AS mengaku kesal lantaran istrinya pulang dini hari dan dari mulutnya tercium aroma alkohol. Diantar keluarga, ia lalu menyerahkan diri ke polisi setelah membunuh FS.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY
Β·2 menit baca
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Kampanye antikekerasan terhadap ibu dan anak terus disuarakan masyarakat, salah satunya melalui media mural seperti terlihat di kawasan Gandaria, Jakarta, Selasa (5/3/2019).
TANGERANG, KOMPAS β AS (25) menjadi terduga pelaku kekerasan dalam rumah tangga dengan mencekik FS (22) sehingga istrinya itu tewas, di Perumahan Bugel Mas Indah, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Banten, Minggu (13/2/2022). Ia mengaku kesal lantaran FS pulang dini hari.
Kekerasan berujung maut itu terjadi Minggu dini hari di rumah mereka. Kepada polisi, AS mengaku memarahi istrinya yang pulang dini hari dan dari mulutnya tercium aroma alkohol.
Kapolres Metro Tangerang Kota Komisaris Besar Komarudin menuturkan, amarah AS berlanjut dengan pertengkaran. Dalam pertengkaran, AS mengaku dicakar oleh istrinya, sebelum mencekiknya hingga FS tewas di tempat. βAS menyerahkan diri kemarin. Ia diantar oleh keluarga. Jenazah istrinya dalam proses otopsi. Penyidik masih menunggu hasil otopsi,β katanya, Rabu (16/2).
Seusai mencekik, AS mengurung diri di rumah. Keesokan harinya Senin (14/2), ia pulang ke rumah orangtua di Bogor, Jawa Barat, dan menceritakan perbuatannya. Sehari kemudian, Selasa (15/2), AS diantar keluarganya ke Polres Metro Tangerang Kota untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Pekan lalu, cekcok pasangan suami-istri berujung maut juga terjadi di Kota Tangerang. N (56) dan NW (54) terlibat cekcok berujung kekerasan di rumah mereka di Kampung Gempol Sari, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (8/2) malam. NW meninggal di lokasi, sedangkan N yang terluka dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tangerang.
Dari lokasi, polisi menemukan sebilah pisau dan golok. Dugaan awal, N mengambil pisau dan menusuk NW. Kemudian terjadi perlawanan oleh NW yang merampas pisau itu sehingga N mengambil golok dan membacok istrinya.
βAda luka tusukan di dada dan lengan NW. Kalau N ada luka di leher, kepala, dan jari-jari tangan. Kemungkinan berupaya menangkis serangan,β tutur Komarudin.
TOTO SIHONO
Ilustrasi - Kekerasan terhadap perempuan.
Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Tangerang melaporkan, sedikitnya 100 perempuan dan anak menjadi korban kekerasan sepanjang tahun 2021. Mereka terdiri atas 41 orang dewasa, 41 anak perempuan, dan 18 anak laki-laki.
Tuti Subarti dari Satuan Tugas Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kota Tangerang menyebutkan, kasus kekerasan itu antara lain pencabulan, pemerkosaan, penganiayaan, perundungan, kekerasan dalam rumah tangga, dan penelantaran.
βKasus paling banyak pencabulan, ada 16 kasus. Kalau kasus kekerasan, secara umum, paling banyak ditemukan di Kecamatan Pinang, ada 14 kasus,β ucapnya.