Peluang cacar monyet masuk Indonesia sangat kecil. Masyarakat tak perlu panik. Penularan antarorang jarang terjadi. Hindari impor satwa primata atau rodensia dari Afrika berpotensi membawa virus cacar monyet.
Oleh
SOEHARSONO
·4 menit baca
Dalam waktu relatif berdekatan, cacar monyet dilaporkan di Inggris (CNN, 8/5/2022, Kanada (CBC News, 10/5/2022), AS (CNN, 19/5/2022), Portugal (ECDC, 19/5/2022, Italia (Reuters, 20/5/2022), Australia (Skynews, 20/5/2022), dan Spanyol (Fortune Features, 20/5/2022).
Kejadian ini menarik karena sebelumnya kasus cacar monyet (monkey pox) di luar Afrika tak beriringan. Sebagian besar kasus terinfeksi di Nigeria, lalu penyakitnya muncul di negara yang dituju. Lainnya diduga tertular antarorang di negara tertular.
Dua episentrum cacar monyet adalah Afrika Barat (Clade Afrika Barat) dan Afrika Tengah (Clade Congo Basin). Clade Congo Basin lebih ganas, menimbulkan kematian lebih banyak dibandingkan Clade Afrika Barat. Angka kematian bervariasi 3-6 persen. Cacar monyet dari Nigeria termasuk Clade Afrika Barat. Di Afrika, penularan paling sering terjadi akibat kontak langsung dengan satwa primata tertular virus cacar monyet.
Satwa primata banyak diburu, lalu dijual di pasar sebagai sumber protein hewani. Sebenarnya reservoir virus tidak pada satwa primata, tetapi hewan pengerat, seperti tikus dan tupai. Secara mengejutkan, cacar monyet pernah muncul di AS (2003, akibat impor tikus raksasa Gambia (Cricetomys gambianus) sebagai hewan kesayangan. Tikus raksasa memang jinak. Di pet-shop, tikus raksasa menggigit rodensia asli Amerika, prairie dog (anjing padang rumput/Cynomys sp). Prairie dog tak termasuk famili anjing (Canidae), tetapi hewan pengerat.
Peluang cacar monyet masuk Indonesia sangat kecil. Masyarakat tak perlu panik.
Cakaran tikus raksasa atau- pun prairie dog menyebabkan timbulnya cacar monyet pada pemilik hewan kesayangan. Dalam tempo relatif singkat 63 orang disidik, 37 orang di enam negara bagian dikonfirmasi positif, 10 orang lain diduga (suspected) tertular. Di antara yang tertular, perawat di rumah sakit. Untuk mengendalikan digunakan vaksin cacar manusia karena ada perlindungan silang (cross protection).
Sejarah
Kasus pada monyet pertama ditemukan di laboratorium primata Kopenhagen (1958). Satwa primata dipakai untuk penelitian medis. Tanda klinis pada satwa primata diawali demam, disusul munculnya benjolan berisi cairan (vesikula) tersebar di banyak tempat di kulit. Ketika vesikula pecah terlihat pengelupasan kulit, terutama di kaki, tangan, wajah. Yang mencolok ditemukan pembengkakan kelenjar limfa (lymphadenopathy) menyeluruh. Angka kematian rendah, umumnya terjadi pada anakan monyet.
Tahun 1970 ditemukan kasus cacar monyet pertama pada seorang anak laki-laki (9 tahun) di Zaire (kini Republik Demokratik Kongo/RDK). Sejak saat itu kasus cacar monyet sering ditemukan endemi pada orang di perkampungan dekat hutan di RDK. Orang bisa tertular karena kontak langsung dengan satwa primata, atau gigitan hewan pengerat (tikus, tupai) sebagai pembawa virus. Meski jarang, orang bisa juga tertular lewat kontak dengan pasien.
Tanda klinis pada orang meliputi demam, vesikula tersebar di kulit seluruh bagian tubuh, nyeri otot, nyeri punggung, pembengkakan kelenjar limfa (lymphnodes), kedinginan, dan kelelahan. Tanda klinis pada anak sangat jelas. Pada orang dewasa lebih ringan. Vaksinasi cacar manusia masa lalu memberikan sebagian perlindungan sehingga kasusnya tak berat. Yang membedakan, pada cacar manusia (variola) tak ada kebengkakan kelenjar limfa.
Di Afrika, cacar monyet tersebar sporadis di RDK, Kamerun, Nigeria, Pantai Gading, Liberia, Sierra Leon, Sudan, dan Republik Afrika Tengah.
Peluang cacar monyet masuk Indonesia sangat kecil. Masyarakat tak perlu panik. Penularan antarorang jarang terjadi. Pada 2019, seorang dari Nigeria berkunjung ke Singapura, beberapa hari kemudian didiagnosis cacar monyet. Masyarakat Singapura dan negara sekitar, termasuk Indonesia, sempat khawatir. Setelah pasien diisolasi dan diobati seperlunya, penyakit ini tak menular ke orang lain sampai si pasien sembuh dan pulang ke negaranya.
Orang Indonesia atau orang asing yang berkunjung ke negara tertular di Afrika, lalu pergi ke Indonesia, bisa membawa virus cacar monyet dalam masa inkubasi (6-13 hari), dan gejala baru muncul setelah tiba di Indonesia. Isolasi pasien dan pengobatan seperlunya akan menyembuhkan pasien. Menurut Centers for Disease Control and Prevention Atlanta, obat cidofovir bisa untuk menyembuhkan infeksi cacar monyet.
Impor satwa primata atau rodensia dari Afrika berpotensi membawa virus cacar monyet. Sebaiknya tak dilakukan. Meski cacar monyet bisa menyebar dari Afrika ke Indonesia, kita tak perlu khawatir. Deteksi dini, diikuti isolasi di rumah sakit, akan membuat pasien sembuh tanpa menulari orang lain.