Saat menerima curah hujan tinggi sepanjang Selasa (31/12/2019) hingga Rabu (1/1/2020), jumlah titik banjir di DKI mencapai 400 titik, 19.079 orang mengungsi, setidaknya empat orang tewas, dan transportasi terganggu.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jakarta belum siap menghadapi curah hujan ekstrem yang dibarengi kenaikan muka air laut. Saat menerima curah hujan tinggi sepanjang Selasa (31/12/2019) hingga Rabu (1/1/2020), jumlah titik banjir di DKI Jakarta mencapai 400 titik, 19.079 orang mengungsi, setidaknya empat orang tewas, dan transportasi terganggu karena banyak ruas jalan tergenang. Padahal, curah hujan ekstrem diperkirakan masih akan berlangsung setidaknya sepekan mendatang dengan puncak musim hujan pada Februari dan Maret.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Mordano mengatakan, curah hujan yang berlangsung dari malam hingga dini hari mencapai lebih dari 300 milimeter (mm) dari curah hujan normal sekitar 50 mm. Di daerah Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, curah hujan mencapai rekor tertinggi, yaitu 377 mm, di sekitar Taman Mini Indonesia Indah mencapai 350 mm, dan di Jati Asih mencapai 270 mm.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta dan sebenarnya sudah ada langkah-langkah kesiapsiagaan, tetapi karena mulai tadi malam sampai dengan dini hari, curah hujan sangat lebat, mencapai lebih dari 300 mm,” katanya di Lapangan Monumen Nasional seusai meninjau bencana banjir Jakarta dengan helikopter, Rabu (1/1/2020) sore.
Sementara itu, menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), permukaan air laut berada di ketinggian 187 sentimeter (cm), padahal kondisi normalnya di bawah 160 cm.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang juga memantau banjir sepanjang Rabu, mengatakan, ketinggian air muka air laut perlu menjadi perhatian dalam menghadapi banjir. Hal itu disebabkan di beberapa hilir sungai di DKI Jakarta, ketinggian air bisa lebih rendah hingga tiga meter dari muka air laut.
”Saat muka air laut turun, diharapkan air dari muara bisa mengalir keluar sehingga banjir surut lebih cepat,” katanya.
Selama Rabu terdapat 400 titik genangan di Jakarta. Dari pantauan udara, Anies mengatakan, banyak titik banjir terdapat di aliran Kali Grogol dan Kali Pesanggrahan.
Jumlah pengungsi terbanyak berada di Jakarta Timur sebanyak 9.248 orang, 5.080 orang di Jakarta Selatan, 3.550 orang di Jakarta Barat, 888 orang di Jakarta Utara, dan 310 orang di Jakarta Pusat.
Sementara korban tewas terdata empat orang, baik karena terkena setrum maupun terbawa air. Masing-masing satu di Jakarta Pusat karena tersetrum aliran listrik di tengah genangan, dua di Jakarta Timur, dan satu di Jakarta Selatan.
Anies mengatakan, saat ini jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkosentrasi pada korban banjir dan kawasan yang terdampak. Ia memastikan seluruh jajarannya siap mengantisipasi korban dengan personel sebanyak 120.000 petugas yang dikerahkan untuk bekerja di semua kawasan yang saat ini mengalami banjir.
”Semua sudah disiapkan, keselamatan yang pertama. Tempat tinggal sementara, pengungsian, makanan, obat-obatan, dan tenaga medis semua sudah siap,” katanya.
Pada sore hari, Jakarta masih mengantisipasi air kiriman di sepanjang Kali Ciliwung. Banjir kiriman ini diperkirakan akan datang Rabu sekitar pukul 18.00. Hal ini disebabkan permukaan air di pintu air Katulampa menunjukkan angka yang cukup tinggi. Anies menyatakan seluruh jajaran sudah bersiap di sepanjang aliran Ciliwung guna membantu dampak banjir kiriman tersebut.
Antisipasi untuk puncak curah hujan pada Februari dan Maret, Anies mengatakan, pihaknya akan duduk bersama dengan seluruh pihak terkait untuk melakukan evaluasi dan membicarakan langkah evaluasi.
Silang pendapat
Anies bersilang pendapat dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengenai kunci mengantisipasi banjir secara permanen.
Basuki mengatakan, kunci untuk mengatasi banjir Jakarta secara permanen adalah dengan normalisasi kali. Hal ini ia simpulkan setelah memantau banjir dari helikopter. Di seluruh aliran Ciliwung yang sudah dinormalisasi sepanjang 16 kilometer (km) dari total panjang 33 km terlihat tak mengalami luapan.
Sementara itu, bagian yang belum dinormalisasi masih meluap. Lebar Kali Ciliwung perlu ditambah. Bahkan, saat ini sudah ada rumah di palung sungai.
Di Kali Pesanggrahan, perlu penyelesaian sodetan sampai Kanal Timur. Saat ini dari 1,2 km total panjang, 600 meter sudah dikerjakan. ”Kami menunggu kesepakatan dengan masyarakat untuk pembebasan lahannya. Alhamdulillah, menurut Gubernur DKI, tadi masyarakat sudah diajak diskusi dan mudah-mudahan bisa menerima dan segera bisa kami tangani,” katanya.
Untuk Bendungan Ciawi dan Sukamahi, pembebasan lahan sudah hampir 95 persen dan pada 2020 ini ditargetkan selesai.
”Mudah-mudahan, langkah normalisasi dan pembangunan bendungan itu meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi musim hujan. Tanpa langkah-langkah itu, kita pasti akan terus menghadapi masalah yang berulang seperti sekarang ini,” katanya.
Sementara, menurut Anies, kunci dari penanganan banjir Jakarta adalah pengendalian air dari kawasan selatan atau di kawasan hulu. Selama tidak ada penanganan di bagian hulu, langkah apa pun yang dilakukan di wilayah pesisir, termasuk Jakarta, selebar apa pun sungainya, tidak akan mampu menuntaskan masalah banjir.
”Kita sudah saksikan pada bulan Maret lalu, Kampung Melayu yang sudah dilakukan normalisasi terhadap Kali Ciliwung juga mengalami banjir cukup ekstrem,” katanya di hadapan Basuki.
Namun, Anies juga mengapresiasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang sudah membangun dua bendungan di kawasan selatan, yaitu Ciawi dan Sukamahi.
Kendati berbeda pendapat, baik Basuki maupun Anies menyatakan bersedia duduk bersama untuk memastikan rencana induk penyelesaian banjir jangka panjang sinkron.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab mengatakan, potensi hujan sedang hingga lebat masih ada. Ia mengingatkan, Jabodetabek masih di awal musim hujan dengan puncak diperkirakan pada Februari dan Maret.
Selain itu, potensi air pasang laut juga masih tinggi. Pontesi laut pasang terdekat pada 5 dan 6 Januari perlu diwaspadai.