logo Kompas.id
Pendidikan & KebudayaanMengapa Pelajar di Indonesia...
Iklan

Mengapa Pelajar di Indonesia Sulit Berpikir Kritis

Sejumlah guru mendorong siswa berpikir kritis dengan mendiskusikan tema aktual dan materi pelajaran yang mengundang perdebatan. Namun, ternyata tak mudah mengajak siswa sekolah di Indonesia berpikir kritis.

Oleh
INSAN ALFAJRI
· 5 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/0-vJ2EPtyQKDBzvXJmCpVaKdnKc=/1024x576/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F11%2F20201119_122405_1605950691.jpg
KOMPAS/ZULKARNAINI

Maria Ulfa, guru honorer di Sekolah Dasar Negeri 72 Banda Aceh, mendampingi anaknya belajar. Maria harus berbagi waktu mengajar siswa, mengajar anak, dan membantu suami berjualan.

JAKARTA, KOMPAS — Berpikir kritis memungkinkan siswa merespons sebuah persoalan dengan berbagai sudut padang. Siswa harus dibiasakan berpikir kritis sejak dini. Selain sekolah, keluarga dan masyarakat juga bertanggung jawab untuk mendorong siswa agar berpikir kritis.

Namun, tak mudah mengajari siswa sekolah di Indonesia agar mau berpikir kritis. Selain gurunya yang enggan mengajak siswa untuk berpikir kritis dalam proses pembelajaran dan bahkan cenderung membatasi pertanyaan murid, sejumlah siswa juga dinilai kurang bergairah dalam belajar. Di luar sekolah, masyarakat juga terkadang menilai cara berpikir kritis siswa sebagai bentuk protes.

Editor:
khaerudin
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000