logo Kompas.id
Bebas AksesMemuliakan Kopi Gayo lewat...
Iklan

Memuliakan Kopi Gayo lewat Kebudayaan

Festival Panen Kopi Gayo diharapkan dapat menjadi ajang pemasaran kopi, seni, dan budaya. Selain itu, festival ini juga menjadi wahana penguatan desa-desa budaya di Aceh Tengah.

Oleh
WISNU DEWABRATA, ZULKARNAINI
· 3 menit baca
Para pemuda menyiapkan panggung dan peralatan yang akan digunakan untuk Festival Panen Kopi Gayo di Desa Paya Tumpi Baru, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh, Jumat (24/11/2023).
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Para pemuda menyiapkan panggung dan peralatan yang akan digunakan untuk Festival Panen Kopi Gayo di Desa Paya Tumpi Baru, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh, Jumat (24/11/2023).

TAKENGON, KOMPAS — Festival Panen Kopi Gayo yang keenam digelar di Desa Paya Tumpi Baru, Kecamatan Kebayakan, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh. Festival ini menjadi sarana untuk memuliakan kopi melalui kebudayaan.

Festival Kopi Gayo tahun ini digelar pada 25-26 November 2023. Festival diisi berbagai acara pertunjukan kesenian, baik tradisional maupun modern. Pertunjukan seni tradisional yang ditampilkan, seperti Didong, Canang, dan tari Saman Pegayon. Sementara untuk pertunjukan seni modern ada Jazz Panen Kopi yang menampilkan sejumlah musisi dari Takengon, Medan, dan Yogyakarta.

”Di hari terakhir (Minggu) kami juga akan mengumumkan pemenang kompetisi seni tradisional Didong setelah para finalis tampil terlebih dulu sehari sebelumnya. Juga ada penampilan seni tradisional campuran Jawa Deli, Ketoprak Door Cipta Rukun Rahayu. Kelompok ini sudah ada sejak 20 tahun lalu dan menggunakan bahasa daerah campuran Jawa dan Gayo,” ujar penggagas acara, Hardiansyah Ay, Jumat (24/11/2023).

Dalam rangkaian ketiga Festival Panen Kopi Gayo 2023, para peserta diajak mengikuti sejumlah aktivitas di perkebunan kopi, seperti berkunjung ke kebun kopi, mengikuti ritual penanaman bibit kopi, Doa Ni Kupi, dan pemaparan sekaligus demonstrasi pengolahan kopi.

”Jadi, di lokasi akan dipertunjukkan kegiatan, mulai dari memanen kopi, menyangrai, menggiling, sampai mencicipi (cupping) kopi,” tambah Hardiansyah.

Acara ini diharapkan dapat menjadi ajang pemasaran kopi, seni, dan budaya. Selain itu, festival ini juga menjadi wahana penguatan desa-desa budaya di sana.

Tahun ini rangkaian festival digelar setiap akhir pekan sejak minggu kedua hingga keempat November 2023. Selain di Desa Paya Tumpi Baru, acara juga digelar di Desa Kelitu (11-12 November 2023) dan Desa Bukit Sama (18-19 November 2023).

Festival Panen Kopi Gayo mengambil momen panen raya kopi di perkebunan-perkebunan rakyat di Aceh Tengah. Acara ini diharapkan dapat menjadi ajang pemasaran kopi, seni, dan budaya. Selain itu, festival ini juga menjadi wahana penguatan desa-desa budaya di sana.

Iklan

Dengan digelarnya Festival Panen Kopi Gayo, orang-orang dari berbagai penjuru pun berdatangan. ”Pada 2017, ada warga negara Malaysia dan Jepang datang ke Takengon untuk mengikuti acara festival. Mereka melihat langsung ke kebun kopi dan dari sana lantas memesan secara rutin kopi Gayo,” ujar Hardiansyah.

Dengan begitu, petani dan calon konsumen bisa bertemu langsung sehingga memperpendek rantai pasar dari yang sebelumnya panjang melalui tengkulak. Di sinilah, petani bisa langsung berhubungan dengan pembeli.

Baca juga: Memperkuat Akar Budaya Osing di Kalangan Anak Muda

Anak-anak bermain di lapangan yang akan digunakan untuk Festival Panen Kopi Gayo di Desa Paya Tumpi Baru, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh, Jumat (24/11/2023). Festival yang digagas para pemuda tersebut akan digelar paa 25-26 November 2023.
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN

Anak-anak bermain di lapangan yang akan digunakan untuk Festival Panen Kopi Gayo di Desa Paya Tumpi Baru, Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, Aceh, Jumat (24/11/2023). Festival yang digagas para pemuda tersebut akan digelar paa 25-26 November 2023.

Tumbuh pesat

Dalam beberapa tahun terakhir, sektor pariwisata di Aceh Tengah tumbuh pesat. Salah satu indikator adalah jumlah pengunjung festival yang setiap tahunnya terus bertambah. Menyadari hal itu Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah menjadikan sektor wisata sebagai salah satu sektor unggulan.

Kabupaten Aceh Tengah didiami 222.673 jiwa. Mayoritas penduduk Aceh Tengah adalah suku Gayo, Aceh, dan lainnya. Dari Banda Aceh, ibu kota provinsi, dapat ditempuh melalui jalan darat sejauh 315 kilometer.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Aceh Tengah Zulkarnain menuturkan, jika dirata-rata, kini dalam sehari Aceh Tengah dikunjungi sekitar 3.000 orang. ”Umumnya wisatawan lokal, tetapi ada juga dari luar Aceh,” kata Zulkarnain.

Pada 2015, jumlah kunjungan wisatawan domestik di Aceh Tengah baru sekitar 35.000 orang. Namun, setiap tahun, kunjungannya terus bertambah. Pada 2022, Aceh Tengah dikunjungi sebanyak 158.280 orang. ”Wisatawan mancanegara masih minim. Kami akan tingkatkan lagi promosinya,” katanya.

Baca juga: Desa Garda Terdepan Pemajuan Kebudayaan

Festival Panen Kopi Gayo tahun ini didukung Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek. Festival ini dikreasi oleh Gayo Kultural Lab dan masyarakat desa setempat.

Editor:
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000