Mimpi generasi muda Indonesia bukanlah sesuatu yang mengawang-awang di luar akal. Sebab, mereka berkeinginan sederhana untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang saat ini terjadi di Indonesia.
Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dalam 100 tahun kemerdekaannya, Indonesia dimimpikan telah menjadi sebuah negara maju yang mandiri, menghargai hak asasi manusia, dan menjaga warisan lingkungan hidupnya. Ini adalah harapan para pemuda-pemudi yang kelak akan menjadi pemimpin ketika Indonesia mencapai usia seabad dalam waktu 25 tahun ke depan.
Mimpi mereka bukanlah sesuatu yang mengawang-awang di luar akal. Sebab, mereka berkeinginan sederhana untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang saat ini terjadi di Indonesia.
”Indonesia bisa bisa bangkit dari negara berkembang dan masuk menjadi negara maju. Untuk Papua, saya berharap sudah bisa semaju provinsi Indonesia yang lain,” kata Muhammad Zulham Temongmere, mahasiswa Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, Papua.
Mimpi Indonesia menjadi negara maju dalam 25 tahun ke depan adalah harapan Zulham dan belasan pemuda-pemudi lainnya dari seluruh Indonesia. Namun, mereka memiliki berbagai pandangan bagaimana cita-cita ini bisa diraih; dari pemenuhan hak asasi manusia, pemberantasan korupsi, hingga kedaulatan energi, dan pembangunan berbasis lingkungan menjadi mimpi mereka.
Pemenuhan HAM dan penghargaan terhadap mereka yang berbeda diharapkan sudah tercapai ketika Indonesia berusia satu abad kelak. Tidak ada rasisme dan semua bersatu dalam damai seperti sila Persatuan Indonesia dalam Pancasila.
Hanif Yunantra (16), pelajar SMAN 32 Jakarta, berharap kelompok masyarakat yang tertindas dapat dipenuhi HAM-nya. Latifa Rahmanita (18), yang baru lulus dari SMAN 112 Jakarta, bermimpi bahwa semboyan Bhinneka Tunggal Ika tetap menjadi pegangan bangsa Indonesia.
”Bukan Indonesia kalau kita tidak memiliki keberagaman itu semua. Jangan pernah bersikap rasis karena keistimewaan Indonesia terletak pada keberagaman agama, suku, dan budaya,” kata Muhammad Ronaldo, mahasiswa Universitas Trisakti, Jakarta.
Kemandirian Indonesia melalui pemberdayaan pertanian dan kemaritiman juga menjadi cita-cita yang diharapkan dapat diraih kelak. Mahasiswi Fakultas Teknologi Kelautan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Suci Amalia, membayangkan kemandirian dapat diraih dengan memaksimalkan seluruh potensi sektor kemaritiman. Di sisi lain, kedaulatan pangan dapat memberikan jalan menuju kemandirian energi pula.
Bukan Indonesia kalau kita tidak memiliki keberagaman itu semua. Jangan pernah bersikap rasis karena keistimewaan Indonesia terletak pada keberagaman agama, suku, dan budaya.
’Dalam satu abad kemerdekaannya, saya harap Indonesia sudah sejahtera dalam pemerataan listrik ke daerah terpencil, menggunakan limbah pertanian,” kata mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Romahada Habeahan.
Pembangunan Indonesia yang lebih memperhatikan kelestarian lingkungan hidup juga menjadi mimpi yang diharapkan mereka. ’Saya berharap Indonesia dalam 25 tahun ke depan bisa bebas dari polusi, kebakaran hutan, dan limbah plastik yang saat ini tak tertangani,” kata Dimasta Bonaventura Pandia, pelajar SMA Pangudi Luhur Van Lith Magelang, Jawa Tengah.
Indonesia yang bebas dari korupsi juga menjadi cita-cita yang diharapkan dapat tercapai pada 100 tahun kemerdekaan. Hal ini dapat dicapai, antara lain, melalui peningkatan kualitas pendidikan. Tingkat pendidikan yang baik akan melahirkan pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia.
’Dengan kualitas pendidikan yang tinggi, proses pembangunan dapat berjalan dengan efektif dan efisien,” kata Paulina Sri Mangesti (18), mahasiswi Universitas Gadjah Mada.
Segala mimpi ini pun tidak bisa sekadar menjadi sekadar pernyataan. Dengan mimpi ini, hadir pula beban kerja keras yang harus ditempuh. Generasi muda harus mau belajar dan menggunakan dunia global sebagai tolok ukur, tidak hanya terpaku pada persaingan lokal.
Achmad Zaky, pendiri Bukalapak, berharap para generasi muda ini dapat fokus belajar dan mengembangkan diri untuk bisa bersaing dengan warga dunia yang lain. ’Kalau Indonesia mau maju, generasi muda kita harus bekerja lebih keras; disiplin menciptakan produk dan layanan dari pengetahuannya untuk warga dunia,” kata Zaky.
Pandemi Covid-19 yang melanda sejak awal 2020 menyebabkan bagaimana perayaan kemerdekaan Indonesia harus berubah pada tahun ini. Namun, pendiri dan CEO Tokopedia William Tanuwijaya berkeyakinan, pandemi ini telah memberikan berkah terselubung dalam bentuk akselerasi adopsi teknologi digital di masyarakat.
Musibah yang terjadi pada usia ke-75 Indonesia dapat menjadi momentum yang mengantarkan kemajuan di usia seratus tahun kelak melalui penguasaan teknologi.
’Apabila semangat bambu runcing yang mengantarkan kemerdekaan 75 tahun lalu dapat kita teladani kembali saat ini, maka kita bisa lebih cepat beradaptasi menggunakan teknologi sebagai senjata bangsa kita menghadapi perubahan zaman yang sangat dinamis,” kata William.