Invasi dan sanksi ekonomi menciptakan dilema baik bagi Rusia dan Belarusia di satu pihak maupun AS, UE, Inggris dan Kanada di lain pihak. Tak ubahnya Prisoner’s Dillema dalam Game Theory.
Oleh
WIHANA KIRANA JAYA
·6 menit baca
Invasi Rusia ke Ukraina mengakibatkan perekonomian dunia kian dihadapkan pada ketidakpastian, terutama dengan gejolak pasar global dan lonjakan harga berbagai komoditas, mencapai rekor tertinggi baru.
Pasca-invasi Rusia, 24 Februari, ketika dunia internasional, khususnya AS, Uni Eropa (UE), Inggris, dan Kanada masih menimbang-nimbang sanksi yang akan dijatuhkan ke Rusia, termasuk sanksi ekonomi, harga-harga sejumlah komoditas penting di pasar global sudah mengalami gejolak, seperti minyak bumi, gas alam, gandum, dan pupuk akibat merebaknya ketidakpastian pasar. Komoditas-komoditas ini memang berkaitan dengan Rusia dan Belarusia, dua negara yang menjadi target sanksi. Dalam perspektif New Institutional Economics, ketidakpastian meningkatkan biaya transaksi.
Minyak mentah patokan dunia, Brent, awal Maret naik menjadi 113,94 dollar AS per barel, tertinggi sejak 2014. Harga ini naik lagi menjadi 139 dollar AS awal pekan ini, tetapi kemudian turun lagi ke level 123 dollar per barel. Harga awal tahun ini hanya 80 dollar AS dan awal Februari 92,99 dollar AS per barel.
Di Eropa, harga gas patokan Belanda naik 62 persen menjadi 135,725 euro per megawatt-hour (MWh), sehari setelah invasi. Ini kenaikan terbesar sejak 2005. Tren ini berlanjut, pada 7 Maret harga gas untuk penyerahan April menjadi 350 dollar AS (1 dollar AS=0,92 euro)/MWh, tertinggi sepanjang sejarah, berdasarkan data London's ICE Exchange.
Tren ini berlanjut, pada 7 Maret harga gas untuk penyerahan April menjadi 350 dollar AS (1 dollar AS=0,92 euro)/MWh, tertinggi sepanjang sejarah, berdasarkan data London's ICE Exchange.
Naiknya harga gas internasional memicu naiknya harga pupuk. Di Pennsylvania, AS, petani menghadapi kenaikan harga pupuk hingga 300 persen berdasarkan informasi Federal Statistics, 9 Maret. Sebelumnya, pasar pupuk global masih terpengaruh oleh kendala rantai pasok yang berlanjut akibat pandemi Covid-19. Sebagian besar harga pupuk lebih tinggi daripada 2021. Harga urea naik 91 persen, potash 100 persen, UAN32 139 persen, dan anhydrous 174 persen.
Harga batubara (kontrak Maret, 2022) sempat naik drastis ke level 271 dollar AS per metrik ton pasca-invasi dan menurun kembali, tetapi tetap pada level yang tinggi. Demikian pula harga gandum internasional mencapai rekor tertinggi dalam 14 tahun terakhir. Pada 4 Maret, Chicago Board of Trade mencatat rekor harga yang mendekati 13,50 dollar AS per bushel (sekitar 500 dollar AS per ton).
Invasi dan sanksi ekonomi menciptakan dilema baik bagi Rusia dan Belarusia di satu pihak maupun AS, UE, Inggris dan Kanada di lain pihak. Tak ubahnya Prisoner’s Dillema dalam Game Theory. Jika sanksi diberlakukan secara luas, termasuk dikeluarkannya sistem perbankan Rusia dan bank sentralnya dari SWIFT, maka Rusia/Belarusia sebagai eksportir utama minyak bumi, gas alam, gandum, pupuk, dan lainnya di dunia, akan kehilangan penerimaan ekspor yang sangat besar. Rusia juga akan kesulitan membayar utang luar negeri.
Pada awal Maret, AS dan UE telah mencoret tujuh bank utama Rusia sebagai daftar awal dari SWIFT (Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunications). Sberbank, bank terbesar Rusia, dan Gazprombank, yang biasa dipergunakan untuk menerima pembayaran ekspor gas ke Eropa, untuk sementara masih dipertahankan. Namun, kemungkinan lebih banyak lagi bank Rusia yang akan dikeluarkan dari SWIFT hingga total sekitar 25 bank.
SWIFT adalah sistem jejaring messaging berskala besar dan lintas negara yang dipergunakan bank dan institusi keuangan lainnya untuk secara cepat, akurat, serta aman mengirim dan menerima informasi, seperti instruksi transfer dana. Pada 2021, ada lebih dari 11.000 institusi anggota SWIFT dengan rerata 42 juta message per hari melalui jejaring ini.
Dari minyak bumi, nilai ekspor Rusia tercatat 72,6 miliar dollar AS atau 11 persen nilai ekspor minyak global (2020) dan 123 miliar dollar AS atau 12,5 persen nilai ekspor minyak bumi global (2019). Tahun 2021, pendapatan ekspor Rusia dari minyak dan produk-produk minyak mencapai 170 miliar dollar AS dan nilai ekspor gas alam 55 miliar dollar AS.
Sebagai eksportir utama gandum, penerimaan ekspor gandum Rusia 7,9 miliar dollar AS, 17,6 persen nilai ekspor gandum dunia (2020). Rusia juga eksportir utama pupuk dengan nilai ekspor 7,9 miliar dollar AS, atau 17,6 persen dari total nilai ekspor global (2020).
Sebaliknya, AS/UE/Inggris/Kanada akan membayar mahal untuk menutupi kekurangan suplai terutama gas dan minyak bumi dengan harga yang mungkin dua kali lipat atau lebih dari harga normal (sebelum invasi). Tak mustahil harga minyak mencapai 300 dollar AS per barel dan gas di atas 350 euro per MWh jika sanksi luas berlaku efektif.
AS dan UE importir utama minyak. Jerman, Italia, Spanyol, Perancis, Belanda, dan Inggris masuk 10 top importer minyak dunia. Ketergantungan UE pada gas Rusia cukup besar, 40 persen kebutuhan UE dipasok dari Rusia, terutama Jerman, Italia, dan Perancis yang selama ini dipasok dari jalur pipa Nord Stream 1 yang melewati wilayah Ukraina.
Akan kian berat lagi bagi Rusia jika ekspor gas ikut terhenti, baik melalui jalur pipa maupun dalam bentuk LNG.
Terhentinya pasokan gas dari Rusia ke UE bisa terjadi karena sanksi ekonomi, tetapi bisa juga karena embargo Rusia sebagai retaliasi atas sanksi terhadap Rusia. Sanksi paling awal, termasuk dibekukannya sertifikasi jalur pipa gas Nord Stream 2 oleh Jerman.
Namun, larangan impor minyak dan produk minyak dari Rusia akan menjadi pukulan berat bagi Rusia karena minyak merupakan jalur arteri ekonominya. Akan kian berat lagi bagi Rusia jika ekspor gas ikut terhenti, baik melalui jalur pipa maupun dalam bentuk LNG.
Berbagai pilihan strategi terbuka baik bagi AS/UE/Inggris/Kanada maupun Rusia/Belarusia. Pilihan strategi bagi Rusia adalah bernegosiasi dan menghentikan invasi atau tak bernegosiasi/melanjutkan invasi dan aneksasi Ukraina dan retaliasi sanksi (embargo gas).
Sebaliknya, pilihan strategi bagi AS/UE/Inggris/Kanada adalah menjatuhkan sanksi berat atau sanksi moderat. Sanksi berat termasuk mengeluarkan Rusia dari SWIFT, pembekuan aset Rusia di luar negeri, larangan total impor minyak, gas (jalur pipa dan/atau LNG), gandum, pupuk, dan komoditas lain dari Rusia, serta larangan bagi pesawat Rusia melewati ruang udara AS/UE/Inggris/Kanada. Larangan impor minyak dan produk-produk minyak dari Rusia itu saja sudah termasuk sanksi berat.
Sementara sanksi moderat mungkin hanya pembatasan tertentu impor komoditas dari Rusia (misal membatasi impor minyak dan mengurangi sepertiga impor gas dari Rusia) serta pembatasan akses SWIFT, dan seterusnya. Semua pilihan strategi ada implikasi biaya dan risiko, baik di kedua pihak.
DIDIE SW
Didie SW
Dampak ekonomi dan bisnis
Intensitas dampak terhadap ekonomi global/regional tergantung dari timing, tahapan, dan muatan sanksi ekonomi yang akan diberlakukan pada Rusia dan Belarusia. Namun, ekonomi dunia telah terdampak oleh invasi Rusia akibat ketidakpastian pasar global/regional dan naiknya harga-harga internasional dengan fluktuasi tajam serta rekor baru harga tertinggi berbagai komoditas.
Para trader internasional cenderung ragu-ragu untuk bertransaksi dengan pebisnis Rusia dan Belarusia karena khawatir kesulitan menjualnya di pasar global atau kesulitan menerima pembayaran. Terlebih jika bank sentral Rusia dan sistem perbankannya dikeluarkan dari SWIFT. Fenomena shortage of supply mulai tampak kendati belum terlampau signifikan. Ketika sanksi berlaku efektif, maka fenomena kelangkaan pasokan untuk sejumlah komoditas strategis, seperti minyak bumi, gas, batubara, pupuk, dan gandum akan menguat dan harga-harga di pasar internasional mungkin ”mengamuk” lebih kuat pula.
Bagaimana dampak ekonomi bagi Indonesia? Sebagai negara importir gandum, potash, dan ”importir neto” minyak bumi, naiknya harga-harga internasional untuk komoditas itu jelas berpengaruh. Namun, terbuka peluang untuk meningkatkan nilai dan volume ekspor gas, urea, dan amonia, bahkan batubara, setidaknya dalam jangka pendek.