Kasus Covid-19 di Kota Bekasi Capai 790 Kasus Selama Satu Pekan
Kenaikan kasus Covid-19 di Kota Bekasi perlahan terjadi sejak 18 Januari 2022. Mereka yang positif Covid-19 kebanyakan menjalani isolasi mandiri di rumah.
Oleh
STEFANUS ATO
·2 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Kasus Covid-19 di Kota Bekasi, Jawa Barat, meningkat signifikan dan mencapai 790 kasus aktif selama satu pekan terakhir. Pemerintah Kota Bekasi belum mendeteksi adanya temuan varian baru Omicron.
Pelaksana Tugas Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, kasus Covid-19 di Kota Bekasi meningkat cukup signifikan. Kasus aktif Covid-19 hingga saat ini sudah mendekati 800 kasus.
”Tingkat keterisian rumah sakit baru 10 persen. Mereka yang positif kebanyakan menjalani isolasi mandiri,” kata Tri, Selasa (25/1/2022), di Bekasi.
Berdasarkan data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Kota Bekasi, diketahui bahwa kenaikan kasus mulai terjadi sejak 18 Januari 2022. Saat itu, jumlah kasus aktif Covid-19 di daerah itu sebanyak 203 kasus. Angka itu kemudian perlahan meningkat hingga mencapai 790 kasus pada 24 Januari 2022.
Menurut Tri, meski ada kenaikan kasus, Pemerintah Kota Bekasi sejauh ini belum mendeteksi adanya varian baru Omicron. Ada beberapa sampel yang masih dalam tahap pemeriksaan laboratorium di Jakarta.
”Mudah-mudahan hasil laboratorium segera keluar supaya kami tahu apakah ini Omicron atau tidak. Tetapi pelacakan terus kami lakukan. Pelacakan meliputi 20-30 orang yang kontak erat dengan kasus positif,” katanya.
Upaya yang dilakukan pemerintah daerah saat ini adalah mempersiapkan vaksin dalam jumlah yang cukup. Sebab, selama ini kebutuhan vaksin jenis Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna masih langka.
Peningkatan kasus Covid-19 selain di Bekasi juga muncul di Depok. Pada Senin (24/1/2022), kasus aktif terus meningkat mencapai 868 kasus dari sebelumnya 741 kasus. Dalam sehari ada penambahan kasus positif Covid-19 sebanyak 127 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati mengatakan, lonjakan kasus di Kota Depok masih perlu didalami atau dilakukan tes whole genome sequencing untuk melihat sebaran virus disebabkan oleh virus varian Delta atau varian Omicron (Kompas.id, 25/1/2022).
Pihaknya saat ini masih menunggu sampel pemeriksaan laboratorium Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan dari pusat. Meski begitu, Liziawati mengimbau warga tetap menjalankan protokol kesehatan ketat karena baik varian Delta maupun Omicron sama berbahaya. Sementara itu, pihaknya tetap memastikan upaya tracing, testing, dan treatment akan terus ditingkatkan.