Penyandang Disabilitas DKI Jakarta Pertanyakan Komitmen Negara
Di masa pandemi Covid-19 ini, penyandang disabilitas di kawasan Jabodetabek mempertanyakan kebijakan pemerintah dalam menyalurkan bantuan sosial yang belum berpihak kepada kaum disabilitas.
Oleh
Sonya Hellen Sinombor
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Komunitas penyandang disabilitas di DKI Jakarta dan sekitarnya mempertanyakan program bantuan khusus sembako untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang belum menjangkau mereka. Padahal, para penyandang disabilitas masuk dalam kategori sebagai kelompok rentan risiko yang mesti diprioritaskan.
Jauh hari sebelum mendengar informasi bahwa pemerintah akan menyalurkan bantuan sosial bagi masyarakat yang terdampak Covid-19, komunitas penyandang disabilitas sudah memperbarui data-data penyandang disabilitas di Jakarta.
Eka Setiawan, Ketua Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) DKI Jakarta, mengatakan, berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Sosial DKI Jakarta, Senin (13/4/2020), pihak dinas sosial menginformasikan kepada para ketua organisasi penyandang disabilitas bahwa bantuan paket sembako tahap awal telah habis dibagikan kepada pengemudi ojek daring dan kelompok miskin lain. Organisasi penyandang disabilitas dinilai terlambat menyampaikan data.
Sebagai solusi, para penyandang disabilitas yang terdampak Covid-19 akan mendapatkan pembagian nasi kotak yang didistribusikan di titik-titik tertentu di Jakarta. Proses penyaluran melibatkan para pengurus organisasi penyandang disabilitas. Untuk mendapatkan jatah nasi kotak, para penyandang disabilitas diminta mendaftar ke pihak rukun tetangga masing-masing.
Para penyandang disabilitas mempertanyakan mengapa penyandang disabilitas sampai tidak masuk dalam daftar penerima paket sembako.
Atas situasi tersebut, para penyandang disabilitas mempertanyakan mengapa penyandang disabilitas sampai tidak masuk dalam daftar penerima paket sembako tahap awal tersebut. Mereka berharap Pemprov DKI Jakarta memberikan perhatian pada tahap pembagian berikutnya.
”Berarti sejak awal Dinas Sosial DKI memang tidak mengalokasikan bantuan tersebut untuk penyandang disabilitas, yang sudah jelas merupakan bagian dari warga DKI Jakarta, yang tentu sudah sejak lama tercatat sebagai penduduk Jakarta, yang setiap tahun memperingati Hari Penyandang Disabilitas bersama,” kata Eka.
Sejak awal, Pertuni sudah mengingatkan agar pemerintah tidak menggunakan prosedur atau cara yang biasa dalam menangani kondisi darurat ini. Padahal, penyandang disabilitas juga terdampak secara ekonomi karena mulai tidak berpenghasilan, tidak dapat membayar kontrakan rumah, dan tentu tidak dapat membeli kebutuhan hidup mereka.
”Karena itu, kami penyandang disabilitas tunanetra berpikir bahwa sampai hari ini negara belum menjadikan kelompok penyandang disabilitas sebagai kelompok rentan risiko sehingga harusnya mendapatkan prioritas. Sampai hari ini kami belum rasakan itu,” ujar Eka.
Segera ditindaklanjuti
Menanggapi keluhan penyandang disabilitas, Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial (Kemensos) Hartono Laras menyatakan keluhan dari Pertuni DKI akan segera ditindaklanjuti. Kemensos sendiri sudah menyalurkan bantuan khusus sembako untuk wilayah Jabodetabek sejak Minggu (12/4) hingga Jumat (17/4). Selain itu, mulai 6 April 2020, Kemensos juga menyalurkan paket bantuan sembako dan bantuan makanan siap saji untuk masyarakat di wilayah DKI Jakarta yang anggota keluarganya terkena virus korona baru, terutama di kelurahan-kelurahan yang masuk dalam zona merah.
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kemensos bekerja sama dengan Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Kemensos sudah membagikan paket sembako kepada penerima manfaat di lima kluster melalui lembaga kesejahteraan sosial (LKS) se-Jabodetabek.
Realisasi bantuan sembako dari Ditjen Linjamsos melalui skema bansos sembako sejumlah 11.952 paket dengan nilai masing-masing Rp 600.000 per paket juga sedang disiapkan. Sambil menunggu realisasi bantuan tersebut, sudah disiapkan bantuan paket sembako dari Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) sebanyak 11.952 paket dengan nilai Rp 200.000 per paket. Menurut rencana, bantuan tersebut akan didistribusikan mulai Jumat (17/4). Bantuan tersebut akan diserahkan melalui LKS se-Jabodetabek.