Tanpa Pasokan Air dan Listrik, Warga Kompleks Green Garden Masih Terjebak Banjir
Sebagian besar warga yang tinggal di kompleks perumahan di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, seperti Green Garden, masih terjebak di rumahnya akibat akses masuk perumahan masih tergenang banjir hingga 1 meter lebih.
Oleh
Ayu Pratiwi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebagian besar warga yang tinggal di kompleks perumahan di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, seperti Green Garden, masih terjebak di rumahnya akibat akses masuk perumahan masih tergenang banjir hingga ketinggian lebih dari 1 meter. Beberapa di antara mereka, termasuk warga lanjut usia dan bayi, telah kehabisan stok makanan dan minuman.
Sebagian warga juga tidak mendapat akses jaringan telekomunikasi, listrik, dan air bersih sejak banjir melanda Ibu Kota dan sekitarnya pada Rabu (1/1/2020).
Berdasarkan pantauan Kompas, Kamis (2/1/2020) siang, banjir mulai terpantau dari perempatan Jalan Panjang dan Jalan Kedoya Raya, Jakarta Barat. Menuju ke arah utara hingga Jalan Daan Mogot, ketinggian banjir semakin tinggi hingga lebih dari 1 meter. Warga hanya bisa melintasi banjir dengan jalan kaki. Tidak ada kendaraan yang bisa melintasi, kecuali truk besar atau perahu.
Selain di jalan besar, banjir meluas hingga mencapai kompleks perumahan yang berada di sekitar kawasan itu, seperti kompleks perumahan Green Garden dan Taman Ratu Indah. Jalan di kompleks perumahan itu juga tergenang air hingga lebih dari 1 meter. Hampir semua kendaraan pribadi tergenang dalam banjir. Dibandingkan dengan kemarin, ketinggian banjir tidak banyak surut hingga Kamis siang hari ini.
Beberapa warga yang dievakuasi pada hari Kamis ini jalan kaki hingga jalan besar atau dibantu menggunakan perahu atau truk yang disediakan secara sukarela oleh warga, perusahaan, atau pemerintah. Adrian, warga Taman Ratu Indah, misalnya, membantu warga mengungsi dengan truk miliknya, beserta bantuan dari anggota Polres Jakarta Barat dan warga lainnya. Truknya yang merupakan Mercedes Unimog bisa tahan air hingga ketinggian 1,70 meter.
Bagi Angel (29), warga kompleks perumahan Green Garden, beserta keluarganya, evakuasi sulit dilakukan karena jumlah perahu yang tersedia terlalu sedikit dibandingkan dengan jumlah warga yang tinggal di sana. Ada pula salah satu anggota keluarganya yang lanjut usia dan harus digendong untuk jalan.
Mereka berhasil dievakuasi pada Kamis ini dengan perahu penolong atau lifeboat yang disediakan perusahaan tempat salah satu anggota keluarga bekerja. Mereka kemudian naik truk yang disediakan Adrian hingga mencapai jalan besar. Angel beserta keluarga berencana mengungsi ke rumah saudaranya hingga banjir surut.
”Cari tim evakuasi susah. Perahu (lifeboat) yang ada sedikit banget dan warga yang memerlukan banyak banget,” kata Angel. Tetangganya yang masih terjebak dalam rumah, termasuk warga lansia dan bayi.
Sejak Rabu, banjir masuk ke dalam rumah Angel hingga mencapai paha orang dewasa. Air bersih dan jaringan telekomunikasi juga terputus sejak kemarin. Stok makanan dan minuman juga habis. Apalagi, peralatan di dalam dapur, seperti lemari es dan kompor, tidak dapat digunakan.
Sementara itu, warga lain yang lebih beruntung dan sudah mengumpulkan cukup banyak makanan dan minuman memutuskan untuk tetap di rumahnya sambil berharap banjir bisa surut secepat mungkin. Keluarga Melinda (25) yang juga tinggal di Green Garden masih berada di rumah mereka dan belum ada rencana untuk mengungsi meskipun tidak ada listrik, pasokan air bersih, dan jaringan telekomunikasi.
”Kami sudah biasa nyetokin banyak makanan dan minuman. Makan seadanya saja,” ucap Melinda.
Ia beserta keluarga tidak bisa mandi sejak Rabu. Untuk buang air kecil dan besar, mereka menggunakan air hujan yang sudah dikumpulkan. Di antara keluarganya, hanya Melinda yang terpaksa mengungsi ke rumah temannya di Grogol, Jakarta Barat, karena harus bekerja.
Bagi warga lain yang masih terjebak di rumah, mencari makanan dan minuman juga tidak mudah. Restoran dan supermarket di kawasan itu ditutup karena tergenang banjir.
Tiro, pekerja rumah tangga, mengaku jalan kaki dalam genangan banjir selama beberapa jam sebelum akhirnya berhasil menemukan supermarket yang masih dibuka dan masih tersedia makanan dan minuman.
”Pegal juga dari tadi main sama arus banjir. Makanan dan minuman di rumah sudah habis, jadi saya harus cari ke luar,” ucap Tiro.
Bagi semua warga yang diwawancara itu, tidak ada yang menyangka bahwa hujan deras yang terjadi menjelang dan beberapa jam setelah malam pergantian Tahun Baru itu bakal mengakibatkan banjir separah itu. Mereka juga tidak mendapatkan kabar atau peringatan adanya banjir.
”Hujan memang deras banget saat malam Tahun Baru, tetapi enggak kira bakal banjir. Saya bangun pukul 07.00 tiba-tiba banjir sudah tinggi,” kata Melinda.