Industri kecil dan menengah dituntut memanfaatkan teknologi digital agar bisa bersaing di era industri 4.0. Selain meningkatkan produktivitas dan efisiensi, teknologi digital juga berpotensi memperluas pasar.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·2 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Industri kecil dan menengah dituntut memanfaatkan teknologi digital agar bisa bersaing di era industri 4.0. Selain meningkatkan produktivitas dan efisiensi, teknologi digital berpotensi memperluas pasar.
Presiden Direktur PT Astra Mitra Ventura Jefri R Sirait dalam Astraventure Day 2019 Talkshow and Exhibition di Bekasi, Jawa Barat, Senin (11/11/2019), menyatakan, tantangan industri saat ini sangat beragam, mulai dari upah yang naik hingga perkembangan industri.
Tuntutan upah yang murah telah membuat sebagian pengusaha merelokasi pabriknya ke tempat dengan standar upah lebih rendah. Namun, ada pelaku industri yang lebih memilih menerapkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dibandingkan dengan merelokasi pabrik.
Terkait kebijakan pengembangan kendaraan listrik, sebagian produsen komponen mobil khawatir, terutama karena kebutuhan komponen jauh berkurang. Menurut Jefri, berkaca dari perkembangan industri 1.0 sampai 4.0, selalu ada substitusi dari yang lama ke yang baru.
”Tapi bukan hanya soal teknologi. Bicara mengenai sistem juga mengenai regulasi. Single submission di pusat hanya satu, tetapi bagaimana dengan di daerah, apakah terjadi tumpang tindih regulasi,” ujar Jefri.
Bagi Astra Ventura, pihaknya tidak hanya memikirkan menyalurkan pembiayaan, tetapi juga melakukan pendampingan, termasuk menghubungkan dengan pasar. Hingga saat ini, Astra Ventura telah menyalurkan dana sampai Rp 1,42 triliun. Sampai Oktober 2019, Astra Ventura telah membiayai 485 pasangan usaha yang 75 persennya terkait dengan sektor otomotif.
Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Kimia, Farmasi, Tekstil, Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian Sony Sulaksono mengatakan, penerapan teknologi digital dalam manajemen akan membantu pengambilan keputusan lebih cepat, semisal terkait mesin atau manajerial. Selain itu, IKM juga perlu memanfaatkan metode pencetakan tiga dimensi (3D).
”Fleksibel, konektivitas, dan smart. Ketiga ini akan menjadi megatren dan penerapannya tidak harus beli baru karena hanya mengganti 40 persen sampai 50 persen. Jadi, dapatkan data dan manfaatkan konektivitas,” kata Sonny.
Presiden Direktur PT Ito Seisakusho Armada, Joko Budiyono, berpandangan, pelaku industri selalu akan berpikir untuk mengembangkan industrinya. Dalam kerangka kompetisi, mereka mesti meningkatkan kualitas produk melalui teknologi, operasi yang sederhana, dan pengembangan sumber daya manusia.
Presiden Komisaris Astra Ventura Suparno Djasmin mengatakan, Astra Ventura tidak hanya menyalurkan pembiayaan, tetapi juga pembinaan. Saat ini pembinaan tersebut mengarah ke pemanfaatan teknologi digital untuk memperluas pasar. Dengan demikian, IKM dapat ikut berperan dalam proses industrialisasi di Indonesia.