logo Kompas.id
Artikel OpiniSejarah Intelijen Orde Baru
Iklan

Sejarah Intelijen Orde Baru

Pembelajaran dari kajian intelijen ini, pertama, penggunaan intelijen untuk melestarikan rezim tak selalu mendatangkan hasil positif. Kedua, ambisi pelanggengan rezim melemahkan kemampuan intelijen atas ancaman keamanan.

Oleh
ASVI WARMAN ADAM
· 4 menit baca
Mei 1970: Presiden AS Richard Nixon (kanan) menerima kunjungan Presiden RI Soeharto di AS.
DOKUMENTASI KOMPAS

Mei 1970: Presiden AS Richard Nixon (kanan) menerima kunjungan Presiden RI Soeharto di AS.

Buku Intelijen dan Kekuasaan Soeharto ( Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2022) merupakan bagian dari rangkaian kajian panjang yang telah dilakukan sejak tahun 2015 oleh Tim Kajian Keamanan Nasional, Pusat Riset Politik-Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Buku ini membahas relasi kerja intelijen dengan pasang surut kekuasaan Soeharto, masa awal, masa konsolidasi dan masa akhir Orde Baru. Bagaimana perkembangan karakter intelijen ketika Soeharto menapaki kekuasaan, saat kekuasaan sudah stabil sampai ketika dilanda tantangan demokratisasi dan krisis ekonomi. Dengan demikian, akan didapat gambaran yang komprehensif tentang dinamika intelijen dengan kekuasan di era Orde Baru.

Terdapat empat lembaga yang menjadi komunitas intelijen era Orde Baru, yang berhubungan dengan pengendalian keamanan dan ketertiban (Kopkamtib yang berubah menjadi Bakorstranas tahun 1988), intelijen militer strategis, intelijen sipil, koordinasi dan operasi (KIN yang berubah menjadi BAKIN) dan intelijen nonformal seperti Opsus, Denpintel POM, Satsus Intel, dan lain-lain.

Editor:
YOHANES KRISNAWAN
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000