Perbaikan Jalur Sepeda Kawasan Senayan Topang Ekosistem Skuter Listrik
Pemprov DKI Jakarta dan Grab Indonesia berkomitmen membenahi ekosistem jalur sepeda dan skuter listrik secara bertahap. November ini, kolaborasi dimulai dengan perbaikan jalur sepeda sepanjang 6 km di kawasan Senayan.
Oleh
ayu pratiwi
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Grab Indonesia berkomitmen membenahi ekosistem jalur sepeda dan skuter listrik secara bertahap. Pada November tahun ini, keduanya berkolaborasi memperbaiki jalur sepeda sepanjang 6 kilometer di sekitar Senayan dan Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
Selama ini, sebagian trotoar di kawasan itu belum dicat dengan marka pembatas jalur sepeda sehingga pemisah antara jalur pejalan kaki dan jalur pesepeda tidak jelas. Hal itu menyebabkan masyarakat pengguna kebingungan menggunakan jalur yang dikhususkan bagi sepeda, skuter listrik, dan pejalan kaki.
Head of Public Affairs Grab Indonesia Tri Sukma Anreianno, Senin (18/11/2019), mengatakan, Grab dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta bekerja sama menciptakan ekosistem alat mobilitas pribadi ramah lingkungan yang aman bagi semua pengguna. Alat mobilitas pribadi itu antara lain sepeda, skuter listrik, skateboard, dan sepatu roda.
”Kita juga akan meningkatkan mutu jalur sepeda sehingga dapat menjadi jalur yang mendukung penggunaan alat mobilitas pribadi bagi masyarakat,” kata Tri dalam konferensi pers di Jakarta.
Untuk itu, Grab Indonesia akan meningkatkan kualitas jalur sepeda tersebut mulai November 2019. Tujuannya adalah agar menjadi jalur yang mendukung penggunaan alat mobilitas pribadi bagi masyarakat yang teratur dan aman.
Sejak layanan sewa skuter listrik GrabWheels diluncurkan tahun ini, penggunaan skuter listrik di kawasan Senayan, Stadion Gelora Bung Karno, serta lokasi lain di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat semakin meningkat. Pada malam hari, beberapa titik trotoar dan kawasan rekreasi tersebut diramaikan dengan anak muda yang bermain dengan skuter listrik.
Mereka menggunakan moda transportasi baru itu sebagai alat hiburan yang memberikan sensasi baru dan seru saat jalan-jalan. Namun, di sejumlah tempat, ekosistem pendukungnya belum memadai.
Kabar duka meninggalnya dua pengguna skuter listrik pada pekan lalu di kawasan Senayan karena kecelakaan lalu lintas memantik pemerintah dan operator skuter listrik untuk menciptakan ekosistem alat mobilitas pribadi yang aman dan selamat. Masyarakat juga akan diedukasi cara mengendarai alat itu secara aman dan bertanggung jawab. Jalur sepeda juga akan terus diperluas dan diperbaiki.
Pekan lalu, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo mengemukakan, skuter listrik hanya diperbolehkan melaju di jalur sepeda dan dilarang di atas trotoar. Moda ramah lingkungan itu juga dilarang digunakan di jembatan penyeberangan orang (JPO) dan pada saat hari bebas kendaraan (CFD) digelar.
Skuter listrik hanya boleh melintasi di atas trotoar saat trotoar itu cukup lebar dan memiliki jalur sepeda, seperti di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dan seputar kawasan Gelora Bung Karno.
”Skuter listrik juga diperbolehkan di dalam kawasan rekreasi yang sudah memberikan izin, seperti di kompleks Stadion Gelora Bung Karno,” lanjutnya.
Daya dukung transportasi
Kepala Seksi Pembangunan dan Peningkatan Kelengkapan Prasarana Jalan Dinas Bina Marga DKI Jakarta Ricky Janus menjelaskan, secara struktural, jalur sepeda itu sudah disiapkan, tetapi tidak terlihat secara visual. Hal ini membuat masyarakat pengguna kebingungan.
Jalur itu nanti akan diperjelas dengan marka atau pot pembatas. ”Pemisah jalur itu akan dilakukan dengan mengecat marka pembatas jalur atau menempatkan pembatas jalur berupa semacam pot di atas trotoar,” ujarnya.
Selain perbaikan jalur sepeda di seputar kawasan Senayan dan Gelora Bung Karno, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga berupaya membangun 63 kilometer jalur sepeda di Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Pusat.
Pada 2020, ada 200 kilometer jalur sepeda yang direncanakan dengan anggaran Rp 62 miliar. Secara total, ada 500 kilometer jalur sepeda yang direncanakan hingga tahun 2030. Jika terwujud, panjang jalur sepeda ini akan melampaui panjang jalur sepeda di kota Bogota, Kolombia, yang saat ini lebih dari 360 kilometer.
Tri meyakini, ke depan, skuter listrik dapat mendukung pembangunan sistem transportasi di Jakarta yang cerdas dan ramah lingkungan. Skuter listrik dapat membantu warga menjangkau tempat pemberhentian transportasi umum atau menjalankan perjalanan jarak pendek lainnya.
Skuter listrik dapat membantu warga menjangkau tempat pemberhentian transportasi umum atau menjalankan perjalanan jarak pendek lainnya.
Moda transportasi baru yang tidak menghasilkan polusi udara itu juga sesuai dengan Instruksi Gubernur Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara.
”Hidup berevolusi sesuai jalannya teknologi. Tapi, ini hanya bisa jalan secara baik apabila dilakukan secara bersama-sama, antara sektor swasta dan pemerintah, untuk menciptakan lingkungan yang memungkinkan warga mengakses teknologi baru secara aman dan bertanggung jawab,” katanyaa.