkan, ada juga informasi setelah berhenti sekolah ada yang menikah. Oleh sebab itu, semangat belajar siswa perlu dikembalikan lagi saat PTM.
Siswa antusias mengikuti PTM. Tingkat kepercayaan orangtua juga meningkat dengan PTM. Meskipun demikian, pihaknya terus memantau kepatuhan protokol kesehatan. (Dwi Agustina)
Semangat belajar dikembalikan malalui perjumpaan dengan teman-teman. Dalam proses belajar, mereka merindukan satu sama lain. Jika suasana belajar tumbuh kembali, barulah diberikan tugas untuk dikerjakan di rumah.
Kepala SMAN 01 Pontianak Dwi Agustina menuturkan, sejak PTM, pihaknya juga memberikan motivasi kepada anak. Selain itu, PTM dimanfaatkan sebagai ruang pendidikan karakter siswa. Sebagai contoh, siswa harus disiplin waktu. Meskipun belum maksimal, tetap diselipkan pula motivasi bagi anak.
”Siswa antusias mengikuti PTM. Tingkat kepercayaan orangtua juga meningkat dengan PTM. Meskipun demikian, pihaknya terus memantau kepatuhan protokol kesehatan,” ujarnya.
Pendidikan karakter
Pendidikan karakter selain diberikan saat PTM juga diupayakan diberikan saat pembelajaran secara daring. Dalam pembelajaran secara daring, ada tata tertib pembelajaran daring, misalnya wajib berpakaian seragam dan tepat waktu, sehingga menjadi ruang untuk pendidikan karakter.
”PTM di sekolah kami dalam seminggu hanya dua hari. Kapasitas di kelas hanya 50 persen,” ungkap Dwi.
Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum SMP Bruder Pontianak Benus Syamsiar menuturkan, dalam PTM, para guru melaksanakan pembinaan lebih pada pembiasaan protokol kesehatan. Guru-guru memastikan siswa menjaga jarak, mencuci tangan, dan pemeriksaan suhu tubuh saat masuk sekolah.
Dalam pembelajaran, guru sifatnya mengonfirmasi pembelajaran. Guru mengajar langsung pada pokok materi dan pembinaan protokol kesehatan secara singkat. Sebab, mereka harus mengejar ketertinggalan materi yang sudah satu tahun. Meskipun, mereka tidak harus menyelesaikan tuntutan kurikulum karena saat ini menggunakan kurikulum darurat.
Pelaksana Tugas Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak Paryono menuturkan, dasar PTM adalah evaluasi penyelenggara pendidikan. Ada beberapa masukan juga dari pihak sekolah, terutama di tingkat taman kanak-kanak. Siswa masih merlukan pendampingan berupa pendidikan perilaku.
”Pengoptimalan proses belajar tetap melalui pembelajaran daring karena waktunya lebih panjang, sedangkan PTM terbatas waktunya, ada yang hanya sekitar satu jam,” ujarnya.
Sejak Covid-19, peserta didik nyaris tidak mendapatkan pendidikan perilaku. Orangtua ada juga yang memberikan masukan kepada pemerintah. Masukan tersebut kemudian disampaikan kepada Wali Kota Pontianak.
Setelah mendengarkan masukan dari Satgas Covid-19 Pontianak, maka Pontianak bisa menyelenggarakan PTM secara terbatas. TK hanya maksimal lima siswa dengan protokol kesehatan. SD hanya 30 persen untuk kelas rendah, sedangkan kelas tinggi sekitar 50 persen.
Pada rentang SMP juga demikian. Ada jadwal daring, ada juga jadwal tatap muka terbatas. Dengan tatap muka, diharapkan ada penguatan pada pendidikan perilaku atau karakter serta penugasan apa saja yang dilakukan di rumah.