Orangutan Termasuk Sangat Rentan Tertular Covid-19
Hasil analisis genom menunjukkan, banyak binatang sangat berpotensi tertular penyakit Covid-19, termasuk di antaranya sejumlah spesies terancam punah adalah orangutan Sumatera
Oleh
Ahmad Arif
·3 menit baca
Manusia bukan satu-satunya spesies yang menghadapi ancaman dari SARS-CoV-2, virus korona baru yang menyebabkan Covid-19. Analisis genom menunjukkan, banyak binatang sangat berpotensi tertular, termasuk di antaranya sejumlah spesies terancam punah adalah orangutan Sumatera.
Hasil kajian tentang kerentanan penularan Covid-19 pada berbagai jenis binatang ini dilakukan oleh tim peneliti internasional di Proceedings of the National Academy of Sciences pada 21 Agustus 2020. Kajian dilakukan dengan menganalisis reseptor seluler utama angiotensin converting enzyme-2 atau ACE2 pada 410 spesies vertebrata yang berbeda, termasuk burung, ikan, amfibi, reptil, dan mamalia.
Reseptor ACE2 biasanya ditemukan di berbagai jenis sel dan jaringan, termasuk sel epitel di hidung, mulut, dan paru-paru. Pada manusia, 25 asam amino dari protein ACE2 merupakan pintu masuk bagi virus untuk masuk ke dalam sel.
Para peneliti menggunakan 25 urutan asam amino dari protein ACE2 ini di berbagai fauna untuk mengevaluasi berapa banyak asam amino yang ditemukan dalam proteinnya. ”Hewan dengan 25 residu asam amino yang cocok dengan protein manusia diperkirakan berada pada risiko tertinggi untuk tertular SARS-CoV-2 melalui ACE2,” kata Joana Damas, peneliti dari University of California, yang menjadi penulis pertama kajian ini.
Risiko ini diperkirakan menurun jika residu pengikat ACE2 spesies berbeda dari manusia.
Ia menambahkan, ”Risiko ini diperkirakan menurun jika residu pengikat ACE2 spesies berbeda dari manusia.”
Hasilnya, sekitar 40 persen spesies yang berpotensi rentan tertular SARS-CoV-2 diklasifikasikan sebagai ”terancam punah” oleh Badan Dunia untuk Konservasi Alam (IUCN).
”Data tersebut memberikan titik awal yang penting untuk mengidentifikasi populasi hewan yang rentan dan terancam berisiko terhadap infeksi SARS-CoV-2,” kata Harris Lewin, ahli evolusi dan ekologi, anggota tim peneliti. ”Kami berharap ini menginspirasi praktik yang melindungi hewan dan kesehatan manusia selama pandemi.”
Terancam punah
Dalam kajian ini berhasil diidentifikasi beberapa spesies primata yang terancam punah, seperti gorila dataran rendah, orangutan Sumatera, dan siamang pipi putih, termasuk berisiko sangat tinggi tertular SARS-CoV-2.
Hewan lain yang ditandai berisiko tinggi termasuk mamalia laut, seperti paus abu-abu dan lumba-lumba hidung botol, serta hamster China. Hewan peliharaan, seperti kucing, sapi, dan domba, ditemukan memiliki risiko sedang, Sementara anjing, kuda, dan babi ditemukan memiliki risiko rendah untuk mengikat ACE2.
Dalam kasus infeksi SARS-COV-2 yang terdokumentasi pada cerpelai, kucing, anjing, hamster, singa, dan harimau, virus mungkin menggunakan reseptor ACE2 atau mereka dapat menggunakan reseptor selain ACE2 untuk mendapatkan akses ke sel inang.
Sekalipun didukung data genom, para peneliti mengingatkan, risiko sebenarnya hanya dapat dikonfirmasi dengan data eksperimen tambahan.
Kajian sebelumnya, oleh Nicola Decaro dari University of Bari juga menyebukan tingginya penularan pada anjing dan kucing di Italia. Tes usap terhadap 540 anjing dan 277 kucing di Italia bagian utara antara Maret dan Mei 2020.