Perlu Kolaborasi Pemerintah-Swasta untuk Cegah Hilangnya Pembelajaran
Upaya mencerdaskan bangsa menjadi tanggung jawab pemerintah dan elemen masyarakat. Karena itu, pemerintah dan masyarakat perlu saling melengkapi dan menguatkan.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perwujudan Program Merdeka Belajar membutuhkan kreativitas dan inovasi. Untuk mewujudkan hal itu, diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, Jonisius R Mali mengatakan, upaya penyelamatan pendidikan anak-anak sekolah di masa pandemi Covid-19 tidak bisa dilakukan pemerintah daerah sendiri. Apalagi, Kabupaten Belu yang masuk daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dan berbatasan dengan Timor Leste memiliki infrastruktur pendidikan, teknologi, serta kapasitas guru yang belum sebaik di kota.
”Pembelajaran di masa pandemi mengandalkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) luring. Karena akses listrik dan internet tidak ada, para siswa lebih banyak belajar dengan penugasan dari guru, guru kunjung, maupun kombinasi. Learning loss dikhawatirkan terutama terjadi pada siswa kelas I dan II SD yang baru masuk sekolah dan belajar kemampuan dasar membaca, menulis, dan menghitung,” kata Jonisius dalam webinar ”Praktik Baik Kemitraan Pemerintah-Swasta dalam Mendukung Merdeka Belajar dan Pendidikan di Indonesia”, Senin (24/5/2021).
Jonisius mengatakan, untuk dapat menyukseskan Merdeka Belajar, dibutuhkan peningkatan kapasitas guru dan kepala sekolah, termasuk dalam pemanfaatan teknologi. ”Guru sebagai faktor penting dalam pendidikan masih butuh banyak sentuhan dan dukungan. Mereka butuh ditingkatkan kemampuannya untuk menghadirkan proses pembelajaran yang bermakna sehingga tidak lagi (hanya) mengajarkan hafalan, tetapi membangun daya nalar, kritis, kreatif, dan berkarakter,” ujar Jonisius.
Dukungan untuk pendidikan di Kabupaten Belu, khususnya dalam menghadapi situasi pandemi, salah satunya datang dari perusahaan Danone Indonesia. Bantuan pendidikan diberikan dengan pendistribusian modul PJJ luring, peningkatan akses pendidikan, renovasi fasilitas pendidikan, serta program edukasi tentang nutrisi dan hidrasi.
Kabupaten Belu mendapatkan bantuan pendistribusian 33.560 modul PJJ luring tingkat SD untuk 146 SD di 12 kecamatan. Selain itu, dikirimkan juga modul suplementasi edukasi dari program-program keberlanjutan Danone Indonesia terkait penguatan karakter dan isu lingkungan, meliputi Lima Potensi Prestasi Generasi Maju, Edukasi Hidrasi Sehat Ayo Minum Air, dan edukasi memilah sampah ”Sampahku Tanggung Jawabku” bagi siswa, guru, dan orangtua.
Vice President General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto mengatakan, kontribusi yang diberikan Danone Indonesia untuk pendidikan dan kesehatan, terutama di masa pandemi, diharapkan bisa menghindarkan potensi learning loss anak-anak Indonesia karena keterbatasan layanan pendidikan.
”Harapannya, kemitraan kami dengan Kemendikbud Ristek dan pemerintah daerah ini bisa memberi inspirasi kepada banyak pihak swasta dan komunitas untuk bergerak bersama mewujudkan Merdeka Belajar bagi anak-anak Indonesia,” ujar Vera.
Menurut Vera, pihaknya meyakini setiap anak punya hak untuk maju dalam pendidikan dan kesehatan. Berbagai program untuk mendukung pendidikan dan kesehatan anak juga dilakukan di berbagai daerah, seperti Rumah Belajar Generasi Maju, revitalisasi PAUD binaan, program Kelas Generasi Maju untuk mendukung anak-anak berprestasi, serta pemberian perangkat gawai dan paket data. Di tingkat universitas juga ada dukungan Kampus Merdeka dengan membuka peluang magang bagi mahasiswa.
Semangat kebersamaan
Mendikbud Ristek Nadiem Anwar Makarim mengatakan, pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta mesti saling melengkapi. Dengan demikian, semangat kebersamaan harus dikedepankan.
”Mencerdaskan bangsa menjadi tanggung jawab pemerintah dan elemen masyarakat. Karena itu, pemerintah dan masyarakat saling melengkapi dan menguatkan. Pihak swasta harus menyadari perannya dalam tanggung jawab sosial untuk mendukung kualitas pendidikan secara berkelanjutan,” ujar Nadiem.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbud Ristek Jumeri menambahkan, kolaborasi dengan banyak pihak dapat mendukung tercapainya peningkatan akses pendidikan yang semakin luas, mendorong pembelajaran berkualitas untuk siswa, serta pemerataan mutu pendidikan di semua daerah.
Menurut Jumeri, banyak aspek merdeka belajar yang masih harus ditingkatkan, salah satunya kompetensi guru. ”Kita butuh dukungan masyarakat untuk menghebatkan guru-guru supaya bisa menggelar pembelajaran yang interaktif dan menarik. Juga metodologi pembelajaran terkini supaya siswa semakin tertarik dan termotivasi belajar,” jelas Jumeri.
Dukungan juga dibutuhkan untuk membantu daerah 3T, mulai dari pengembangan manajerial sekolah, penyediaan fasilitas PJJ, hingga pembiasaan hidup sehat dan bersih. ”Kita perlu mengeroyok bersama untuk membuat pendidikan semakin bermutu,” kata Jumeri.