Ruang Baca Alex Tilaar Mewariskan Semangat Belajar Sosok Guru
Sekitar 10.000 koleksi buku tokoh pendidikan almarhum HAR Tilaar bisa diakses oleh masyarakat umum di Rumah Belajar Alex Tilaar. Di tempat itu, siapa pun bisa belajar dari buku-buku koleksi HAR Tilaar.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Koleksi buku pribadi salah satu tokoh pendidikan Profesor HAR Tilaar dapat diakses publik lewat Ruang Belajar Alex Tilaar di Jakarta. Kehadiran ruang belajar ini untuk meneruskan semangat belajar sosok guru HAR Tilaar yang tak hanya gemar membaca, tapi juga menuliskan pemikirannya tentang pendidikan Indonesia.
Penanggung Jawab Rumah Belajar Alex Tilaar (RBAT) Wulan Tilaar di acara Ngobrol Santai di RBAT di Jakarta, Rabu (16/6/2021) mengatakan, peresmian RBAT bertepatan dengan hari lahir sang ayah. HAR Tilaar yang merupakan guru besar di Universitas Negeri Jakarta meninggal dunia tahun 2019. HAR Tilaar menulis 31 buku serta ratusan artikel di media massa. RBAT di Jalan KH Wahid Hasyim No 27, Jakarta Pusat, memiliki konsep sebagai coworking space dan ruang baca untuk menyeimbangkan fungsi komersial dan sosial.
Di RBAT ada sekitar 10.000 koleksi buku almarhum Alex Tilaar. RBAT akan menjadi ruang berbagi.(Wulan Tilaar)
”Di RBAT ada sekitar 10.000 koleksi buku almarhum Alex Tilaar. Sesuai keinginan almarhum, RBAT menjadi ruang untuk berbagi,” kata Wulan, yang juga putri Almarhum Alex Tilaar.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim dalam sambutannya mengatakan, sosok HAR Tilaar merupakan sosok yang bangga sebagai pendidik dan menekankan peserta didik betapa penting nilai-nilai Pancasila serta kemandirian dalam membentuk karakter manusia Indonesia.
”Semoga RBAT menjadi sarana pencerahan bagi masyarakat Indonesia, khususnya bagi yang mendalami ilmu pendidikan dan sosial. Tidak kalah penting, semoga pelajaran yang ditinggalkan jadi inspirasi kita semua,” ujar Nadiem.
Pemikiran pendidikan
Rektor Universitas Negeri Jakarta Komarudin mengatakan, sosok HAR Tilaar merupakan guru humanis yang selalu menyiapkan ruang dalam hidupnya untuk berbagai buah pemikiran. Dia menekankan hakikat pendidikan yang memanusiakan manusia memiliki prinsip nilai-nilai Pancasila sebagai esensi kehidupan negara yang membentuk karakter hidup manusia Indonesia.
”Kehadiran RBAT jadi penawar kerinduan pada pemikiran cemerlang. Semoga RBAT menjadi ruang mencerahkan bagi kalangan akademisi yang mendalami pendidikan, para guru, dan pembelajar aktif. Dari RBAT akan muncul pemikiran baru yang mengarahkan pendidikan Indonesia semakin maju dan berkualitas,” ujar Komarudin.
Ketua Yayasan Cahaya Guru Henny Supolo mengatakan, HAR Tilaar adalah seorang guru yang terus belajar. Dia sangat mudah diakses dan murah hati. Tiap pendapat didengar dan setiap pertanyaan dihargai dengan memberi jawaban yang berasal dari hati.
”Beliau adalah guru yang dicintai,” ujar Henny.
Menurut Henny, HAR Tilaar punya satu kata penting dalam dunia pendidikan, yakni kemandirian. Artinya, ada kebebasan berpikir, bersikap, dan berpendapat. Dia konsisten memunculkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam tulisan dan tiap kali bertemu guru.
Bagi HAR Tilaar, yang penting dalam pendidikan adalah murid menemukan proses belajar dan pengetahuan. Pendidikan juga mesti memanusiakan dan memerdekakan, bukan membelenggu dengan standar-standar yang ada. menekankan keragaman bangsa yang jadi kekuatan bangsa, supaya kita merawat dengan toleransi aktif dengan mengajarkan nilai-nilai Pancasila sejak usia dini.
”Kami menyambut dengan sangat bangga dan gembira RBAT. Di sinilah pemikiran, harapan, dan cinta beliau tentang pendidikan Indonesia dihadirkan untuk bangsa. RBAT seharusnya dimanfaatkan untuk kemandirian, kemerdekaan, dan kemanusiaan,” ujar Henny.
Martha Tilaar yang juga istri almarhum HAR Tilaar mengatakan, kegemaran membaca, ketekunan, dan kepedulian pada dunia pendidikan mencerahkan almarhum sehingga melahirkan pemikiran tentang pendidikan. HAR Tilaar meyakini pendidikan sebagai dasar yang paling hakiki untuk kemajuan bangsa sehingga semua orang harus punya kesempatan dan akses yang sama pada pendidikan berkualitas.
Sebagai profesor dan pemikir visioner, HAR Tilaar banyak memberikan ide tentang konsep arah masa depan pendidikan di Indonesia. Dalam tulisannya, bukan saja menganalisis serta mengkritisi kebijakan dan sistem pendidikan yang sedang berlangsung, melainkan beliau juga menawarkan gagasan yang tetap relevan untuk pendidikan di Indonesia.
Salah satu yang ditekankan HAR Tilaar adalah multikulturalisme dalam pendidikan di Indonesia, tidak meninggalkan kearifan bangsa dan jati diri sebagai insan Indonesia. Ini sangat relevan sampai saat ini. Pendidikan multikultur jadi keharusan di tengah tuntutan nasionalisme dalam globalisasi.
Martha merasa tersentuh, koleksi buku yang dikumpulkan suaminya telah mendapatkan ruang layak dan istimewa. ”Semoga RBAT menjelma jadi ruang eksplorasi yang sarat inspirasi, membuka wawasan, memacu ide kreatif dan inovatif, serta jadi tempat nyaman untuk belajar. Semangat belajar Alex akan terwariskan,” ujar Martha.