Pertemuan Tatap Muka Terbatas di Bandung Tunggu Data Kesiapan Sekolah
Pendataan kesiapan sekolah untuk PTM terbatas di Kota Bandung ditargetkan rampung Selasa pekan depan. Data kesiapan sekolah perlu dipastikan untuk memastikan penerapan ketat protokol kesehatan jelang sekolah tatap muka.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·4 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Pembelajaran tatap muka atau PTM terbatas di Kota Bandung, Jawa Barat, masih menunggu pendataan kesiapan sekolah. Proses belajar langsung ini harus dilakukan dengan hati-hati karena berkaitan dengan kesehatan siswa di tengah pandemi Covid-19.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bandung Cucu Saputra, saat dihubungi di Bandung, Jumat (27/8/2021), memaparkan, persiapan matang dari pihak sekolah perlu dipastikan sebelum mengadakan PTM terbatas. Apalagi, simulasi PTM terbatas dilakukan beberapa bulan lalu sehingga harus ada konfirmasi kesiapan terbaru dari pihak sekolah.
”PTM terbatas ini tidak bisa dilakukan tergesa-gesa. Kesehatan siswa hingga persetujuan orang tua jadi perhatian utama. Kami harus berhati-hati dan memastikan sekolah siap. Targetnya, Selasa depan, sekolah-sekolah di Kota Bandung akan melaporkan persiapan mereka,” ujarnya.
Setelah mendapatkan laporan tersebut, lanjut Cucu, pihaknya baru bisa memutuskan sekolah mana yang layak melaksanakan PTM terbatas. Pengecekan ulang ini perlu dilakukan karena pemeriksaan kesiapan sekolah terakhir dilakukan pada saat simulasi PTM terbatas bulan Juni silam.
Saat itu, 330 sekolah di 30 kecamatan menerima siswa dalam tatap muka selama dua pekan. Hasilnya, dinyatakan bahwa 1.600 dari total 3.500-an sekolah di Kota Bandung telah memenuhi syarat melakukan PTM terbatas.
Namun, kesiapan setelah simulasi terhambat karena lonjakan kasus Covid-19. Kota Bandung pun masuk dalam salah satu daerah yang menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat dan berlanjut dengan PPKM level 4.
Aturan memang sudah ada, tetapi ada jeda cukup lama dengan simulasi bulan Juni lalu sehingga kami harus memastikan kembali kesiapan sekolah. (Cucu Saputra)
Akhir Agustus 2021, status Kota Bandung turun menjadi PPKM level 3. Sejumlah relaksasi dilakukan di beberapa sektor, termasuk pendidikan. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2021 hingga Peraturan Wali Kota Nomor 83 Tahun 2021 telah mengizinkan pembelajaran tatap muka dengan kapasitas maksimal 50 persen.
”Aturan memang sudah ada, tetapi ada jeda cukup lama dengan simulasi bulan Juni lalu sehingga kami harus memastikan kembali kesiapan sekolah. Apakah mereka tetap konsisten atau ada perubahan di lapangan. Semua harus sesuai dengan buku pedoman yang telah kami rancang saat simulasi,” kata Cucu.
Buku pedoman simulasi tersebut dibuat berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri, meliputi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, serta Menteri Dalam Negeri. Surat tersebut ditujukan untuk mempersiapkan PTM terbatas yang rencananya bakal dilaksanakan pertengahan 2021.
Indikator buku pedoman ini, papar Cucu, meliputi kesiapan infrastruktur penunjang protokol kesehatan, seperti pengadaan thermogun, jarak antarkursi siswa, dan pembersih tangan yang disediakan sekolah. Pedoman ini juga berisi kurikulum campuran untuk tatap muka dan jarak jauh hingga sosialisasi protokol kesehatan untuk siswa.
”Pembelajaran jarak jauh tetap dilaksanakan, dan kami menerapkan sistem hybrid (campuran) jarak jauh dan tatap muka. Tetapi, perlu digarisbawahi, yang mengeluarkan izin tetap Satuan Tugas Penanganan Covid-19, bukan kami. Dalam hal ini (PTM), kami hanya memastikan sekolah-sekolah yang ada telah memenuhi syarat,” ujar Cucu.
Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna menyatakan, buku pedoman telah disebar ke sekolah-sekolah sebagai pegangan melaksanakan PTM. Penerapan PTM dilakukan bertahap dengan melihat kondisi setiap wilayah.
”Untuk PTM, kami sudah keluarkan Perwal yang mengatur secara eksplisit dan sesuai dengan aturan yang lebih tinggi, yaitu Inmendagri. Nanti akan dilihat bagaimana pelaksanaan di lapangan dan akan dilaksanakan secara bertahap,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMK Negeri 9 Bandung Anne Sukmawati menyatakan, pihaknya telah siap melaksanakan PTM terbatas untuk 25 persen siswanya. Pembelajaran di sekolah nantinya akan berfokus pada praktik sesuai bidang kompetensi siswa.
Anne menjelaskan, pembelajaran jarak jauh juga tetap dimatangkan dengan materi sinkronus dan asinkronus. Materi sinkronus atau komunikasi langsung dilakukan dengan video konferensi daring selama lebih kurang 45 menit, sedangkan asinkronus disajikan dengan paket video atau materi lainnya sesuai kebutuhan para siswa.
”Kami sudah siap dari segi infrastruktur hingga paket kurikulum pembelajaran. Jika diperbolehkan, jumlah siswa yang akan melaksanakan PTM terbatas di sekolah juga hanya 25 persen dari 1.500-an siswa di sini. Saya rasa, siswa juga sudah siap dengan PTM terbatas karena sudah cukup memahami pelaksanaan protokol kesehatan di masa pandemi,” ujarnya.