Beberapa jam setelah dilantik Presiden Joko Widodo, Menteri Sosial Tri Rismaharini langsung menghadiri serah terima jabatan dengan Mensos Ad Interim Muhadjir Effendy. Risma berkomitmen menuntaskan program bansos.
Oleh
SONYA HELLEN SINOMBOR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Sosial Tri Rismaharini meminta jajaran Kementerian Sosial untuk bekerja dan memberi yang terbaik. Karena itu, setelah menerima mandat Presiden sebagai Menteri Sosial, dia berkomitmen segera menyelesaikan penyaluran bantuan sosial pada akhir tahun serta memastikan awal tahun 2021 bansos tuntas disalurkan.
”Presiden pesan, terutama yang triwulan empat bantuan itu harus selesai. Ini sudah minggu terakhir harus selesai. Kemudian yang untuk 2021 awal Januari itu juga harus selesai. Jadi, mungkin minggu pertama, bulan Januari, supaya ada perputaran uang untuk menggerakkan ekonomi,” ujar Rismaharini dalam sambutannya saat serah terima jabatan Menteri Sosial dari Mensos Ad Interim Muhadjir Effendy di kantor Kementerian Sosial, Jakarta (23/12/2020) siang.
Kepada jajaran Kemensos, Rismaharini yang akrab disapa Risma menyampaikan pengalamannya sebagai Wali Kota Surabaya yang menjalankan pemberdayaan ekonomi melalui program pahlawan ekonomi bagi ibu-ibu dari pengayuh becak dan istri pekerja migran Indonesia. Hasilnya, dari 89 kelompok menjadi 18.000 kelompok dengan pendapatan sebulan di atas Rp 1 miliar.
”Saya percaya di sini banyak yang pintar sekali, kita gunakan untuk menyelesaikan. Jadi, warga kita tidak hanya kita ajarkan menerima mereka, tetapi juga kita ajarkan untuk berusaha sehingga mereka bisa terhormat,” ujar Risma.
Ia pun menyatakan hasil kerjanya bisa dicek di Surabaya yang saat ini tidak ada pengamen, anak jalanan, pengemis, karena pemkot membayar mereka mengamen di taman. Ia pun mencontohkan, bagaimana Pemkot Surabaya menangani anak jalanan dan pengemis, termasuk orang dengan gangguan jiwa, yang mayoritas bukan penduduk asli Surabaya. Bahkan, di Surabaya ada 1.300 orang dengan gangguan jiwa.
”Hampir 98 persen bukan orang Surabaya. Ketika sudah sembuh, saya pulangkan balik lagi (ke Surabaya),” ujar Risma yang akhirnya menerima mereka.
Efisiensi
Pada kesempatan tersebut Risma menyatakan optimismenya jika Kemensos bisa menerapkan efisiensi, tentu akan bisa menolong banyak orang. Dia mengaku sempat kaget karena mengetahui ada anggaran Rp 1,3 triliun hanya untuk data.
”Kalau kita tidak hati-hati karena itu uang besar sekali, Rp 1,3 triliun itu. Bukan besar, buesaaaar sekali. Jadi, mari nanti tolong dipikirkan bagaimana kita bisa membuat dan mengevaluasi data dengan efisien sehingga sisanya kita bisa bantu orang lain,” ujar Rismaharini.
Rismaharini pun memaparkan pengalamannya ketika menutup lokalisasi Dolly di Surabaya. Tidak hanya berat, tetapi juga mengalami ancaman dibunuh.
Risma juga memberikan perhatian kepada anak berkebutuhan khusus. Karena itu, dia memohon semua jajaran Kemensos memberi yang terbaik agar bisa menolong banyak orang.
Sosok yang tepat
Pada sertijab tersebut, Muhadjir pun berharap Risma akan menghadirkan suasana yang lebih baik di Kemensos. Ia optimistis, Risma akan mampu memimpin Kemensos menjadi semakin lebih baik karena Risma merupakan sosok yang tepat untuk berada di posisi Kemensos saat ini.
”Dan, yang tidak kalah penting adalah untuk jangka pendek ini harus bisa membangkitkan rasa percaya diri dari semua jajaran Kemensos. Tidak boleh mengalami demoralisasi, tetapi harus bangkit. Karena, tumpuan harapan rakyat Indonesia, terutama menghadapi Covid-19 ini, adalah berada di tangan kementerian ini,” kata Muhadjir.
Muhadjir mengingatkan bahwa Kemensos adalah salah satu kementerian yang memiliki peran sangat penting dalam penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Hal ini sejalan dengan arahan presiden untuk program lima tahun ke depan.
Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan komitmen dan konsistensi dari semu pihak, termasuk jajaran Kemensos yang mengemban tugas penting terkait penanganan dampak pandemi Covid-19. Karena itu, Kemensos harus tetap fokus pada program prioritasnya, yakni pemutakhiran data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS), untuk mendukung target pemerintah menekan angka kemiskinan, untuk mencapai zero poverty atau nol kemiskinan.
”Saya kira Bu Risma adalah sosok yang sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Beliau adalah wali kota Surabaya sebelum menjabat Mensos kini, dan dalam hal masalah bidang sosial beliau sangat menguasai masalah,” ujar Muhadjir.