Sorgum atau garai bisa jadi alternatif pengganti nasi saat Ramadhan. Pangan sehat yang pernah banyak dikonsumsi di Indonesia.
Oleh Sucipto
02 Apr 2024 07:00 WIB · Gaya Hidup
Seorang juru masak menunjukkan satu kantung plastik bahan makanan yang sepintas mirip nasi. “Ini yang disebut sorgum. Mirip nasi, ya?” kata Fauzan, juru masak itu, tersenyum.
Sorgum atau yang juga disebut gara ialah tanaman mirip jagung. Ia termasuk keluarga tanaman serealia, seperti padi, jagung, dan gandum, yang berasal dari Benua Afrika. Kandungan karbohidrat dalam biji sorgum yang cukup tinggi dapat dijadikan sebagai makanan penganti nasi atau gandum. Sorgum juga punya keunggulan bebas gluten yang baik untuk program diet.
Baca juga: Ragam Faedah dalam Kelezatan Olahan Sorgum
Rabu (27/3/2024) sore itu, Fauzan ingin memasak fried sorghum rice atau nasi goreng sorgum. Menu itu sebenarnya mirip sekali dengan nasi goreng. Bedanya, sorgum menjadi bahan utamanya.
Jenis sorgum yang Fauzan gunakan berwarna putih bersih seperti nasi. Bentuk bijinya tidak seperti nasi yang lonjong. Butir-butir sorgum lebih bulat dan kecil-kecil. Teksturnya mirip dengan nasi pera yang biasa digunakan untuk nasi goreng.
Seorang juru masak menunjukkan satu kantung plastik bahan makanan yang sepintas mirip nasi. “Ini yang disebut sorgum. Mirip nasi, ya?” kata Fauzan, juru masak itu, tersenyum.
Sorgum atau yang juga disebut gara ialah tanaman mirip jagung. Ia termasuk keluarga tanaman serealia, seperti padi, jagung, dan gandum, yang berasal dari Benua Afrika. Kandungan karbohidrat dalam biji sorgum yang cukup tinggi dapat dijadikan sebagai makanan penganti nasi atau gandum. Sorgum juga punya keunggulan bebas gluten yang baik untuk program diet.
Baca juga: Ragam Faedah dalam Kelezatan Olahan Sorgum
Rabu (27/3/2024) sore itu, Fauzan ingin memasak fried sorghum rice atau nasi goreng sorgum. Menu itu sebenarnya mirip sekali dengan nasi goreng. Bedanya, sorgum menjadi bahan utamanya.
Jenis sorgum yang Fauzan gunakan berwarna putih bersih seperti nasi. Bentuk bijinya tidak seperti nasi yang lonjong. Butir-butir sorgum lebih bulat dan kecil-kecil. Teksturnya mirip dengan nasi pera yang biasa digunakan untuk nasi goreng.
Bahkan, proses memasaknya pun sama seperti membuat nasi goreng. Mula-mula, Fauzan menuangkan sedikit minyak ke atas penggorengan. Setelah minyak panas, bumbu siap pakai dimasukkan dan ditumis sampai harum.
Beberapa saat kemudian, pria 30-an tahun itu memasukkan satu porsi sorgum ke atas penggorengan. Sorgum itu diaduk sampai bumbu melumurinya dengan rata. Fauzan kemudian menambahkan irisan daging ayam matang ke atasnya.
Baca juga: Hadapi Ancaman Krisis Pangan, Sorgum Bisa Jadi Alternatif
Tak sampai lima menit, juru masak itu langsung meletakkan hidangan di atas piring. Setelah itu, ia menambahkan beberapa taburan daun bawang dan bawang goreng.
“Jangan lupa ditambah acar dan emping,” kata dia seraya menunjukkan menu yang sudah siap disantap.
Setelah adzan maghrib berkumandang, menu nasi goreng sorgum itu langsung kami santap. Rasanya tak ada bedanya dengan nasi biasa. Sorgum meskipun teksturnya lebih kering, tetapi nyaman dikunyah.
Clean Canteen, restoran tempat kerja Fauzan, memang menawarkan menu makanan dan minuman yang sehat. Sorgum bisa menjadi pilihan pengunjung restoran jika ingin mengurangi nasi atau beralih ke bahan pangan selain nasi.
Oleh sebab itu, sorgum bisa digunakan untuk berbagai menu. Sore itu, ada tiga menu berbahan Sorgum yang disajikan. Selain nasi goreng, ada beef rendang personal atau rendang daging sapi yang disantap dengan sorgum. Rendang ini pun tak menggunakan santan, digantikan dengan susu kacang agar lebih sehat dikonsumsi.
Tidak hanya itu, sorgum pun bisa digunakan sebagai bahan pembuat kue. Salah satu yang dihidangkan sore itu adalah Japanese Pancake Sorghum atau panekuk berbahan dasar tepung sorgum.
Manajer Restoran Clean Canteen Mohammad Ridwan Darmawan (39) mengatakan, sorgum memang sengaja dipilih sebagai opsi bagi pelanggan. Menurut dia, berdasarkan banyak studi, sorgum punya nilai kalori lebih rendah dari beras.
“Per 100 gram sorgum hanya menghasilkan 77 kalori,” kata Ridwan. Jumlah itu lebih kecil dibandingkan 100 gram nasi yang mengandung 129 kalori.
Saat ini, pemerintah dan sejumlah lembaga sudah mulai membuat penelitian dan program penanaman sorgum. Selain di Nusa Tenggara Timur, sejumlah petani di Jawa Barat dan Jawa Tengah pun mulai menanam sorgum. Tujuannya, untuk mengembalikan keragaman sumber pangan lokal; agar tidak terpaku dengan nasi sebagai sumber kaborhidrat.
Tanaman ini dipilih karena biji-bijian sorgum memiliki daya tahan tinggi terhadap kelangkaan air. Selain itu, ada beberapa varietas sorgum yang toleran terhadap tanah tergenang air. Ini menunjukkan variasi adaptasi tanaman ini yang baik terhadap kondisi iklim ekstrem (Kompas.id, 12 September 2023).
Baca juga: Sorgum Tahan Iklim dan Memiliki Nutrisi Tinggi
Clean Canteen sendiri mendapat pasokan sorgum dari Jawa Tengah. Kebetulan, pemilik restoran sehat itu juga membudidayakan sorgum di sana.
Salah satu pengunjung, Mira (37), mengaku masih awam dengan sorgum. Jika ingin diet, ia selama ini hanya mengonsumsi pengganti nasi berupa sereal, roti gandum, atau haver (oat). Hampir semua bahan yang ia sebutkan itu diimpor.
“Ternyata sorgum dari dalam negeri? Sepertinya bisa nih dicoba,” katanya bersemangat.
Sebenarnya, sorgum adalah tanaman asli Afrika. Kendati demikian, keragaman jenisnya di Indonesia amat tinggi. Bahkan, Amerika Serikat yang kini menjadi produsen sorgum terbesar di dunia, pada tahun 1914 mengimpor 19 jenis benih sorgum dari Jawa (Kompas, 16 Oktober 2019).
Sorgum dan sejumlah pangan lokal yang pernah eksis itu ditinggalkan oleh masyarakat oleh kebijakan “berasisasi” era Orde Baru. Hal itu membuat keanekaragaman sumber karbohidrat di tingkat masyarakat perlahan sirna, berganti dengan nasi.
Ridwan mengatakan, bulan Ramadhan ini bisa menjadi momentum untuk beralih ke pangan lokal. Itu bisa menjadi pilihan dengan membeli produk petani lokal. Saat ini memang produk sorgum masih terbatas dan belum mudah ditemui di pasar-pasar.
Walaupun begitu, banyak kelompok tani yang sudah menjajakannya di lokapasar. Semakin banyak orang yang mengonsumsi bahan pangan alternatif itu, Ridwan berharap, sorgum bisa lebih populer.
“Itu bakal seiring dengan gaya hidup sehat juga,” katanya.
Sorgum bisa mejadi opsi saat harga sejumlah bahan pangan naik di bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran. Di sejumlah lokapasar, harga sorgum Rp 50.000 per kilogram. Jauh lebih tinggi dibandingkan beras yang saat ini ada di kisaran Rp 16.000 per kilogram. Akan tetapi, sorgum bisa terus dikembangkan dan dipasarkan supaya lebih mudah didapat di sejumlah tempat dan murah.
Baca juga: Ilmuwan membuat Sorgum yang Kaya Protein Lebih Sehat
Sorgum bisa menjadi satu pilihan pengganti nasi karena mempunyai sejumlah keunggulan. Penelitian Universitas Johannesburg, Afrika Selatan yang diterbitkan di jurnal Heliyon menemukan sorgum mengandung pati resisten, yaitu sejenis serat makanan yang menghambat pencernaan di usus kecil. Pati resisten dapat memberi efek positif pada kesehatan usus dengan mendorong pertumbuhan bakteri menguntungkan dan berkontribusi terhadap peningkatan pencernaan (Kompas, 12 September 2023).
Penelitian ini merekomendasikan masyarakat mengonsumsi sorgum dalam bentuk biji-bijian utuh. Selain lebih banyak serat, hal ini juga bermanfaat bagi usus, sistem kekebalan tubuh, dan kesehatan secara umum.
Dengan berbagai keunggulan itu, berbuka puasa dengan sorgum membuat tenang. Kita bisa tersenyum karena bahan pangan yang masuk ke tubuh kita menyehatkan. Jika Anda punya kesempatan mencoba sorgum, jangan melewatkannya. Makan dan tersenyumlah!
Rekomendasi Artikel Pilihan
Nikmati tulisan lainnya dalam rubrik Tutur Visual di bawah ini.