Jusuf Kalla Dorong Diaspora Aceh Bersatu Bangun Daerah
Para tokoh diaspora Aceh lintas profesi diharapkan bersatu membangun daerah. Pasca-perdamaian, pembangunan provinsi itu mulai bergeliat, tetapi tingkat kemiskinan masih tinggi.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Tokoh diaspora Aceh lintas profesi diharapkan bersatu membangun daerah. Pasca-perdamaian, pembangunan provinsi itu mulai bergeliat, tetapi tingkat kemiskinan masih tinggi.
Hal itu mengemuka dalam dialog ”Diplomasi dan Kisah Diaspora Aceh Menembus Dunia” Minggu (13/6/2021). Pada kegiatan itu juga diluncurkan buku Dispora Aceh Menembus Jagad berisi kisah para tokoh Aceh di perantauan.
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla yang hadir sebagai narasumber kehormatanan menuturkan, para tokoh Aceh yang tersebar di banyak daerah agar selalu berkontribusi bagi Indonesia dan Aceh. ”Setelah damai, ekonomi Aceh mulai bergeliat. Aceh sekarang jauh lebih maju,” kata Kalla.
Setelah damai, ekonomi Aceh mulai bergeliat. Aceh sekarang jauh lebih maju. (Jusuf Kalla)
Kalla terus mengikuti perubahan Aceh pasca-perdamaian. Saat perjanjian damai antara Gerakan Aceh Merdeka dan Pemerintah RI, Agustus 2005, Kalla menjabat sebagai wakil presiden. Kalla termasuk tokoh utama di balik perdamaian tersebut.
”Diaspora Aceh harus bersatu bangun daerah. Tumbuhkan jiwa wirausaha pada warga Aceh,” ujar Kalla.
Mantan Wakil Ketua MPR Ahmad Farhan Hamid juga berharap diaspora dan warga Aceh bersatu bangun daerah. Farhan menilai kekompakan antarlintas tokoh akan mempercepat laju pembangunan Aceh. ”Banyak persoalan yang harus kita hadapi bersama. Untuk melawan pandemi Covid-19, kita juga harus bersatu,” ujar Farhan.
Fasilitasi generasi muda, bekali skill agar mereka bisa mencari nafkah di lingkungan diaspora tersebut, baik dalam maupun luar negeri. (Ahmad Farhan Hamid)
Tingkat kemiskinan di Aceh masih tinggi, yakni 833.000 orang atau 14,99 persen dari 5,3 juta jumlah penduduk. Farhan berharap para diaspora Aceh berkontribusi secara konkret membangun Aceh sesuai dengan profesi dan keahlian mereka.
”Yang termudah adalah bekerja sama dengan pemerintah daerah. Fasilitasi generasi muda, bekali skill agar mereka bisa mencari nafkah di lingkungan diaspora tersebut, baik dalam maupun luar negeri,” kata Farhan.
Sementara itu, Ketua Taman Iskandar Muda Surya Darma mengatakan, kisah sukses para diaspora Aceh yang dibukukan diharapkan menjadi inspirasi dan motivasi bagi warga Aceh.
Terdapat 250 tokoh yang dimasukkan dalam buku tersebut, di antaranya Surya Paloh (politisi dan pengusaha), Mustafa Abubakar (mantan Menteri BUMN), Sofyan Djalil (Menteri Agraria dan Pertanahan), dan Reza Abdul Jabar (pengusaha ternak di New Zealand).
Surya mengatakan, TIM menjadi jembatan bagi para diaspora Aceh untuk sama-sama berkontribusi membangun daerah. Menurut Surya, Aceh sangat membutuhkan pemikiran dari para diaspora.