Tanpa Antre, 20.000 Pelajar SD dan SMP di Surabaya Divaksin Massal
Pelajar SD dan SMP di Kota Surabaya, mulai Minggu (11/7/2021) sudah mendapat vaksin secara massal yang digelar oleh Pemerintah Kota Surabaya di Gelora 10 November. Setiap sekolah diberi jadwal untuk mencegah kerumunan.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Pemerintah Kota Surabaya menggelar vaksinasi massal khusus pelajar SD-SMP usia 12 tahun hingga 17 tahun di Gelora 10 November (G10N), Kecamatan Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (11/7/2021). Para pelajar tak perlu mengantre karena Dinas Pendidikan Kota Surabaya telah membuat jadwal vaksinasi massal bagi setiap sekolah.
Tahap pertama vaksin anak di Surabaya, pada Minggu ini, menyasar 20.000 pelajar. Mereka datang dengan tertib sesuai jadwal yang telah ditetapkan Dispendik. Tiba di Gelora 10 November, mereka langsung mengikuti penapisan dan tidak lama kemudian langsung disuntik vaksin, sehingga nyaris tanpa kerumunan.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, pelaksaaan vaksinasi bagi pelajar di Gelora 10 November berlangsung hingga pukul 16.00. Ia menyebutkan, puluhan ribu pelajar itu tidak perlu antre sebab giliran setiap sekolah sudah diatur.
”Nyaris tanpa antre karena begitu masuk langsung isi formulir, menuju meja skrining, kemudian suntik. Beberapa saat bahkan sempat kosong,” kata Eri, di sela-sela meninjau vaksinasi bagi pelajar itu.
Hal itu bisa terjadi karena para pelajar datang sesuai jadwal yang ditentukan. Ia mencontohkan, sekolah A, dijadwalkan vaksin pukul 07.00-08.00 WIB. ”Jadi jangan sampai tiba di lokasi sebelum pukul 07.00. Dengan begitu, tidak ada lagi peserta yang antre atau menunggu lama untuk mendapatkan suntik vaksin Covid-19,” ujar Eri.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Supomo mengungkapkan, pola semacam ini bisa diterapkan lagi saat kesempatan vaksinasi massal selanjutnya. Meskipun tak tertutup kemungkinan vaksinasi bagi anak-anak bisa digelar di sekolah masing-masing. Jadi, ketika akan ada vaksinasi massal lanjutan, Dinas Pendidikan segera menetapkan sekolah yang siswanya mendapat giliran.
Paling tidak ada perasaan yakin dari mereka. Jadi, diupayakan selesai dulu pelajar SD-SD lalu SMA. (Eri Cahyadi)
Menurut Eri, saat ini Pemkot Surabaya sedang mengajukan permintaan tambahan dosis vaksin sekitar 1 juta dosis kepada Kementerian Kesehatan. Dari angka itu, vaksin bakal didistribusikan kepada pelajar SD-SMP dan warga usia 18 tahun ke atas. Bagi dia, vaksin anak penting untuk mempercepat pencapaian kekebalan kelompok (herd imunity).
”Paling tidak ada perasaan yakin dari mereka. Jadi diupayakan selesai dulu pelajar SD-SMP lalu SMA. Nanti koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jatim untuk SMA yang posisinya adalah warga Surabaya,” ungkap Eri.
Tidak hanya itu, ia menghitung, Dinas Kesehatan setempat dapat merampungkan sekitar 40.000 sasaran vaksin bagi pelajar. Dari angka itu, Eri memprediksi, pelaksanaan vaksinasi bagi sekitar 350.000 pelajar di seluruh sekolah di Surabaya akan rampung sekitar satu minggu.
Sementara itu, pelajar asal SD Negeri Ketabang Surabaya, Deniz Fikri, mengungkapkan, dirinya senang karena tidak perlu antre untuk mendapatkan vaksin. Bahkan dia menyebut, setelah disuntik tidak merasa sakit sama sekali. ”Ayo teman-teman jangan takut vaksin, tidak sakit kok, dan tidak perlu antre,” katanya.
Hal serupa juga disampaikan Anggun Widya, siswi SMP Negeri 1 Surabaya. Dia menceritakan pengalaman pertama kali divaksin Covid-19, yakni mulai dari mengisi formulir, menuju meja skrining, lalu menuju meja penyuntikan. ”Setelah disuntik diberi informasi mengenai vaksin selanjutnya. Tidak ada antrean dan prosesnya cepat,” ujarnya.
Sementara vaksinasi bagi masyarakat umum di G10N, untuk sementara dihentikan sembari menunggu ketersediaan vaksin. Eri memastikan, setelah tambahan vaksin diterima, akan didistribusikan dengan mekanisme undangan ke setiap kelurahan.
”Misalnya, kelurahan A, B, dan C diberi undangan. Sistem ini diharapkan lebih rapi dan tidak terjadi penumpukan,” kata Eri. Adapun vaksin untuk karyawan yang tidak memiliki KTP Surabaya akan dikoordinasi oleh perusahaan masing-masing dan digelar di lokasi yang disepakati sesuai protokol kesehatan.
Pemerintah Kota Surabaya juga mengalihkan seluruh vaksinasi kedua bagi warga usia 50 ke atas di puskesmas terdekat sesuai dengan alamat penerima vaksin. Gerakan vaksin massal, seperti di G10N, hanya untuk penerima vaksin pertama sehingga penumpukan warga diharapkan bisa dicegah.