Bansos Covid-19 Terus Disalurkan untuk Ringankan Beban Keluarga
Pandemi Covid-19 yang terus berlangsung membuat sejumlah keluarga miskin semakin terpuruk. Bantuan pemerintah yang tepat sasaran diharapkan meringankan beban para keluarga tersebut.
Oleh
Sonya Hellen Sinombor
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah terus berupaya membantu meringankan beban masyarakat kesulitan ekonomi selama masa pandemi Covid-19 dengan menyalurkan bantuan sosial. Untuk menopang kehidupan keluarga-keluarga miskin dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, pemerintah menyalurkan berbagai bentuk bantuan sosial.
Hingga kini, penyaluran bantuan sosial kepada keluarga penerima manfaat (KPM) untuk Bantuan Sosial Tunai (BST) mencapai 9,8 juta KPM dari 10 juta KPM. Selain itu, bansos reguler kepada 28,8 juta KPM yang terdiri dari Program Keluarga Harapan (PKH) 10 juta KPM, BST untuk 10 juta KPM, dan 8,8 juta KPM Program Sembako Non-PKH yang menerima bansos beras berupa 10 kg per KPM sekali salur.
”Kami mengharapkan bantuan yang sudah disediakan, tidak hanya disalurkan, tapi juga digunakan oleh teman-teman KPM yang menerima bantuan. Dengan demikian bisa meningkatkan konsumsi rumah tangga dan itu akan mendukung pertumbuhan ekonomi,” ujar Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Kemeterian Koordinator PMK Tb A Choesni, Rabu (1/9/2021).
Ada yang tadinya tidak ada di DTKS, tapi kemudian terdampak, itu kita harus bantu.
Ia mengatakan, di samping bantuan reguler yang disalurkan pemerintah setiap tahun, pemerintah menilai bantuan yang tidak kalah pentingnya adalah bantuan nonreguler, antara lain, berupa uang. Ini untuk meringankan beban keluarga yang terdampak ekonominya. Apalagi, masyarakat di perkotaan yang berbagai aktivitas ekonomi dan layanan-layanan terhenti sehingga berdampak pada perekonomian keluarga.
Selain itu, pemerintah juga memberikan subsidi listrik berupa potongan tarif 50 persen untuk pelanggan 450 VA dan 25 persen untuk pelanggan 900 VA untuk KPM yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Subsidi diberikan bisa dalam bentuk voucer.
Pembaruan data
Terkait program bansos pemerintah, Direktur Riset INDEF Berly Martawardaya menegaskan, yang dibutuhkan pada saat krisis pandemi Covid-19 kini adalah melindungi keluarga miskin dari kelaparan. Oleh karena itu, peran bansos sangat penting.
Dengan adanya bansos, masyarakat yang di sektor informal yang berjualan harian maupun tidak bisa beraktivitas di luar rumah sehingga kehilangan pendapatan bisa ditolong. ”Yang dituju saat ini utamanya adalah melindungi dulu,” ujar Berly.
Terkait penyaluran bansos, Berly mengingatkan soal pendataan yang harus akurat supaya bantuan tepat sasaran. Ia mencontohkan kajian Badan Pusat Statistik tahun 2020 yang menemukan hanya 21,8 persen dari lapis masyarakat termiskin yang menerima kartu keluarga sejahtera (KKS).
”Akar masalahnya ada data yang tidak diperbarui. Jadi, dari 2015, pemerintah lakukan pendataan nasional untuk miskin rentan, dan itu hanya 100 daerah perbarui data kemiskinan dalam sepuluh tahun terakhir sehingga tidak heran data atau penyaluran bansos tidak tepat sasaran. Kalau tidak diperbaiki, akan terus mengulang ke depan,” katanya.
Di Jawa Tengah, Kepolisian Resor Sukoharjo juga turut ambil bagian dalam menyalurkan bansos pada masyarakat dalam bentuk paket sembako. Selain bansos beras dari pemerintah, polres juga membangun kolam ikan lele di areal kepolisian sektor.
Paket beras 5 kilogram itu kemudian digabung bersama 1 kg lele, serta telur bantuan dari peternak, kemudian disalurkan kepada warga yang melakukan isoman dan warga yang terkena dampak pandemi. ”Ini yang bisa kami lakukan sebagai pengabdian sosial kepada masyarakat,” ujar Kepala Polres Sukaharjo Ajun Komisaris Besar Wahyu Nugroho S.