Penguatan literasi digital menjadi keniscayaan untuk menghindarkan warganet dari dampak negatif internet. Apalagi, jumlah pengguna internet Indonesia kini mencapai 196,7 juta warganet.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kecakapan digital masyarakat harus ditingkatkan agar dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan produktivitas yang memberikan nilai tambah secara intelektualitas, sosial, kultural, dan ekonomi. Karena itu, literasi digital masyarakat, terutama kaum muda, disiapkan sehingga dapat menggunakan internet secara baik, aman, bertanggung jawab, bebas dari misinformasi dan disinformasi, serta bisa memerangi hoaks atau berita bohong.
“Kita harus tingkatkan kecakapan digital masyarakat agar mampu menciptakan lebih banyak konten kreatif yang mendidik, menyejukkan, dan menyebarkan perdamaian,“ kata Presiden Joko Widodo di acara peluncuran program Literasi Digital Nasional dengan tema Makin Cakap Digital, di Jakarta, Kamis (20/5/2021).
Presiden secara daring menyampaikan sambutan dan meluncurkan program literasi digital nasional yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informasi bekerja sama dengan Siber Kreasi, Gerakan Literasi Digital Nasional. Menteri Komunikasi dan Informasi Johnny G Plate hadir di Gelora Bung Karno Jakarta bersama pegiat literasi digital secara terbatas, bergabung secara daring bersama sekitar 500.000 orang dari 34 provinsi dan 514 kota/kabupaten.
Presiden mengatakan, pembangunan konektivitas digital dan talenta digital telah diupayakan pemerintah melalui berbagai program. Seperti penyediaan kapasitas satelit multifungsi pemerintah (SATRIA), pembangunan menara-menara BTS, program digital talent scholarship, dan gerakan nasional literasi digital.
Menurut Presiden, literasi digital yang baik akan mendorong pemanfaatan teknologi digital ke arah yang positif, meningkatkan produktivitas, mendukung pembelajaran jarak jauh, mendorong kegiatan sosial, filantropi, penggalangan donasi untuk kemanusiaan, meningkatkan gerakan kepedulian, dan gotong royong.
Dalam sambutannya, Presiden juga memberikan apresiasi kepada 110 lembaga dan komunitas yang terlibat dalam gerakan literasi digital. Meningkatkan kecakapan digital masyarakat menjadi kerja besar yang harus mendapat dukungan seluruh komponen bangsa agar masyarakat cepat melek digital. “Saya harap gerakan ini terus berjalan dan membesar, sehingga mendorong inisiatif di tempat lain melalui kerja konkret dalam memanfaatkan internet untuk kegiatan yang makin produktif dan kreatif,” kata Presiden.
Menkominfo Johnny G Plate mengatakan, literasi digital menjadi keniscayaan untuk menghindarkan warganet dari dampak negatif internet. Pengguna internet Indonesia sekitar 196,7 juta warganet dan potensi perdagangan elektronik Indonesia mencapai 40 persen dari potensi ASEAN.
“Tugas kita memastikan setiap anak bangsa mampu mengoptimalkan kebermanfaatan internet,” kata Johnny.
Menurut Johnny, untuk mempercepat kecakapan digital masyarakat, pemerintah menggelar sekitar 20.000 pelatihan berdasarkan modul dan kurikulum yang menyasar pada empat pilar literasi digital yaitu keterampilan digital, etika digital, keamanan digital, dan budaya digital. Program tersebut setiap tahunnya menjangkau 12,4 juta peserta. Diharapkan masyarakat Indonesia mendapatkan pelatihan literasi digital untuk 50 juta orang pada 2024 dan terus meningkat sampai 100 juta orang.
“Literasi digital ini jadi pilihan untuk menjangkau seluas-luasnya masyarakat dengan menguatkan empat pilar tentang keterampilan, etika, keamanan, dan budaya digital Kita ingin teknologi digital dipakai dengan kesadaran, dan dampak negatif ditangani,” kata Johnny.
Sejalan dengan mengedukasi masyarakat secara masif lewat literasi digital, Kemkominfo juga memperkuat SDM digital. Ada program beasiswa talenta digital yang bekerja sama dengan perguruan tinggi untuk dapat memenuhi kebutuhan talenta digital tingkat menengah. Tersedia sekitar 100.000 beasiswa tiap tahun untuk mengasah keterampilan teknologi digital di bidang kecerdasan buatan, machine learning, cloud computing, keamanan digital, dan pemanfaatan data kemajuan teknologi digital lainnya. Kebutuhan talenta digital Indonesia butuh sekitar sembilan juta talenta digital menengah. Tiap tahun harus dipenuhi 600.000 talenta digital dari program Kemkominfo dan pihak lain.
Adapula program pengembangan keterampilan digital tingkat lanjut juga dilakukan dengan program Leadership Digital Academy untuk 300 pemangku kebijakan di sektor publik dan privat setiap tahunnya. Para peserta terdiri dari pendiri perusahaan rintisan (startup), kepala dinas pendidikan provinsi, kabupaten/kota, serta para pemimpin di sektor digital lainnya.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan kecakapan digital tidak hanya berkaitan dengan kemampuan untuk menggunakan gawai, tetapi juga cerdas dan bijak dalam menggunakannya. “Diperlukan pendekatan-pendekatan strategis yang dapat meningkatkan literasi digital, khususnya generasi muda yang biasanya belum memiliki benteng cukup kuat, untuk menangkal pengaruh buruk dari teknologi,” kata Nadiem.
Direktur Jemderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbud Ristek, Iwan Syahril mengatakan kecakapan digital atau literasi digital memang relevan. Masa pandemi mempercepat pemanfaatan teknologi digital, terutama di pendidikan. Adanya program gerakan literasi nasional memberikan paradigma pembelajaran yang tidak hanya fokus pada sisi kognitif, namun juga memperkuat soft skill (kemampuan yang berkaitan dengan kecerdasan emosional, kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi, manajerial, dan juga keterampilan sosial lain yang tak akan tergantikan oleh proses otomasi).
“Di modul dengan empat pilar literasi digital terlihat juga ada penguatan soft skill digital selain kecakapan teknis. Dalam pembelajaran pun penting nanti para guru memperkuat kecakapan literasi, numerik, dan karakter,” kata Iwan.