PLN Dorong Masyarakat Manfaatkan Kompor Induksi untuk Wisata Kuliner di NTT
PT PLN (Persero) Nusa Tenggara Timur mempromosikan kompor induksi untuk memajukan destinasi wisata kuliner dan usaha mikro, kecil, dan menengah di provinsi ini.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·3 menit baca
Ibu-ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, penerima bantuan kompor induksi dari PT PLN Atambua, sedang foto bersama di Atambua, Rabu (9/2/2022).
ATAMBUA, KOMPAS — PT PLN (Persero) mencanangkan program kompor induksi untuk wisata kuliner dan memperkuat usaha mikro, kecil, dan menengah di daerah itu. Kompor induksi dinilai lebih ramah lingkungan. Program ini bakal diperkenalkan ke seluruh kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur. Kelemahan kompor jenis ini ketika terjadi pemadaman listrik berjam-jam.
Manajer PT PLN Unit Layanan Pelanggan Atambua I Nyoman Gede Pasek Yuda Santika di Atambua, Rabu (10/2/2022), mengatakan, program kawasan kompor induksi diperkenalkan kepada semua ibu rumah tangga di Kabupaten Belu melalui tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Belu. Ini merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) PLN yang berkolaborasi dengan tim PKK.
PLN, menurut Nyoman, sedang mendorong masyarakat Belu memanfaatkan kompor induksi ini. Kompor jenis ini lebih ramah lingkungan. Karena itu, kompor jenis ini lebih diutamakan untuk wisata kuliner karena bisa bertahan memasak di luar rumah.
”Jika digunakan di dalam rumah tangga pun, dapur rumah menjadi lebih bersih sehingga indah dipandang karena tidak menghasilkan lidah api yang menyala, tetapi menggunakan energi listrik sebagai sumber panas,” ujarnya.
PLN bersama tim PKK Belu melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai keunggulan kompor induksi ini. Usia kompor ini sampai puluhan tahun, tergantung perawatan, tidak menggunakan minyak tanah atau elpiji, dan relatif lebih cepat memasak.
Ia mengatakan, kompor ini sangat membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masyarakat. Program kawasan kompor induksi ini akan ditargetkan masuk seluruh wilayah Nusa Tenggara Timur.
”Target kami ialah daerah-daerah yang menjadi tujuan wisata kuliner, sekaligus untuk mendorong pengembangan sektor pariwisata melalui makanan khas lokal,” kata Nyoman.
Kompor ini sangat tergantung pada pasokan listrik. Jika ada pemeliharaan terhadap listrik, akan disampaikan kepada konsumen sehingga bisa mengantisipasi kecuali terjadi bencana seperti Badai Seroja 2021.
Target kami ialah daerah-daerah yang menjadi tujuan wisata kuliner, sekaligus untuk mendorong pengembangan sektor pariwisata melalui makanan khas lokal.
Pemberian kompor induksi ini juga berlangsung bagi kelompok ibu-ibu PKK di Kalabahi, Kabupaten Alor. Tahap pertama diberikan kepada 30 anggota PKK. Sebelumnya, kompor induksi ini juga telah diperkenalkan kepada warga kurang mampu di Sikka dan Ende. Kompor ini diprioritaskan bagi pegiat wisata kuliner di daerah-daerah itu.
Harga kompor induksi berkisar Rp 500.000-Rp 1 juta per unit, tetapi untuk peluncuran perdana di Belu, kompor dibagikan secara cuma-cuma kepada anggota PKK sebanyak 40 unit. ”Kami kerja sama dengan pihak ketiga dalam pengadaan kompor ini,” katanya.
Ketua Penggerak PKK Kabupaten Belu Freny Indriani Yanuarika menyampaikan apresiasi kepada PLN Atambua yang telah meluncurkan program ini di Kabupaten Belu. Ke depan, kompor ini akan disubsidi pemkab sehingga memudahkan ibu-ibu PKK di desa-desa mendapatkan kompor yang ramah lingkungan.
Arsyah Bahweras, salah satu pelaku UMKM penerima bantuan kompor induksi di Kalabahi, Alor, mengucapkan terima kasih kepada PLN atas program kompor induksi ini. Ia menilai, pemakaian kompor ini jauh lebih efisien dan efektif. ”Dibanding dengan kompor minyak tanah, alat ini lebih cepat masak,” katanya.
Selma Wole (53), warga Kelurahan Liliba Kota Kupang, mengatakan, kompor induksi memiliki kelemahan yang sulit diatasi ibu rumah tangga saat listrik padam. Jika ada kompor induksi di rumah pun, para ibu rumah tangga tetap mempunyai kompor minyak tanah atau elpiji.
”Tetapi, kompor induksi ini punya keunggulan, yakni dapat digunakan di alam terbuka, tanpa butuh ruangan tertutup. Jika terjadi angin kencang pun, api tidak terganggu. Jika menggunakan kompor api yang menyala, ada angin kencang, pasti mati. Setiap alat memasak ini ada kekurangan dan kelebihannya,” kata Selma.