Lebih dari sembilan bulan pandemi Covid-19 berlangsung, keadaan ini mengubah kehidupan masyarakat. Anak-anak ikut terdampak dari krisis. Kesehatan dan pendidikan menjadi taruhan, terutama anak-anak dari keluarga rentan.
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, sekolah, dan masyarakat. Pelibatan masyarakat untuk pendidikan semakin penting untuk menjaga keberlanjutan pendidikan di masa pandemi ini.
Laporan terbaru menunjukkan, pembelajaran jarak jauh berdampak pada kehilangan belajar. Namun, siswa yang terkendala akses pembelajaran jarak jauh lebih lama kehilangan belajar daripada mereka yang tidak terkendala.
Pengasuhan anak berkebutuhan khusus yang berbasis keluarga menjadi faktor sangat penting, terutama di masa pandemi Covid-19. Pengasuhan menjadi basis tumbuh kembang anak.
Kendala akses ke teknologi digital dan jauh dari guru bisa membuat pembelajaran siswa berkebutuhan khusus terhenti di masa pandemi ini. Kerja sama guru dan orangtua penting untuk menjaga perkembangan mereka.
Banyak anak berkebutuhan khusus yang belum mendapatkan pendidikan. Selain jumlah sekolah luar biasa dan sekolah inklusi yang terbatas, masih sering muncul penolakan terhadap anak berkebutuhan khusus.
Banyak anak Indonesia belum dilibatkan dalam pengambilan keputusan saat terjadi bencana, kondisi darurat, dan pandemi. Padahal, mereka adalah kelompok rentan yang terdampak situasi tersebut.
Ketika jumlah penderita Covid-19 yang meninggal bertambah, maka bertambah pula kemungkinan anak-anak kehilangan ayah atau ibunya, bahkan keduanya. Selama pandemi ini kian banyak anak yang menjadi yatim piatu.