Menteri Koordinator Polhukam Mahfud MD berkomitmen meningkatkan intensitas patroli di kawasan Laut Natuna. Namun, operasional Badan Keamanan Laut dinilai masih belum efektif jalankan operasinya.
Oleh
SAN, NDU dan EDN
·3 menit baca
Menko Polhukam Mahfud MD berkomitmen meningkatkan intensitas patroli di kawasan Laut Natuna. Namun, operasional Badan Keamanan Laut dinilai masih belum efektif.
NATUNA, KOMPAS - Untuk menjaga hak berdaulat di kawasan Laut Natuna Utara, pemerintah berkomitmen meningkatkan patroli pengamanan laut di perbatasan dan tak akan mengurangi intensitasnya. Peningkatan patroli melibatkan kementerian dan lembaga terkait.
”Secara umum kondisi Laut Natuna Utara aman. Kapal China sudah di luar ZEE (zona ekonomi eksklusif), artinya sudah di luar Natuna. Mudah-mudahan terus aman. Kita akan terus tingkatkan intensitas patroli,” ujar Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD di sela-sela kunjungan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (15/1/2020).
”Secara umum kondisi Laut Natuna Utara aman. Kapal China sudah di luar ZEE (zona ekonomi eksklusif), artinya sudah di luar Natuna. Mudah-mudahan terus aman. Kita akan terus tingkatkan intensitas patroli”
Di Jakarta, Staf Ahli Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana Pertama Suradi Agung Slamet menilai, Badan Keamanan Laut (Bakamla) masih belum efektif menjalankan fungsi penegakan hukum di perairan Indonesia. Karena itu, Suradi menilai perlu peningkatan anggaran dan kemampuan personel Bakamla.
Pernyataan tersebut diungkapkan Suradi saat sidang promosi doktor di Program Pascasarjana Institut Pemerintahan Dalam Negeri, dengan disertasi ”Efektivitas Bakamla Melaksanakan Fungsi Penegakan Hukum di Perairan Laut Indonesia”.
Dari sisi jumlah kapal, Suradi mengatakan, Bakamla hanya punya 25 kapal yang tidak semuanya bisa dipakai. Padahal, kebutuhan kapal untuk penegakan hukum sebanyak 255 kapal. Untuk mengatasinya, butuh kerja sama lintas instansi.
Dari sisi anggaran, kata Suradi, alokasi untuk Bakamla juga menurun. Kinerja Bakamla saat ini dinilainya hanya 60 persen. Akibatnya, kontribusi penegakan hukumnya hanya 8,41 persen, atau 27 perkara. ”Salah satunya karena Bakamla hanya punya 9,80 persen dari total kebutuhan kapal,” ujar mantan kepala Biro Umum Bakamla itu.
Pertegas komitmen
Kemarin, selain ikut memantau situasi di Selat Lampa, Kabupaten Natuna, menggunakan KRI Semarang-594, Mahfud juga mengecek kesiapan kapal patroli TNI Angkatan Laut, Bakamla, dan Polri yang bertugas di perbatasan Natuna.
Bahkan, Mahfud juga memimpin rapat koordinasi, yang antara lain diikuti Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo, Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto, Plt Gubernur Riau Isdianto, dan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I Laksamana Madya Yudo Margono.
Seusai rapat, Mahfud menegaskan, kehadirannya di Natuna untuk mempertegas komitmen Presiden Joko Widodo yang sebelumnya mengunjungi Natuna untuk menjaga hak berdaulat Indonesia di Natuna. Menurut dia, kawasan ZEE Indonesia di Natuna pada Rabu lalu bebas dari kapal penjaga pantai dan nelayan China.
"Strategi pengamanan di Natuna mengedepankan penguatan koordinasi di antara tujuh kementerian/lembaga yang berwenang dalam pengamanan laut. Hal itu dimaksudkan juga untuk mengoptimalkan dan mengefektifkan patroli di kawasan perbatasan"
Peningkatan patroli, tambah Mahfud, tak hanya lewat jalur laut, tetapi juga udara. Ia menekankan, strategi pengamanan di Natuna mengedepankan penguatan koordinasi di antara tujuh kementerian/lembaga yang berwenang dalam pengamanan laut. Hal itu dimaksudkan untuk mengoptimalkan dan mengefektifkan patroli di kawasan perbatasan.
Hal senada diungkapkan Yudo. Kapal penjaga pantai China disebutnya berada di luar atau sekitar 400 mil dari batas terluar ZEE di Laut Natuna Utara. ”Mereka jauh di luar radar pengawasan kita, tetapi patroli akan terus dilakukan tanpa batas waktu,” ucap Yudo.
Terkait ekonomi Natuna, tambah Mahfud, program pengelolaan wilayah perairan Natuna terus ditingkatkan dengan melihat kebutuhan masyarakat lokal. Edhy juga mengatakan, Kementerian Kelautan dan Perikanan akan terus mengoptimalkan bantuan ke nelayan Natuna.