Gaya Hidup Masyarakat Berubah, Peluang bagi Layanan Telemedik
Tingginya minat publik terhadap layanan kesehatan jarak jauh jadi peluang bagi penyedia jasa telemedik untuk berkembang. Inovasi dan perhatian akan kebutuhan kesehatan masyarakat pun perlu diperhatikan.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gaya hidup masyarakat yang kian akrab dengan teknologi dilihat sebagai peluang mengembangkan layanan kesehatan jarak jauh atau telemedik. Untuk itu, penting bagi penyedia jasa layanan telemedik untuk terus berinovasi, memperhatikan kebutuhan kesehatan publik, serta menjaga kepercayaan masyarakat.
CEO Halodoc Jonathan Sudharta mengatakan, beberapa tahun lalu, layanan telemedik masih diragukan sebagian masyarakat. Layanan itu, antara lain, mencakup konsultasi dokter via teks percakapan dan jasa pesan-antar obat.
Hal tersebut berubah pada 2020. Pandemi Covid-19 membatasi layanan kesehatan yang bisa diakses publik. Masyarakat pun beralih ke layanan telemedik atau telemedicine. Peningkatan pengguna telemedik sejalan dengan meningkatknya kepercayaan publik.
”Rhythm rate aplikasi kami 80 persen. Artinya, ada 80 persen pengguna yang kembali menggunakan layanan telemedik setelah mencobanya sekali. Mereka kembali lagi karena kebutuhan (layanan kesehatannya) terjawab,” kata Jonathan pada sesi wawancara terbatas secara daring, Selasa (9/3/2021).
Adapun Halodoc mencatat unduhan aplikasi telemedik itu meningkat dua kali lipat pada 2020 dibandingkan pada 2019. Saat ini ada 18 juta pengguna aktif Halodoc.
Kepercayaan publik terhadap layanan telemedik juga tampak dari peningkatan transaksi di aplikasi tersebut. Pada periode yang sama, layanan konsultasi via teks (chat) dengan dokter naik 10 kali lipat, pesan-antar produk kesehatan naik lima kali, dan layanan buat janji di rumah sakit atau laboratorium naik tiga kali.
Kementerian Komunikasi dan Informatika juga mencatat kunjungan masyarakat ke aplikasi telemedik naik 600 persen selama pandemi. Hal ini dinilai sebagai momentum mengembangkan layanan telemedik.
”Untuk itu, kepercayaan masyarakat harus dijaga. Inovasi kami ke depan akan mengikuti perkembangan permintaan pasar. Sulit untuk menebak kebutuhan kesehatan masyarakat setahun ke depan, misalnya dengan asumsi semua orang sudah divaksinasi Covid-19,” kata Jonathan.
Co-founder MyHealth Diary Herman Huang mengatakan, tingkat kunjungan (traffic) pengguna ke aplikasinya meningkat tajam saat pandemi. Peningkatan mencapai 1.000 persen dibandingkan masa sebelum pandemi. Kebanyakan pengguna mencari informasi soal Covid-19, berkonsultasi dengan dokter secara daring, dan mengakses layanan laboratorium kesehatan.
”Kami mengembangkan fitur kuesioner swaperiksa. Itu untuk menilai seberapa besar potensi pengguna terpapar Covid-19. Fitur tersebut menggunakan algoritma kecerdasan buatan dan terhubung dengan wearable pengguna,” ucap Herman. Wearable adalah gawai pemantau kesehatan serupa jam tangan.
Ia memprediksi bahwa layanan telemedik akan jadi hal biasa setelah pandemi. Inovasi kesehatan pun bakal semakin dibutuhkan. Hal ini sejalan dengan laporan Covid-19 Indonesia Consumer Pulse Survey oleh McKinsey. Laporan itu menyatakan masyarakat Indonesia ingin terus mengunakan layanan telemedik untuk kesehatan fisik (65 persen) dan jiwa (73 persen).
Herman mengatakan, pihaknya akan meluncurkan fitur untuk melacak efikasi vaksin pada April 2021. Pelacakan dengan memantau kondisi kesehatan setelah vaksinasi, seperti kadar oksigen dalam tubuh, suhu tubuh, dan detak jantung. Hal itu dipantau dari gawai wearable yang terkoneksi ke aplikasi di ponsel.
”Pelacakan efikasi vaksin juga dilakukan dengan memantau hasil uji laboratorium. Pengguna bisa mengunggah hasil uji ke aplikasi. Sistem kami akan membuat profil kesehatan dari data-data itu,” tutur Herman.
Layanan telemedik akan jadi hal biasa setelah pandemi. Inovasi kesehatan pun bakal semakin dibutuhkan.
Fitur itu diharapkan jadi dokumen virtual pengguna, misalnya bagi mereka yang akan bepergian ke dalam dan luar negeri. MyHeart Diary pun menjajaki kerja sama dengan beberapa pemerintah daerah. ”Kami masih terbuka untuk bekerja sama dengan semua pihak,” ujar Herman.
Sementara itu, penasihat Halodoc, Aldi Haryopratomo, mengatakan, Halodoc masih akan fokus ke layanan vaksinasi Covid-19. Halodoc menyediakan layanan vaksinasi tanpa turun (drive-thru) di Kemayoran, Jakarta Pusat, sejak 3 Maret 2021. Ini hasil kerja sama dengan Gojek, Rumah Sakit Hermina, Pusat Pengelola Kompleks Kemayoran, Pemprov DKI Jakarta, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dan Kementerian Kesehatan.
Kapasitas vaksinasi di Kemayoran kini mencapai 1.000 dosis per hari. Pada hari pertama pos vaksinasi beroperasi, kapasitasnya baru 500-600 dosis per hari.
Jonathan menambahkan, ia akan terus memperluas pos vaksinasi tersebut. Layanan vaksinasi tanpa turun akan diperluas ke 15 lokasi di 11 kota. Salah satu pos vaksinasi yang baru akan dibuka mulai besok di Jakarta Barat.
”Pos vaksinasi juga akan dibuka di luar Pulau Jawa. Kami sangat ingin membantu kemudahan vaksinasi dan akan mereplikasi pos ini di beberapa tempat,” kata Jonathan.
Ekosistem diperkuat
Ekosistem layanan telemedik akan diperkuat. Pemerintah sebelumnya memberi dukungan dengan memperluas akses internet ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Ada 3.126 fasilitas pelayanan kesehatan yang dihubungkan ke internet pada 2020. Hingga 1 Maret 2021 ada 13.011 fasilitas pelayanan kesehatan di seluruh Indonesia yang sudah terkoneksi internet.
Selain itu, pada Desember 2020, Aliansi Telemedik Indonesia (Atensi) menandatangani perjanjian kerja sama dengan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) untuk perkembangan industri telemedik.
Perjanjian itu mengatur kerja sama tentang perolehan data dan informasi yang terverifikasi, serta upaya advokasi tentang telemedik. Informasi itu bakal dijadikan dasar regulasi untuk perkembangan ekosistem telemedik.
”Kami siap memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan sektor telemedik yang terpadu di Indonesia. kami harap kolaborasi ini dapat jadi findasi yang mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab di sektor baru ini,” kata Ketua Umum Atensi Purnawan Junadi melalui laman Atensi.