Sebanyak 17 pegawai Pengadilan Negeri (PN) Depok terkonfirmasi positif Covid-19. Pelayanan PN Depok pun dihentikan sementara waktu.
Oleh
AGUIDO ADRI
·2 menit baca
DEPOK, KOMPAS – Peningkatan kasus positif Covid-19 di Kota Depok berdampak pada munculnya kluster perkantoran. Data informasi Covid-19 Kota Depok, Senin (24/1/2022), kasus aktif terus meningkat mencapai 868 kasus dari sebelumnya 741 kasus. Dalam sehari ada penambahan positif Covid-19 sebanyak 127 kasus.
Kepala Humas Pengadilan Negeri Depok Ahmad Fadil mengatakan, pada 25-31 Januari 2022, Pengadilan Negeri Depok tidak melayani pelayanan sidang karena ada 17 pegawai terkonfirmasi Covid-19. Langkah penutupan atau lockdown harus dilakukan untuk pencegahan penyebaran luas Covid-19.
”Pelayanan akan dibuka kembali pada 2 Februari. Dari temuan paparan 17 pegawai, kami sudah melakukan tes usap untuk seluruh pegawai dan upaya pelacakan kasus juga dilakukan,” ujar Fadil, Selasa (25/1/2022).
Meski diberlakukan lockdown, kata Fadil, pihaknya masih menerima Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Sementara terkait pelayanan hukum perdata dan pidana, perpanjangan penahanan, penyitaan dan penggeledahan, penerimaan surat masuk, serta persidangan dihentikan untuk sementara waktu.
Selain Pengadilan Negeri Depok, kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Depok juga ditutup selama lima hari setelah satu pegawai aparatur sipil negara (ASN) terkonfirmasi positif Covid-19. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Manto Jhorgi menuturkan, satu ASN yang positif Covid-19 itu terpapar dari suaminya yang baru pulang dari dinas luar kota.
Manto mengklarifikasi, temuan satu ASN yang positif itu belum dipastikan karena varian Omicron. Ia belum mendapatkan informasi lebih lanjut kebenaran pegawainya terpapar virus Omicron karena hasil tes usap PCR tidak menyebutkan terpapar virus varian baru itu.
Kontak erat dan tes usap sudah kami lakukan sebanyak 30 orang. Tes juga bertahap untuk seluruh pegawai.
Namun, lanjutnya, yang pasti, untuk menghindari penyebaran luas kantor Diskominfo harus ditutup dan tidak memberikan pelayanan selama lima hari.
”Kontak erat dan tes usap sudah kami lakukan sebanyak 30 orang. Tes juga bertahap untuk seluruh pegawai. Satu pegawai kami tidak ada gejala sehingga diisolasi di rumah, sementara suaminya dikarantina di fasilitas kesehatan,” ujar Manto.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok Mary Liziawati mengatakan, lonjakan kasus di Kota Depok masih perlu didalami atau dilakukan tes genome sequencing untuk melihat sebaran virus disebabkan oleh virus varian Delta atau varian Omicron.
Pihaknya saat ini masih menunggu sampel pemeriksaan laboratorium Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan dari pusat. Meski begitu, Liziawati mengimbau warga tetap menjalankan protokol kesehatan ketat karena baik varian Delta maupun Omicron sama berbahaya.
Sementara itu, pihaknya tetap memastikan upaya tracing, testing, dan treatment akan terus ditingkatkan.