Pemerintah Segera Bentuk Manajemen Talenta Nasional
Manajemen Talenta Nasional merupakan sistem untuk mengelola talenta-talenta Indonesia mulai usia dini hingga masa tuanya. Salah satu targetnya, hasil karya atau kiprah mereka diakui di dunia internasional.
Oleh
FX LAKSANA AS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah akan segera membentuk Manajamen Talenta Nasional. Desain besarnya telah selesai disusun. Dalam waktu dekat, peraturan presiden sebagai dasar hukumnya akan diterbitkan.
Ide pembentukan Manajemen Talenta Nasional (MTN) muncul di pemerintahan pada pertengahan 2018. Presiden Joko Widodo kemudian menginstruksikan Kantor Staf Presiden (KSP) bersama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk merealisasikannya.
Setelah lama tak terdengar perkembangannya, Presiden pada Selasa (30/3/2021) memimpin rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta. Hadir dalam kesempatan itu, antara lain, Kepala Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
Dalam keterangan pers seusai rapat, Moeldoko mengatakan, MTN adalah sistem yang dibangun pemerintah untuk mengelola talenta-talenta Indonesia mulai usia dini hingga masa tuanya. Intinya adalah negara hadir untuk menangani anak-anak Indonesia yang memiliki talenta unggul dan memberikan jaminan di masa tuanya.
”Selama ini mungkin belum tertangani dengan baik. Grand design sudah jadi. Rencana perpresnya juga sudah jadi. Tinggal menunggu gong dalam tempo yang tidak terlalu lama. Manajemen Talenta Nasional itu mudah-mudahan bisa segera dioperasionalkan,” kata Moeldoko.
Dari sisi kelembagaan, Moeldoko menambahkan, terdapat tiga pilihan yang sampai saat ini masih terus dikaji. Pertama, kelembagaan yang sifatnya sementara berupa gugus tugas. Kedua, lembaga baru.
Ketiga, mengoptimalkan unit yang selama ini sudah ada di kementerian atau lembaga negara. Misalnya, lembaga pencarian bakat di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. ”Apakah nanti dioptimalisasi di sana atau tidak, masih diskusi. Ini masih didiskusikan,” kata Moeldoko.
Suharso pada kesempatan yang sama menjelaskan, MTN akan mengelola talenta di tiga bidang. Pertama, riset dan inovasi. Salah satu targetnya, adanya pengakuan dari dunia internasional terhadap karya-karya warga negara Indonesia, seperti Nobel.
Kedua, seni dan budaya. Targetnya pun pengakuan karya-karya warga negara Indonesia di tingkat internasional. Ketiga, olahraga dengan fokus 14 cabang olahraga yang dihelat dalam Olimpiade. Di antaranya adalah bulu tangkis, panahan, angkat besi, atletik, dayung, renang, senam, dan taekwondo.
Untuk itu, Suharso melanjutkan, mekanisme dan tahapannya menjadi penting. Pada tingkat awal adalah penyusunan basis data sekaligus perekrutan. Ini, antara lain, ditempuh melalui penyelenggaraan kompetisi mulai tingkat sekolah, daerah, hingga nasional. Selanjutnya adalah tahap pengembangan bakat hingga pada puncak-puncak pencapaian.
Termasuk dalam program tersebut adalah jaminan hari tua para talenta. Artinya pemerintah akan memberikan penghargaan dan jaminan hidup layak kepada para talenta di masa tuanya.
”Jangan nasibnya seperti seorang seniman, begitu tidak lagi berkarya, di hari tua hidupnya sengsara. Begitu juga dengan seorang olahragawan. Jadi, kita ingin menghindari itu supaya tidak ada lagi peristiwa-peristiwa yang mengenaskan atas talenta-talenta Indonesia yang tersebar di seluruh dunia. Itulah pentingnya Manajemen Talenta Nasional,” kata Suharso.