Bupati Karanganyar Juliyatmono sempat menyatakan agar warga menganggap varian Omicron tidak ada. Tindakan itu berpotensi mempersulit penanganan Covid-19.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Bupati Karanganyar Juliyatmono menyampaikan tanggapannya atas pernyataan kontroversial yang beredar lewat potongan video, di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rabu (16/2/2022).
KARANGANYAR, KOMPAS — Bupati Karanganyar Juliyatmono mengeluarkan pernyataan kontroversial soal varian baru Covid-19. Dalam sebuah potongan rekaman video, kepada warga, ia mengajak untuk tidak usah memikirkan pandemi dan varian virus yang memicu wabah global tersebut. Ia juga menyerukan agar menganggap varian baru tersebut tidak ada. Pakar kesehatan masyarakat menyatakan, tindakan itu berpotensi mempersulit penanganan Covid-19 di daerah.
Berdasarkan penelusuran, video tersebut merupakan bagian rekaman dari sebuah acara pernikahan di Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Video tersebut diunggah di akun Youtube milik Dian Pictures sejak 15 Februari 2022. Penayangannya sudah dilakukan sebanyak 12.416 dan disukai 122 pengguna.
Total durasi rekaman mencapai empat jam. Namun, potongan video yang tersebar luas lewat pesan singkat dan media sosial hanya berdurasi 29 detik. Juliyatmono tak mengenakan masker saat berpidato dalam video tersebut.
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Seorang sukarelawan Merapi menjalani tes antigen sebelum bertugasi di Barak Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (28/1/2021). Tes antigen diperlukan untuk menjamin sukarelawan berada dalam kondisi sehat sehingga tidak menulari pengungsi. Dari tes tersebut, salah seorang sukarelawan menunjukkan hasil positif antigen.
”Mugi-mugi sehat sedaya. Yang penting dijaga awak e dewe-dewe. Ora usah nggagas Omicron po nggagas Covid-19. Anggepen wis ora enek. Nggo patut-patut nganggo masker. Ngono wae. (Semoga sehat semuanya. Yang penting dijaga kesehatan badannya. Tidak usah memikirkan Omicron atau Covid-19. Anggap saja tidak ada. Biar wajar pakai masker. Begitu saja),” kata Juliyatmono dalam rekaman video tersebut.
Saat ditemui, Rabu (16/2/2022), Juliyatmono membenarkan sosok yang ada dalam video tersebut adalah dirinya. Ia mengaku kerap mendapat undangan hajatan setiap akhir pekan. Kesempatan itu dimanfaatkannya untuk menyemangati masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai.
Menurut Juliyatmono, banyak orang yang salah menangkap maksud dari pernyataannya dalam pidato tersebut. Ia sebenarnya ingin membuat masyarakat tak merasa paranoid dengan Covid-19. Hanya saja, gaya bahasa yang digunakan berbeda.
Dari sisi kesehatan masyarakat, ’public figure’ adalah orang yang sangat penting. Dia dianggap patron dan panutan masyarakat. Jadi, informasi yang disampaikan seharusnya akurat
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Sejumlah tenaga kesehatan menyiapkan alat tes antigen bagi sukarelawan sebelum bertugas di Barak Purwobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, Kamis (28/1/2021). Tes antigen diperlukan untuk menjamin sukarelawan berada dalam kondisi sehat sehingga tidak menulari pengungsi. Dari tes tersebut, salah seorang sukarelawan menunjukkan hasil positif antigen.
”Itu hanya metodologi dan cara kita menyampaikan pesan supaya siapa pun tidak boleh terlalu mencekam dan larut dalam pikiran yang terganggu oleh ketakutan-ketakutan (terhadap Covid-19),” kata Juliyatmono.
Juliyatmono mengklaim, pernyataan yang disampaikannya tidak akan memengaruhi penerapan protokol kesehatan. Sebab, sudah dua tahun ini masyarakat sudah hidup berdampingan dengan Covid-19. Bagi dia, protokol kesehatan sudah menjadi membudaya di tengah masyarakat.
Pendapat berbeda disampaikan Ari Natalia Probandari, pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Surakarta. Ari menyayangkan pernyataan yang dilontarkan Juliyatmono. Terlebih lagi, pihaknya menjabat sebagai kepala daerah.
Petugas mengantarkan makanan dan minuman kepada pasien Covid-19 yang menjalani isolasi di ruang isolasi Rumah Sakit Mitra Siaga, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (8/1/2021). Ruang isolasi yang berada di Paviliun Tulip tersebut terus ditambah jumlahnya seiring dengan terus bertambahnya pasien Covid-19.
”Beliau adalah public figure. Dari sisi kesehatan masyarakat, public figure adalah orang yang sangat penting. Dia dianggap patron dan panutan masyarakat. Jadi, informasi yang disampaikan seharusnya akurat,” kata Ari.
Penyampaian informasi, kata Ari, seharusnya berbasis data yang akurat. Sebab, sosok tersebut menjadi komandan dalam penanganan Covid-19 di wilayahnya. Untuk itu, pengumpulan data sebagai dasar penyampaian informasi bukan perkara sulit baginya.
Selanjutnya, Ari menyatakan, pernyataan Juliyatmono juga bisa berdampak negatif terhadap penanganan Covid-19. Publik berpotensi semakin abai terhadap protokol kesehatan. Seolah-seolah upaya penanganan Covid-19 selama ini dilunturkan seketika dengan satu ungkapan tersebut.
”Bukan tidak mungkin upaya-upaya pengetatan protokol kesehatan dan vaksinasi tidak berjalan. Memang, kita tidak perlu terlalu menakut-nakuti masyarakat. Tetapi, informasi faktual harus disampaikan kepada masyarakat. Karena, selama ini dari surveilans yang dilakukan, varian baru itu memang ada,” ucap Ari.
KOMPAS/NINO CITRA ANUGRAHANTO
Seorang anak saat mengikuti vaksinasi Covid-19 di SD Negeri Kleco 1, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Selasa (21/12/2021). Vaksinasi Covid-19 terhadap anak berusia 6-11 tahun di Kota Surakarta baru diselenggarakan perdana pada hari tersebut.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan kekhawatiran serupa. Pihaknya meminta agar kondisi penularan Covid-19 yang tengah merebak tidak disepelekan. Lebih-lebih, ada varian baru yang harus disertai dengan peningkatan kewaspadaan masyarakat. Pihaknya berharap agar kepala daerah lebih memedulikan persoalan penanganan wabah.
”Saya kira harus peduli. (Tidak ada Omicron) bagaimana? Kan, angka kematian ada lagi meski tidak terlalu banyak. Rumah sakit juga mulai penuh. Jadi, semua orang harus peduli soal itu,” kata Ganjar lewat keterangan tertulis yang diterima Kompas, Rabu sore.
Kewaspadaan masyarakat terhadap penularan Covid-19 di Kabupaten Karanganyar perlu terus dijaga. Pasalnya, angka penularan masih cukup tinggi. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Karanganyar, pada 15 Februari 2022 terdapat penambahan sebanyak 123 kasus dalam sehari. Dengan penambahan tersebut, total kasus positif aktif berjumlah 968 kasus. Dalam hari itu, tercatat pula sebanyak 3 kasus meninggal dunia.
”Untuk kasus meninggal, semuanya memiliki komorbid. Dua orang memiliki komorbid berupa diabetes melitus, sedangkan satu orang lainnya kanker. Memang, penyakit penyerta yang memperparah kondisi pasien tersebut,” kata Kepala Dinas Kesehatan Karanganyar Purwanti.